Télécharger l’application
33.33% kecupan Kecil Dari Alam Mimpi / Chapter 39: Perasaan yang Aneh

Chapitre 39: Perasaan yang Aneh

"Apa yang sedang kamu lakukan!?" nada dingin terdengar jelas dari suara itu.

Untuk pertama kalinya, Demian melihat ke arah Rafael yang sedang berdiri di samping Indah dengan ekspresi yang buruk.

Rafael yang saat ini menatap Demian dengan tatapan elangnya yang seolah sedang melihat mangsanya, merangkul dan menarik Indah ke dalam pelukannya dengan tangan kanan nya.

Melihat hal tersebut, Demian merasa hatinya seolah tertusuk oleh ribuan benda tajam. Apa hubungan mereka? Mengapa Rafael begitu dekat dengannya? pikir Demian dengan hati yang kecut.

Dia merasa cemburu, ya sangat cemburu. namun beberapa detik kemudian Demian berusaha mengembalikan kesadaran nya dan berucap dengan nada konyol.

"Ayolah Rafael, aku hanya bercanda. Lagi pula baru kali ini aku melihat seorang gadis tinggal di rumah mu, dan aku hanya sedikit penasaran." ucap Demian sambil melangkah mendekat ke arah Indah dan Rafael, di dalam suaranya terdengar nada kedengkian meskipun sangat samar.

"Bercanda?" bagian mana yang memperlihatkan dirinya sedang bercanda. Terlihat jelas Indah sedang ketakutan sekarang akibat ulahnya. Dan bahkan Rafael masih dapat merasakan tubuh Indah yang tak berhenti gemetar dalam dekapannya.

Rafael masih menatap tajam ke arah Demian, keheningan malam dan penerangan yang redup membuatnya terlihat seperti seorang iblis yang akan murka dalam sekejap.

Demian dapat merasakan tekanan di sekitarnya menjadi sangat dingin, bahkan lebih dingin dari angin malam yang berhembus di tengah badai.

"A..apa kau tidak percaya padaku? Bukan kah aku sudah katakan padamu bahwa aku sudah berubah menjadi pria yang baik sekarang!" Demian masih berusaha untuk membela dirinya.

Jika saat ini Rafael mengusirnya dari sini karea tidak senang, maka dia akan kehilangan kesempatan nya untuk menemui pujaan hatinya. Dan pada akhirnya semua itu hanya akan menjadi hal mustahil baginya, dia sangat tau bagaimana kepribadian pria dingin di hadapan nya ini.

"Lantas mengapa Indah sangat ketakutan sekarang? Itu kah yang kamu sebut pria baik-baik?" ucap Rafael dengan ekspresi yang semakin dingin, seolah dia ingin membekukan pria di hadapan nya itu lalu menghancurkan nya berkeping-keping.

"I..itu..." Demian berucap sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dia tak tau alasan apa yang akan dia katakan pada Rafael.

"Biarkan aku pergi!" Indah akhirnya bersuara, suaranya terdengar serak jelas dia masih terus menangis sedari tadi.

Entah berapa banyak kekuatan yang dia kumpulkan untuk mengeluarkan satu kalimat itu, dia tidak tahan berada dekat dengan seorang pria mana pun.

Sontak Demian dan Rafael melirik ke arah Indah secara bersamaan setelah mendengar suara nya, Rafael dapat merasakan piyamanya yang basah terkena air mata Indah.

Ekspresi Rafael sedikit melunak saat melihat ke arah Indah, dia lalu melonggarkan pelukan nya di pinggang Indah. Pada saat Rafael melepaskan Indah, entah mengapa dia seolah merasa kehilangan.

Saat Indah merasa mulai sedikit tenang setelah terlepas dalam pelukan Rafael, tiba-tiba Rafael memegang tangan nya.

DEG.. Sekali lagi jantung Indah seakan terhantam sesuatu yang berat.

Rafael menggenggam tangan Indah dengan agak posesif dan melihat ke arah Demian.

Demian yang melihat pandangan Rafael itu membuat bibirnya berkedut kesal, pandangan Rafael padanya seolah berkata. "Apa yang kau lihat? Kembalilah ke kamarmu! Aku akan menenangkan gadisku karena kamu!"

Demian secara tidak sadar mengepalkan kedua tangannya, membuat urat-urat di tangan nya terlihat sangat jelas.

"Aku akan kembali ke kamarku sekarang!" sebelum Demian beranjak pergi, dia menatap ke arah Indah dan berlalu ke arah kamarnya.

Setelah Demian pergi, Rafael lalu menarik tangan Indah dan membuka pintu kamarnya. Saat dia akan masuk ke dalam kamar Indah, Indah menolak untuk bergerak sedkitpun.

Rafael lalu menyadari Indah sekarang masih dalam keadaan syok, dan di tambah lagi seorang pria ingin mengajaknya masuk ke dalam kamar berdua saja dengan nya? Siapa pun yang melihat hal itu pasti akan berpikiran hal yang sama.

"Aku tak akan menyakitimu atau pun melakukan hal yang akan melukaimu!" ucap Rafael dengan nada lembut.

Indah lalu memaksakan dirinya untuk melangkah masuk ke dalam kamar, entah mengapa setelah mendengar ucapan Rafael, dia merasa sedikit lega.

___Ke esokan harinya, Rafael berangkat ke kantor cukup pagi. Dia berangkat bersama dengan Aldy tepat pukul 7.

Indah yang masih berbaring di atas kasur terlihat sudah terjaga beberapa menit yang lalu, hal pertama yang dia pikirkan ketika terbangun adalah Rafael.

Semalam Rafael sungguh tak melakukan apapun padanya, pria itu hanya menyuruhnya tidur dan duduk di samping kasurnya.

Rafael bahkan mengusap air mata Indah dengan jarinya yang lembut dan besar, lalu menepuk-nepuk tangannya dengan sangat lembut agar bisa tertidur dengan mudah. Membuat Indah berhenti menangis seketika itu juga dan memejamkan kedua matanya.

Entah jam berapa Rafael meninggalkan kamarnya, karena Rafael masih berada di sampingnya hingga ia tertidur.

Pagi ini mata Indah masih terlihat sembab akibat menangis cukup lama semalam, namun membayangkan perlakuan Rafael wajahnya sedikit merona merah.

Pukul 9 pagi Demian baru terbangun dari tidurnya, semalam dia baru bisa tertidur ketika jam menunjukkan pukul 4 dini hari. Pikirannya melayang ke waktu Rafael mendekap dan menggenggam tangan perempuan yang dia cintai.

Sekarang dia tidak memiliki waktu untuk cemburu buta, hal pertama yang harus dia cari tau adalah hubungan apa yang mereka miliki!

Setelah mandi Demian melangkah turun dari atas tangga, duduk di depan meja makan dan memakan sarapannya.

Setelah mengorek beberapa informasi dari para pelayan, Demian memperlihatkan ekspresi yang cukup puas saat ini.

Sekarang dia mengetahui bahwa gadis itu bernama Indah, dia sudah berada di sini hampir setahun. Waktu itu bertepatan saat Demian melihat Indah di danau waktu itu, dan hal itu pula lah yang membuatnya sulit menemukan Indah selama ini.

Para pelayan mengatakan bahwa Indah adalah tamu khusus Rafael di rumah ini, namun Rafael dan Indah sangat jarang bertemu bahkan berbicara berdua masih dapat di hitung dengan jari.

Dari apa yang di dengar Demian, dia dapat menyimpulkan hubungan antara Rafael dan Indah tidak sampai kentahap berhubungan pribadi. Meskipun semalam Rafael baru pertama kali memperlakukan wanita seperti itu, namun Indah tak memberikan respon yang berarti kepada Rafael. Mungkin Rafael hanya ingin melindunginya karena dia adalah tamu.

Tapi satu hal yang membuat Demian sedikit bingung, Indah telah tinggal di rumah ini begitu lama. Namun tak seorang pun di rumah ini yang mengetahui wujud aslinya? Mungkinkah Rafael juga tak mengetahuinya.

Namun mengingat tak seorang pun pelayan atau petugas keamanan yang tau, mungkin saja Rafael juga tak mengetahuinya apa lagi mereka sangat jarang bertemu.

Memikirkan hal itu, Demian merasa sedikit bangga dengan dirinya. Hanya dia seorang yang tau wujud perempuan yang di cintainya, seorang bidadari yang sangat cantik. Demian melayang-layang karena rasa bahagianya.

Sekarang dia harus melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan Indah, membuat Indah merasa nyaman dan jatuh cinta pada nya. Tekat Demian sangat kuat, belum perna dia sangat terobsesi dengan seorang perempuan.

__Di ruang rapat, beberapa petinggi perusahaan duduk dengan gelisa di kursi mereka. Entah mengapa ruang rapat itu terasa sangat mencekam sejak awal pertemuan.

Dengan Rafael yang duduk tepat di pusat ujung kursi pimpinan, membuat seluruh ruangan seakan di turuni hujan badai salju. Dengan aura yang sangat dingin dan tekanan yang begitu kuat, membuat setiap orang yang hadir menggigil ketakutan.

Setiap petinggi yang akan melaporkan hasil kinerja mereka, berusaha tidak melakukan kesalahan sekecil apapun sejak awal. Hanya Tuhan yang tau, apa yang akan terjadi pada mereka jika Ceo menemukan kesalahan pada laporan mereka.

Siapa yang akan berani melakukan kesalahan, jika sang raja iblis dalam suasana hati yang sangat buruk.

Aldy yang berdiri tepat di belakang Rafael mengerutkan alisnya, dia merasa hari ini Ceo terlihat aneh. Sejak di perjalanan hingga waktu rapat, Ceo mengeluarkan aura yang cukup mematikan.

Tapi Aldy tidak tau mengapa Ceo nya tiba-tiba bersikap seperti itu, dan sekarang dia hanya bisa mendoakan orang-orang yang berada di hadapan Ceo akan selamat dalam rapat kali ini.

Rafael yang duduk di kursi pimpinan memperlihatkan ekspresi yang sangat datar, tak seorang pun yang tau apa yang sedang di pikirkan olehnya.

Ekspresinya tak terbaca sama sekali, jika bukan karena aura yang mencekam dari tubuhnya, orang-orang tidak akan tau bahwa dia dalam kondisi tidak senang saat ini.

Di depan nya para petinggi terus bergantian memberikan laporan mereka, namun pikiran Rafael beralih ke hal yang lain.

Entah mengapa dia merasakan ada sesuatu yang sangat mengganggu suasana hatinya, sejak dia berangkat dia merasa seolah dia melupakan sesuatu. Dan sesuatu itu sepertinya hal yang sangat penting, tapi apa? Pikir Rafael.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C39
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous