Chapitre 38: Ramadhan

Berdetik waktu yang menyusur lalu..

Seimbas detingan jarum yang berdenting di arus laju..

Saatnya, pabila angin juga sudah berhenti membawa bayu..

Bahkan mentari juga sudah menyasarkan panas hempedu..

Tahulah barakah rahmah mengiringi mengirimkan rindu..

Dingin angin malam kelam sunyi tiada suluhan cahaya..

Dihambat penghasut ke kurungan tanda isinya yang tak dipelawa..

Namun, hanya seketika kedatangan tamu digambarkan bahagia..

Zikir dan ibadahnya menyusut seiring waktu pemergiannya tiba..

Ditatang masyur kemegahan bakal tamu yang belum mampir..

Sedangkan tamu yang ada perginya semakin hampir..

Jenguk Ramadhan dengan pesanan dan ujian..

Agar menapis suci hati yang dilindungi Tuhan..

Jesteru, datangnya untuk menguji hati-hati yang utuh pada DiriNya..

Kuat dan lemah, hanya cebisan sahaja yang mengingatiNya..

Seru malam dingin yang berterusan dengan angin yang membeku..

Tanpa halwa pekik suara atau lantunan hasutan bisikkan dunia..

Dikala mata-mata manusia sedang melelahkan masa rehat mereka..

Hari yang dinanti turut menanti umat yang tidak alpa..

Malam yang dijanjikan habuan berlipat ganda sesuai pada nadanya..

Dijamin syahwat nafsumu, bahwa tiada gema suara syaitan yang bergema..

Hanya Dia yang satu menanti bicara malam dari setiap hamba-hambaNya..

Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

-- Classement Power Stone

-- Power stone

Voter