Lampu menyala dengan tiba-tiba, sinar itu langsung menyilaukan mata Albert dan Jeclyn yang sudah terbiasa dengan kegelapan, mereka berdua sama-sama langsung memejamkan mata untuk menghindari ketajaman cahaya yang datang tiba-tiba itu. Setelah beberapa saat mereka memejamkan mata , dengan bersamaan tanpa aba-aba dari siapapun mereka membuka mata mereka berdua secara bersamaan dan saling menatap satu sama lain. Membuat mereka berdua canggung dan salah tingkah..., Albert dan Jeclyn saling memalingkan muka secara bersamaan
" Lampu sudah hidup.. kalian dari tadi kemana saja... aku menyari-nyari diri kalian berdua" Teriak Sendy yang dari tadi berlarian menyari mereka berdua sampai akhir nya ia berhenti tepat di pintu mereka sambil mengerutu.
Albert dan Jeclyn langsung menatap kearah Sendy yang berada di depan pintu, Sendy menatap mereka berdua secara bergantian, menatap heran " Apa yang kalian dari tadi lakukan?"
Mereka bertiga saling tatap, sesekali Jeclyn menelan ludah , ia merasa seperti tertangkap basah melakukan kesalahan , dan menjadi kikuk. Albert mengaruk-garuk kepala nya yang sama sekali tidak gatal , sampai tahap di mana mata Albert dan Jeclyn tanpa sengaja bertemu dan saling menatap, dan secara serempak mereka langsung berdiri dan menjauh.
Jeclyn menundukan kepala, menendang-nendang kan kaki kiri nya sementara Albert berdiri membelakangi mereka berdua dan menatap kearah jendela. Sendy memperhatikan gerakan mereka berdua yang sangat aneh, seperti tertangkap basah melakukan hal yang tidak pantas, dan ia menebak mereka memang melakukan sesuatu.
Ayolah.. bersikap normal Jeclyn, tenang.... Tenang.., bagaimana bisa tenang , ia telah mengambil ciuman pertama ku... akh.. aku harus bagaimana? Ia kembali terbayang saat-saat Albert mendekati dan langsung mencium nya... bahkan ia baru menyadari jika ia sama sekali tidak memejamkan mata saat adegan itu berlangsung. Akh... pikiran ku jadi kacau.. kenapa aku malah membayangkan hal yang seharus nya tidak aku bayangkan
" Aku bukan satpol PP yang mengerebek kalian berdua melakukan itu " Lanjut Sendy yang membuat Albert terbatuk-batuk kaget.
************************************************************
Albert mengantar Jeclyn , selama dalam perjalan mereka berdua memilih diam tanpa bicara sama sekali, bahakan mereka tidak saling menatap satu sama lain, sesekali Albert menatap kaca spion yang ada di depan nya untuk melirik Jeclyn yang duduk tepat di belakang nya,tepat di depan pintu rumah Jeclyn, terlihat sosok wanita yang sedang duduk di teras sambil menatap mereka, sosok wanita itu adalah mama Jeclyn yang dengan sangat cemas menunggu kepulangan putri nya.
Jeclyn membuka pintu , ia berdiam cukup lama di depan pintu mobil yang terbuka, pikiran nya belum memutuskan bagaimana cara nya ia mengucapkan terimakasih, sedangkan untuk menatap nya saja membuat ia kembali mengenang adengan tersebut, adengan yang ia benci tapi juga menyukai nya, tidak bisa di pungkuri lagi... ia tidak bisa membohongi hati nya sendiri, jika ia sedikit berharap kejadian itu lebih dapat di nikmatinya layak nya sebuah ciuman di dongeng-dongeng.
Selama ia berdiri dan terdiam , dari kejauhan terdengar derap langkah kaki yang cepat sedang melangkah kearah nya, hingga sosok itu datang di hadapan nya dan langsung memeluk nya sangat erat, mama Jeclyn memeluk nya sangat erat, memutar balikan badan anak nya beberapa kali, untuk memastikan anggota tubuh Jeclyn ikut pulang bersama nya tanpa ada yang tertinggal sedikit pun.
