Bagian Sembilanbelas.
Di kampung Setengah sedang banyak orang mempunyai hajat,musim hajat mengawinkan dan hajat khitanan.Sebagai hiburan untuk mereka yang datang kondangan dipertunjukan tontonan orkesdangdut,bagi mereka yang kurang mampu hanya menyajikan hiburan pemutaran film dalam pesta hajatnya.
Malam ini,di rumah haji Ujang sedang ada pesta hajat perkawinannya yang ke delapan,hiburannya orkes dangdut terkenal dari kampung sebelah.Penontonnya luar biasa banyak.Di selah-selah keramaian orang menonton nampak Darmo dan Asih sedang menjauh dari lokasi panggung,mereka memilih tempat menonton agak jauh dari panggung.Darmo dan Asih menonton sambil berdiri berdampingan,sepasang anak manusia yang sedang dilanda asmara itu seperti tidak ingin diketahui oleh orang yang dikenal.
Sedang asyik menonton tiba-tiba seorang laki-laki menghampiri Asih,dengan malu-malu Asih bertanya."Ada apa Kang Sarno ?",melihat Sarno tersenyum.
" Saya disuruh oleh ibu kamu untuk mengantar kamu ke rumah kang Herman ",jawab Sarno.
Asih terdiam.
Sarno berkata lagi,"Kamu disuruh menyampaikan berita ke Herman bahwa tak lama lagi Halimun mau pulang.Herman harus membuat persiapan untuk penjemputan ke bandara ".
Asih masih terdiam,dalam benaknya ia ragu bisa bertemu dengan Herman atau tidak.Mencari kang Herman ke mana ?Bukankah dia sedang berada di Jakarta." Sekarang sudah jam berapa ? ",tanya Asih kepada Sarno.
" Baru jam 22'00 " jawab Sarno sambil memperlihatkan jam tangannya,setelah itu melihat ke arah Darmo yang sedang tersipu malu.
" Sudah malam, saya tidak mau.Besok saja,pagi-pagi saya ke rumah kang Hermann6 ", sahut Asih membuat Sarno tak bersemangat lagi.
Sarno nampak sangat kecewa tidak jadi menemani Asih mencari Herman.Ia sigap saat Rumi minta tolong untuk mengantar Asih mencari Herman ke Kotasari lantaran sudah lama hatinya berharap bisa berboncengan dengan Asih.Dan kenyataan yang didapat tidak sesuai dengan harapannya.
" Saya cuma disuruh oleh ibu kamu mengantar,kalau kamu tidak mau ya tidak apa-apa",ujar Sarno sambil melangkah mejauhi Asih dan Darmo.
Setelah melihat Sarno sudah jauh Asih meminta Darmo menemani ke rumah Herman di Kotasari.Kemudian Asih bersama Darmo keluar dari keramaian orang nonton orkes dangdut itu menuju tempat parkir motor.Setibanya di tempat parkir itu Darmo langsung menyelag motor,Asih segera duduk di jok belakang Darmo.Kemudian motor bergerak dengan sedikit kencang.Alangkah gembira Asih dan Darmo yang sedang menjalin cinta kasih itu.Naik motor berboncengan dengan pacar di atas jalan berlubang tidak terasa pegal.
Rumah Herman kosong,lalu Asih mencoba menghubungi Herman melalui hape tidak aktif.Kemudian setelah berpikir merasa tidak ada jalan untuk bisa berkomunikasi dengan Herman keduanya kembali ke kampung Setengah.Pulang ke rumah dulu,setelah itu melanjutkan nonton pertunjukan orkes dangdut.
" Kita bertemu di tempat nonton tadi,Kang ",kata Asih setelah turun dari motor.
" Jangan lama-lama ya ",sahut Darmo.
Asih mengangguk lalu pergi ke rumahnya.
