Karir dan kondisi finansial seorang Ara menjadi redup . Ara merasa bahwa dirinya sudah bangkrut dan dia sudah kehilangan semuanya. Dia harus bangkit lagi karena jika dia terpuruk menjadi seorang pengangguran berarti perjuangan nya untuk kuliah Master S2 di Jakarta menjadi sia-sia dan dia menjadi malu kepada keluarganya. Ara mulai menyadari bahwa dia harus kembali kepada jalan yang lurus yaitu sebagai seorang muslim maka dia harus sholat dan meninggalkan pekerjaan yang dilarang oleh agama. Ara memang sulit sekali meninggalkan kebiasaan nya memenuhi hasrat seks dengan berbagai jenis wanita. Ara juga terkadang mabuk mabukan bersama teman teman nya kemudian dia selalu merasa tinggi hati karena ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa dia adalah lelaki yang berani dan sukses. Namun ketika Alloh mencabut semua itu dari dirinya maka saat ini justru dia pun kehilangan hasrat seksual terhadap wanita. Dia tidak lagi mau berkenalan dengan orang baru apalagi jika seorang wanita. Dia merasa sudah gagal mempertahankan rasa cinta nya dengan Ibu Rania dan sudah mengabaikan ibu Rania, maka Ara hanya bisa menyendiri dalam kejauhan nya dari ibu Rania dan mulai berdoa semoga Ara bisa bertemu dan membuat komitmen baru dengan ibu Rania. Ara memang sudah bersikap acuh dan sombong terhadap ibu Rania. Ara dahulu meninggalkan ibu Rania karena Ara merasa punya potensi lebih sukses dari Ibu Rania dan Ara ingin menikah dengan banyak wanita. Ara berambisi untuk memiliki banyak wanita dan tidak mau dilarang terhadap tujuan nya ini. Adapun jika dia sudah berkomitmen dengan Ibu Rania maka dia akan menjadi suami yang tidak lagi bebas berpacaran dan dia tidak bisa mendapatkan wanita yang cantik. Akhirnya Ara harus kandas dalam hidupnya dan menerima pahitnya karir yang harus dia jalani di kampung halamannya.