"Ah,Jeclyn .. Akhir nya pulang juga. Mama khawatir sekali apalagi kau tidak ikut rombongan sekolah. Mama terima telpon dari sekolah kalau kau hilang ,mama selalu menunggu di depan pintu. Siapa tau kau terkapar dan tidak bisa menekan bel pintu"
"Mama.."
"Ah,ternyatata kau dengan Albert,kalau begitu mama tidak perlu khawatir berlebihan. Terimakasih Albert,apa perlu masuk dulu?"Albert membuka pintu mobil
"Tidak usah,cuaca akan memburuk jika dia tidak cepat pulang" Kata ku sambil menutup pintu mobil Albert
"Tidak masalah,dia bisa menginap di sini" Albert membuka pintu mobil lagi mendengar perkataan mama Jeclyn
"Tidak, tidak..Albert capek dan ingin beristirahat di rumah" Mendorong pintu mobil "Dia bisa istirahat disini"
"Ayo kita masuk ma" Menarik tangan mama dan melambaikan tangan ke Albert
"Tapi.."
"Mama!" Bentak ku sedikit, Akhir nya aku bisa beristirahat dengan tenang ,ku tarik selimut sampai menutupi seluruh tubuh ku, menikmati hangat dan lembut nya selimut ini , teringat kata-kata jaga kakak ku diiringi dengan bayangan sosok misterius kemarin,pikiran ku meloncat ke sana dan kemari , memutar kembali kenangan-kenangan yang tidak ingin aku ingat kembali. Ku paksa kan diriku untuk segera memasuki mimpi sambil memejamkan mata seerat mungkin , sambil meremas selimut ku dengan kuat, berharap pikiran itu tidak kembali terbayang di ingatan ku.
"Pagi" sapa ku
"Tumben kau bangun cepat? Ada kencan pagikah?" Tanya mama yang menyiapkan sarapan
"Sudah berapa kali aku bilang aku tidak memiliki hubungan apapun dengan nya.. Ini karena aku tidak bisa tidur dengan nyenyak semalaman. Aku berangkat dulu"
"Wah..baru saja aku ingin menelpon mu"
" Al.. Bert? Ke. Kenapa kau datang ke sini? " Aku bergerak menjauh , berdiri dengan jarak yang lumayan jauh dari nya
" Kau pikir kau bisa lepas dari ku? Hanya karena kejadian di resort.., bukan berarti kita menjadi akrab, status mu tetap mainan ku"
Dalam hati terdalam nya, ia sangat menyesali apa yang ia katakan sekarang, mengatakan hal seperti itu melukai diri nya dan pasti nya juga pasti akan melukai Jeclyn, alasan ia berdiri di depan nya saat ini adalah ingin menemui nya, hanya karena ingin menemui nya. Ia megatakan hal tersebut hanya untuk melindungi harga diri dan ego nya, sangat memalukan jika ia mengatakan jika dia datang karena ingin menemui nya.
Selamat Jeclyn.. Ia mengutuk diri nya sendiri karena Albert telah berhasil melukai diri nya dengan kata-kata nya, dan mengutuk diri nya sendiri karena terlalu berharap, tidak dapat di pungkiri kekecewaan datang dengan segera , menyelimuti hati nya yang terluka. Entah apa yang aku harap kan , hingga membuat aku begitu kecewa, mengingat sebelum nya kami benar-benar menghabiskan waktu bersama , berjuang bersama , begitu akrab.. sampai-sampai kami juga.. bibir kami..... . itu karena dia mempermainkan aku...
"Ini" Kata ku memberikan sebuah kantong, Albert membuka dan melihat obat dan roti "Itu obat lambung karena di rumah mu tidak ada persediaan dan pagi ini kau pasti
belum makan jadi aku.." Dengan nada yang sangat kesal,tadi nya ia mengkhawatir Albert dan dari tadi ia juga memikirkan