Télécharger l’application
30.7% My New Neighbour / Chapter 78: Tanda Cinta Shina dan Aris

Chapitre 78: Tanda Cinta Shina dan Aris

Pagi hari diapartemen Aris dan Shina

Saat itu dikamar Rani, terlihat pemandangan yang tidak biasa disana, dimana Shina, Rani, dan Aris, mereka bertiga tidur bersama diatas satu kasur dengan posisi Rani yang berada ditengah diantara Shina dan Aris. Sebenarnya Shina dan Aris sedikit merasa kecewa karena seharusnya malam itu menjadi momen romantis bagi mereka berdua, yang untuk pertama kalinya benar-benar sebagai pasangan suami istri. Akan tetapi, karena gangguan dari Rani dan kebohongan Shina mengenai "nyamuk besar"-nya itu, sehingga menyebabkan mereka tidak bisa menghabiskan malam bersama mereka.

Saat itu, terlihat Aris telah bangun lebih dulu. Dia kemudian terduduk sebentar diatas kasur, untuk melihat momen kebersamaan keluarganya itu sambil tersenyum. Untuk pertama kalinya, dia merasa bahwa kehidupan rumah tangganya kini benar-benar terasa nyata dengan pemandangan yang dilihatnya itu.

Aris kemudian bangkit dari kasur dan berjalan ke sisi kasur tempat Shina tertidur. Dia terlihat merapikan selimut untuk menutupi badan Shina hingga sesaat mengusap lembut rambutnya kemudiam mengecup keningnya, sebelum akhirnya dia keluar kamar dan mempersiapkan sarapan untuk mereka bertiga.

Ketika Aris sedang memasak, Shina yang berada didalam kamar tiba-tiba terbangun. Dia terkejut melihat Aris ternyata sudah bangun lebih dulu dari dirinya. Dengan segera dia bangun sambil mengutuk dirinya sendiri, karena telat bangun saat itu.. Kemudian dia pun bergegas pergi ke dapur.

"Aris, kenapa kau tidak membangunkanku tadi?" ucap Shina tidak senang sambil melihat ke arahnya

"Sudah sini, biar aku yang lanjutkan. Kau tunggu saja sana di meja makan." lanjut Shina berkata sambil mengambil spatula dari tangan Aris

Saat itu, Aris terlihat tersenyum. Kemudian dia berkata,

"Kau pasti belum cuci muka.." ucap Aris tiba-tiba yang membuat Shina malu

"Sudah bersihkan saja dirimu dulu.. Lagipula, nasi gorengnya juga sudah matang. Hanya tinggal memasak telor mata sapinya saja untuk kita masing-masing." lanjut Aris berkata

"Kalau begitu biarkan aku yang memasak telur mata sapinya.. Kau bereskan saja nasi gorengnya, taruh dipiring, kemudian tunggu di meja makan bersama Rani. Biarkan aku yang urus sisanya disini.." balas Shina

"Baik Nyonya.." jawab Aris sambil meledek

"Kok Nyonya?" respon Shina tidak senang sambil menatap Aris

"Terus..?" ucap Aris

"Kau kurang menambahkan kata Aris dibelakang Nyonya tersebut." jawab Shina sambil malu-malu

"Ohh.." ekspresi Aris terlihat senang

Kemudian sambil mendekat ke arah Shina

"Tapi ngomong-ngomong Nyonya Aris, semalam.. kau tidak melakukan apapun tugasmu sebagai seorang istri padanya.." bisik Aris ditelinga Shina

Mendengar hal itu, Shina menjadi benar-benar malu, bahkan mukanya bersemu merah seketika. Hingga kemudian dia

*Cup (mengecup singkat bibir Aris)

"Sudah kan? Anggap saja itu sebagai penebus dari kewajiban tadi malam yang seharusnya kulakukan.." lanjut Shina

Kemudian Shina terlihat terburu-buru pergi ke kamar mandi untuk menutupi rasa malunya itu.

Sementara Aris,

"Ternyata benar, Shina itu manis sekali kalau sedang salah tingkah dan malu-malu seperti itu.." ucap Aris tersenyum

Beberapa saat setelah Shina telah membuat telur mata sapinya.

"Maaf, karena aku baru belajar.. jadi bentuknya seperti itu." ucap Shina malu pada Rani dan juga Aris

Saat itu, telur mata sapinya gosong terutama pada bagian belakang. Belum lagi bentuknya yang tidak beraturan, karena terlihat Shina kesusahan saat mengangkat telurnya tadi dari wajan.

"Tidak apa-apa, lagi pula aku juga kurang suka yang setengah matang. Lebih baik yang seperti ini, bahkan ini terlalu matang hingga bisa berubah warnanya menjadi hitam." ledek Aris sambil mengangkat satu telur tadi menggunakan garpu ke piringnya

Shina yang malu mendengar ucapan Aris kemudian

"Eheemm.. Kalau kalian memang tidak mau memakannya tidak apa-apa. Nanti biar aku saja yang menghabiskan semuanya." ucap Shina sedikit kecewa

Saat itu, Aris terlihat melirik Rani, seolah menyuruhnya untuk ikut memakan telur yang gosong tersebut. Dan Rani pun mau tidak mau akhirnya ikut memakannya. Kemudian,

"Rani, sepertinya mulai nanti malam dan seterusnya, Mamimu ini akan tidur dikamar Ayah. Rani tidak keberatan kan?" tanya Aris tiba-tiba yang membuat Shina menengok ke arahnya

"Tentu saja. Bagus sekali kalian bisa tidur bersama. Akhirnya.. Ayah dan Mami akur juga. Berarti sebentar lagi Rani bisa punya dedek bayi.." ucap Rani senang

"Dedek bayi??" ucap Aris terkejut

"Iya, dedek bayi. Kalau kalian tidur bersama kan berarti Rani bisa punya adik lagi.." ucap Rani yang membuat Aris dan Shina terkejut hingga saling memandang

Mereka terheran darimana Rani bisa mengetahui mengenai hal itu. Karena menurut mereka, anaknya Rani itu sangat polos. Hingga kemudian,

"Tapi sebelumnya, kalian harus mengusir nyamuk besar yang ada dikamar Ayah dulu agar kalian bisa tidur nyenyak nanti.." ucap Rani kembali

"Kasihan Mami.. Lihat Yah, bahkan sekarang bekas gigitannya itu sudah berubah menjadi warna merah keunguan.." ucap Rani sambil menunjuk ke arah leher Shina

Saat itu Aris terlihat merasa malu, hingga kemudian dia mengambil air dan meminumnya.

"Kau tenang saja Rani. Aku pastikan akan menangkap nyamuknya nanti. Aku akan beri dia pelajaran karena telah berani menggigitku sampai seperti ini.. Lihat saja nanti malam." ucap Shina menggebu-gebu sambil melirik Aris

Aris yang mendengar Shina berkata seperti itu menjadi tersedak saat minum.

"Uhuukk.. Uhuukkk.. Uhukkk.." Aris terbatuk

"Ayah tidak apa-apa?" tanya Rani

Aris kemudian mengangguk menjawab Rani.

"Mami.. Mami jangan bicara keras seperti itu. Mami jadi mengagetkan Ayah kan.." ucap Rani tidak senang sambil melirik Shina

"Salahkan Ayahmu itu, siapa suruh punya mental lemah sehingga mudah terkejut. Makanya.. lain kali kalau minum air itu pelan-pelan." balas Shina sarkatik

Setelah selesai sarapan, Aris pergi kekamarnya untuk merapikan beberapa dokumen untuk dimasukkan ke dalam tasnya. Lalu kemudian, dia terlihat sesaat mengecek jadwal dihandphonenya. Saat itu, dia baru sadar ternyata ada suatu perubahan di handphonenya itu, dimana dia melihat foto Shina menjadi wallpaper dan ada tulisan "Mine" juga disana. Aris kemudian tersenyum.

Shina yang melihat hal itu pun senang dibuatnya.. karena sepertinya, Aris tidak keberatan dengan gambar dirinya sebagai wallpaper handphonenya.

"Itu sebagai tanda bahwa saat ini kau telah memiliki seseorang yang sangat kau cintai.. agar Jessy atau siapapun perempuan diluar sana yang berani mendekat menjadi sadar, kalau usahanya mendekatimu hanyalah sia-sia.." ucap Shina pada Aris

"Awas saja kalau kau berani hapus atau menggantinya.. akan ku hajar kau nanti!" ucap Shina mengancam Aris

"Baik Nyonya Aris.. Kau tenang saja. Aku tidak akan mengganti atau menghapus fotonya, tapi..  aku rasa hanya dengan foto itu saja tidak cukup sebagai bukti." ucap Aris tersenyum

"Apa maksudmu?" tanya Shina heran pada Aris

Kemudian Aris pun menghampiri Shina.

"Kita foto berdua ya." ajak Aris pada Shina

Kemudian,

"Shina.." panggil Aris

Dan Shina pun menengok ke arahnya. Hingga kemudian,

*Klik (Suara handphone Aris memfoto mereka berdua)

Saat itu posisi mereka adalah Aris sedang mengecup bibir Shina.

"Nah sudah.." ucap Aris sambil melihat fotonya

Sementara Shina, dia masih terpaku diam ditempatnya karena ciuman kilat dari Aris tadi. Jantungnya kembali berdetak kencang dan mukanya menjadi merah seketika.

"Aku akan mengirimkan foto ini juga ke hp-mu sebagai tanda bahwa saat ini kau juga telah memiliki seseorang yang kau cintai." ucap Aris sambil mengirim foto tersebut ke hp Shina

Tak lama berselang, Aris pun kemudian berangkat ke kantor. Dan Shina pun terlihat mengantarkannya sampai pintu depan unit apartemen mereka.

Malam Harinya di Rumah Sakit

Aku merasa resah dan gelisah menunggu suamiku Ryan yang tidak kunjung datang ke kamar inap Papa. Saat itu kondisi Papa sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, hanya saja.. sepertinya karena efek obat, Papa jadi terlihat sering mengantuk dan tertidur.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C78
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous