"Kenapa kau lama sekali? Bukan kah aku sudah menyuruh mu datang lebih cepat dan sudah membangunkan mu?"
"Ya aku kan juga perlu mandi dan sarapan dulu dan lagi di jalan ada sedikit masalah yang menghambat. Kenapa kau cepat sekali? Kau tidak mandi?"
"Kenapa ada orang seperti mu Jesica? Apa aku terlihat tidak mandi? Wanita aneh.... Cepat ke gudang dan bereskan semua nya, sudah sagat berantakan"
"Jadi kau menyuruh ku datang pagi Cuma untuk ini?"
"Tentu saja, memang ada yang lain? Ah..., sekaligus cuci baju ku yang ada di sana" "Cuci baju mu? Kau bilang cuci baju mu? Kau bilang cuci baju mu? Apa aku tak
salah dengar?"
"Mau kau ulangi berapa kali yang aku katakan? Bodoh!" Sambil memukul kepala Jeclyn pelan
"Aku tidak mau, tidak mau, tidak mau!!!!, aku kan bukan bibi mu"
"Apa kau mau melawan? Kau ini mainan ku"
"Sampai kapan aku jadi mainan mu? Memang kau bisa melakukan apa terhadap ku?"
"Sampai aku puas bermain dengan mu,kau kira aku tidak berani melakukan apa pun terhadap mu?" Menarik tangan Jeclyn, membuat Jeclyn berada dalam pelukan nya. Albert menatap lagsung ke mata Jeclyn, sedang kan Jeclyn tak berani melihat dan menundukan kepala dengan tangan gemetar
"Kenapa kau gemetar begitu? Apa sebelum nya kau belum pernah pacaran?"
"A..Aku..." Panas.. muka ku berasa panas. Stop..., jangan mendekat lagi atau jantung ku bisa loncat keluar
"Seperti nya memang belum pernah. Kenapa aku dapat anak polos begini. Tatap mata ku saat aku bicara, kenapa selalu menunduk begitu?"
Perlahan aku mengangkat kepala sambil menahan nafas dan memejam kan mata dengan kuat. Ya ampun kenapa aku memejam kan mata? Ini kan bukan adengan ciuman. Dia bisa salah paham kalau aku memejam mata. Cepat-cepat ku buka mata ku dan melihat nya dengan mata lebar-lebar hampir melotot. Apa ada orang di sekolah? Bisa salah paham kalau ada yang melihat nya. Tapi ini kan masih pagi
"Hm..., hahahahaha "Albert ketawa lepas sambil menutupi mulut nya ,sebelah tangan nya masih memelukku erat
"Kau kenapa?" Tanya ku heran
" Aku bilang lihat aku, bukan melototi ku. Sungguh tampang mu lucu sekali hahahahah"
"Owh... , ok kalau gitu kita coba lagi"
"Baik lah"
Sekali lagi aku mengangkat kepala dengan perlahan dan kali ini aku benar-benar melihat nya dengan benar, lagsung menatap mata nya dengan dalam. Deg... deg....deg.... terulang lagi, waktu berhenti. Kali ini lebih terasa hangat dari pada sebelum nya. Lebih nyaman, baru saja aku berasa nyaman si Devil sialan itu menjolak ku.
"Kau mau berapa lama menatap ku? Cepat ke gudang dan bersih kan semua nya"
Apa yang tadi aku lakukan? Kenapa aku tadi bilang kita coba lagi? Akh... , kenapa aku ini? Kami berjalan menuju gudang , dia membuka kan pintu gudang. Aku pasti gila
"Apa perlu kau menjolak ku dengan kuat begitu tadi?" Tanya ku pada Albert sambil memengang bahu ku yang sakit karena jolakan nya
"Karena..., apa kau tadi tidak mendegar suara?"
"Suara? Suara tulang ku saat kau jolak? Kalau suara itu aku dengar, bisa rontok tulang ku ini"
"Suara detak jantung"
"Detak jantung?" Tanya ku
"Ah...,sudah lah lupakan saja. Kau kerjakan tugas mu"
Apa dia mendengar detak jantung ku? Begitu kuat kah detak jantung ku ? dinding, mana dinding? Itu dia .aku mulai mengetok kepala ku di dinding berkali-kali
"Apa yang kau lakukan Jesica?"
"Menyadarkan diri ku"
"Dari pada di bilang menyadarkan diri ,bisa di bilang itu .... Lebih tepat nya bunuh
diri"