Télécharger l’application
50.94% My Doctor is My Husband / Chapter 27: BAB 25

Chapitre 27: BAB 25

Seperti biasa Ayisa terbangun pada jarum jam menunjukkan pukul 04.30

Gadis cantik itu membuka matanya perlahan dan melihat ke area sekitarnya.

"bang Ilyas kemana?" tanyanya saat tak mendapati Ilyas yang sedari tadi malam tidur bersamanya.

cciitt

Ada seseorang yang memutar Knop pintu kamar dengan pelan.

"Bang Ilyas? Abang dari mana?" tanya Ayisa.

Ilyas sedikit terkejut melihat Ayisa yang kini telah terbangun dari tidurnya.

Dia tidak menyangka bahwa Ayisa akan bangun secepat ini.

"aahmm-- kam-mu udah bangun??" tanyanya terbata-bata.

Ayisa berjalan kecil menuju arah Ilyas yang berdiri di ambang pintu dengan wajah pucat dan tubuhnya yang gemetaran.

"iya! tapi kok wajah Abang pucat gitu? kenapa Bang? Abang sakit??" tanya Ayisa.

"tidak! nggak nggak apa-apa!"

"oh iya, Ayi harus siap-siap, soalnya Ayi mau kesekolah"".Ayisa membalikkan tubuhnya."eits! Tadi Abang dari mana??" tanya Ayisa.

"itu tadi abis nyari udara segar! udara jam begini itu fresh dan belum tercemar oleh polusi!" jawab Ilyas.

Ayisa mengangguk angguk dan melanjutkan langkahnya menuju ke kamar mandi.

Ayisa tak menyadari bahwa saat dia terlelap tidur Ilyas dengan cepat meninggalkannya dan pindah ke kamar yang lain.

***

Ayi keluar dari kamar mandi sambil menggosok rambutnya panjangnya.

"Ayi kita sholat di mesjid ya?" tanya Ilyas.

Ayisa mengangguk menandakan bahwa dia setuju.

Mereka bersiap-siap dan bergegas menuju mesjid.

"mau naik motor aja atau gimana?" tanya Ilyas

"jalan aja bang! lebih sehat!" jawab Ayisa.

Ilyas tersenyum manis pada Ayisa dan membuat Ayisa kembali tersenyum padanya.

Mereka berjalan sambil berbincang-bincang dan tertawa sampai mereka tiba di depan mesjid kompleks yang tak jauh dari rumah mereka.

"Aduuh! makin hari kayaknya ada yang makin suka sama Pak Dokter!!" ucap ibu kompleks.

Ayisa dan Ilyas membalikkan tubuhnya melihat kearah sumber suara.

Ayisa menepuk pelan jidatnya."duh! mereka lagi!!" ucap Ayisa dalam hati.

"iya nih! mereka kayaknya ada hubungan deh Sist!!"

"Bu! ini waktu sholat! lebih baik kalau kita sholat bareng-bareng! Ayo masuk Bu!?" ucap Ayisa menahan emosinya.

•AllahuAkbar•

.

.

.

.

.

.

•Assakamualaikum warahmatullahi•

***

Seusai sholat mereka keluar dari mesjid dan bertemu di depan pintu pagar mesjid.

Ayisa meraih dan mencium punggung Ilyas.

Ilyas tersenyum manis dengan tingkah Ayisa yang sepertinya bukan Ayisa yang dulu, cuek, suka marah, dia Sekarang menjadi wanita yang lembut.

Mereka berjalan pulang kerumah diikuti oleh para ibu-ibu kompleks yang menggosipi kedekatan mereka.

Walaupun Ayisa sedikit risih dengan mereka tapi dia tetap mencoba untuk mengendalikan emosinya.

Mereka memasuki rumah dan Ibu-ibu itu tak henti mengintai mereka.

"aduh Sist mereka sebenarnya ada hubungan apa sih? kok bisa tinggal satu rumah?"

"eh apa jangan-jangan Ayisa diusir sama Uminya? makanya dia tinggal dirumah pak dokter!"

"bisa jadi sih!"

"eh tapi kok mereka kayaknya mereka lebih dekat deh Sist?"

"iya sih! apa jangan-jangan mereka sudah menikah??"

"ih! nggak mungkin nak Ayisa kan orangnya itu baik dan tidak begitu suka sama cowok bahkan aja nak Ilyas nggak mau di dekatin."jeda."mereka kan sepupu jadi nggak apa-apa dong dekat, nggak boleh berperasangka buruk sama orang dosa tau!!"

"tapi kan! aku pengen nak Ilyas itu jadi menantuku jadi wajar lah kalau aku sedikit berperasangka"

"aduh Sist! jangan mimpi deh nak Ilyas itu calon menantuku!"

"sudah-sudah kenapa kita jadi bertengkar? sudah lah kita pulang suami aku pasti udah nungguin aku pulang".

***

"Bang Ayi kerumah umi dulu ya!?" ucap Ayisa.

"iya!"

Pakaian putih abu-abu dan hijab putih tak lupa ransel imut berwarna Biru muda dikenakan oleh wanita cantik Ayisa.

Ilyas dengan pakaian kemeja dan celana hitam tak lupa jas dokter berwarna putih bersih juga tas laptop yang di jinjing nya.