Rumi dan Surya kelihatan bimbang setelah mendengar Herman berada di Jakarta dari Asih.Keduanya mulai berpikir bagaimana hati Halimun bila saat pulang suaminya tidak ada.
" Saya yakin Herman sudah dengar kabar Halimun akan pulang ",kata seorang tetangga yang berkeinginan ikut ke Bandara bila menjemput Halimun.
" Semoga saja begitu ",balas Surya.
Di tempat hiburan orkes dangdut Darmo sudah merasa lelah menunggu Asih.Kalau saja tidak sedang punya persoalan dengan Rumi dan Surya ,ia sudah datang menjemput Asih.Namun mengingat persoalannya beberapa waktu lalu yang belum selesai ia merasa enggan bertemu muka dengan Surya dan Rumi,kedua orang tua Asih,karena takut didamprat habis-habisan oleh Rumi yang menganggap nama baik Halimun tercemar karena omongan Darmo.
Merasa jenuh menunggu Asih, kemudian Darmo mencari tukang penjual sekoteng.Bila makan sekoteng itu perut terasa hangat,bisa mengusir rasadingin di badan.Baru berjalan beberapa langkah ia urungkan niat mencari pedagang sekoteng melihat Asikin,kakak ipar nya, sedang duduk di bangku penjual mieayam.Ia harus menghindar bertemu muka dengan Asikin karena ia tidak ingin Asikin tahu tentang hubungannya dengan Asih.Lalu ia berbalik arah menuju tempat semula.Dari sana ia bisa leluasa melihat lagak kakak iparnya itu.Dan tak jauh dari pedagang mieayam itu nampak Asih sedang berjalan perlahan-lahan,melihat Asih tengak-tengok ke kiri dan kanan ingin Darmo memanggil,namun rasa takut ketahuan oleh kakak ipar jadi ia tidak jadi memanggil Asih.
Senang nya hati Darmo melihat Asih dari jarak jauh,tapi ketika Asih berjalan hampir melewati Asikin,dada Darmo bergemuruh melihat Asih kenal dengan Asikin.Kedua nya nampak saling sapa.Asikin kelihatan punya keinginan merayu Asih,menggoda dan memuja-muji.Darmo melihat Asikin seperti sedang merayu memegang lengan Asih mengajak duduk.Padahal kenyataannya,Asikin memegang pergelangan tangan Asih mengajak duduk karena sudah dipesankan mieayam.
Darmo menahan rasa cemburu,ia seperti seekor banteng mendengus marah siap menyeruduk.
Asih makan mieayam menggunakan sumpit,hanya beberapa kunyah.Kemudian ia bicara pamit ke Asikin kebelet buang air kecil setelah melihat Darmo di sana melambaikan tangan memanggil.
Untuk bersama kembali,duduk berdekatan nonton Asih harus berjalan memutar mengelabui Asikin.
Asih dan Darmo bersama lagi.Baru beberapa menit datang wanita setengah baya
menghampiri Darmo,dengan tergesa wanita itu berkata," Darmo cepat pulang kamu, istri mu sebentar lagi akan melahirkan,dia butuh pertolongan ".
Darmo tercengang mendengar istri akan melahirkan.Tapi perasaannya merasa berat meninggalkan Asih.
" Tunggu apa ? Cepat pulang ! ",bentak wanita itu membuat Darmo bingung dan khawatir.
Setelah bercakap sebentar dengan Asih dengan tergesa-gesa Darmo pulang.
Alangkah sakit hati Asih,ternyata Darmo sudah beristri dan akan melahirkan.Kemudian dengan perasaan sedih Asih pulang.Semua itu menyebabkan nafas terasa sesak.Dan sejak itu juga ia banyak berdiam diri di dalam kamar.
Melamunkan Darmo ternyata bagi Asih merupakan sebuah penyakit yang menimbulkan rasa sedih.Airmata tak terasa menyucur.Asih menyesali pertemuannya dengan Darmo.Ia jadi takut ! .