Tak lama Ayisa kembali.

Ilyas mengeluarkan dompetnya dan mengambil selembar uang." Ayi! ini ambil!!" ucapnya mengulurkan tangannya memberikan uang itu pada Ayisa.

Ayisa membulatkan matanya." ah, nggak usah bang ada kok!!" ucap Ayisa menolak.

"jangan bilang kalau kamu minta uang sama umi?!"

Ayisa sedikit tersenyum."iya! aku abis minta uang sama Umi!".jeda beberapa detik."emangnya kenapa? nggak ada masalah kan?"

Ilyas mengerutkan keningnya."enggak boleh Ayi!".jeda beberapa detik."sekarang kamu tanggung jawab Abang! jadi semua kebutuhan kamu Abang yang tanggung! saat kamu masih berstatus istri Abang, umi sudah tak punya hak terhadap kamu!" ucap Ilyas.

"loh Abang kok ngomongnya kayak gitu! umi yng udah melahirkan Ayi, di juga yang membesarkan Ayi, Ayi bisa kayak gini itu semua karena umi".jeda beberapa detik."jadi Abang Nggak boleh ngomong kayak gitu!!" ucap Ayisa dengan nada sedikit tinggi.

"bukan begitu maksud Abang! tapi kamu itukan istri Abang jadi Abang yang sekarang bertanggung jawab atas kamu!" ucap Ilyas.

"udahlah bang! nggak baik juga kalau kita bertengkar! bukan nyelesain masalah cuman bikin nambah masalah aja!"jeda beberapa detik."kita berangkat sekarang nanti Ayi bisa telat"ucap Ayisa.

Mereka menuruni anak tangga.

"Bunda! Bunda! Ayi sama bang Ilyas udah mau berangkat nih!?" ucap Ayisa.

Yuni berjalan kearah Ilyas dan Ayisa."kalian hati-hati ya!!?" ucapnya.

"iya Bun"

"Assalamualaikum"

"waalaikumsalam".

"Pamitan sama Umi dulu ya!" ucap Ilyas.

Ayisa mengangguk.

"Umi! Ayi sama bang Ilyas berangkat dulu, Assalamualaikum!" ucap Ayisa.

"assalamualaikum" Ilyas.

"waalaikumsalam, hati-hati?" ucap Ani.

"iya siap umi! kak Ari! kak Bagas Ayi sama bang Ilyas duluan ya! assalamualaikum!" ucap Ayisa.

"iya, waalaikumsalam!"

***

Ayisa dan Ilyas menaiki mobil dan melaju dengan kecepatan sedang.

Hening...

Sempat ada keheninga sampai...

"PING"

"PING"

"Assalamualaikum Ayi kamu kesekolah kan?"

Pesan chat dari Fika.

"PING"

"PING"

"Assalamualaikum Ayi kamu datang ke sekolah kan hari ini?"

Pesan chat dari Anjeer.

"waalaikumsalam iya Fik aku udah ada dijalan"

Jawaban chat dari Ayisa.

"waalaikumsalam iya Njeer ini aku udah mau sampai"

Jawaban chat dari Ayisa.

Tak lama mereka tiba di depan sekolah Ayisa,

Dua sahabat Ayisa, Fika dan Anjeer berdiri di depan pagar menunggu sahabatnya Ayisa datang.

"Bang aku pamit sekolah, Assalamualaikum!" ucap Ayisa sembari mencium punggung tangan Ilyas.

"waalaikumsalam, iya kamu pulang jam berapa?"

"nanti aku telfon" ucap Ayisa.

Dengan cepat Ayisa turun dari mobil dan berlari kecil menuju sahabatnya.

Fika menatap intens wajah Ayisa."Aku tuh heran ya sama kamu! katanya jangan dekat-dekat sama kak Ilyas! tapi apa malah kamu yang dekat banget sama bang Ilyas!" omel Fika.

"Yah di cuman nganterin!" ucap Ayisa.

"nganterin apa nganterin?" tanya Anjeer.

"apaan sih? cuman nganterin doang! kan RS tempatnya bekerja searah sama sekolah kita! jadi no problem dong dia nganterin aku!!" ucap Ayisa.

"kita masuk aja! aku pengen makan roti buatan Mbak Tami!" ucap Fika.

"yaudah yu! aku juga udah kangen banget masa-masa kita dulu suka makan roti sama teh hangat buatan Mbak Tami" ucap Anjeer.

Mereka berjalan ke kantin dengan semangat karena mereka bisa bersama seperti dulu lagi.

"Mbak Tami! how are you to day?" sapa Anjeer.

"Im fine, mbak Anjeer! ih waduh kalian teh sudah baikan!??"

"lah kok Mbak Tami nanyanya kayak gitu? kita kan memang selalu baik!" ucap Fika.

"yaudah deh Mbak mengalah sama gadis-gadis cantik ini!" ucap Mbak Tami sambil tertawa kecil.

Tiga sahabat itu kini membaik setelah melewati masa-masa sulit saling membenci.

[Tak ada hal yang indah kecuali kebersamaan bersama mereka yang kita sayangi apalagi dengan sahabat]


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C27
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous