Saat malam tiba, Elif terbangun ia merasa tubuhnya lebih baik saat ini, ia menoleh ke samping, Elif terperanjat sedikit terkejut dan wajahnya berubah pucat pasi tidak mendapati Jnas di sampingnya, segera ia bangkit untuk mencari Jnas, sekilas tatapan matanya terhenti, ia melihat sebuah catatan di nakas samping tempat tidur Elif.
" farosyah, ini bukan mimpi, aku keluar sebentar untuk mengurusi visa ku disini bersama Dira sepupumu, jangan tunggu aku untuk makan malam, makanlah yang banyak oke ! muuuuuaaaahh i love you farosyah "
" JNAS "
Elif tersenyum dan bernafas lega , ia mengambil sepotong roti dan susu yang sudah di siapkan Jnas di samping kertas surat yang Elif baca, setelah ia selesai makan Elif berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dengan air hangat dan berganti pakaian yang bersih,
saat keluar kamar ia mendapati mama dan papanya di depan pintu kamarnya
" mama papa " sapa Elif sedikit bingung melihat kedua orang tuanya berdiri di depan pintu kamarnya.
" Elif kamu sudah bangun nak, kenapa keluar kamu mau ke mana ?" tanya mama Elif sambil menggandeng tangan putrinya untuk duduk di sofa
" aku akan mencari kalian " jawab Elif sambil bergelayut manja di lengan mamanya
" istirahatlah sayang kamu masih belum pulih seratus persen "
" ma Pa Elif sudah sehat kok, Elif bosan di kamar terus, Elif akan ke taman sebentar"
" di luar sangat dingin Elif " ucap papa Elif
" alif pakai jaket, papa jangan khawatir, Elif akan ke depan hanya sebentar kok"
" baiklah mama dan papa akan menemani kamu ke sana" kata mama Elif sambil meraih tangan putrinya
" tidak ma, Elif ingin sendiri, percayalah Elif enggak akan kenapa napa"
sambil mendesah berat mama Elif mengangguk " baiklah jika butuh sesuatu panggil mama ya "
" iya ma pasti, " ucap Elif lalu mencium papa mamanya lalu meninggalkan mereka berdua dan menuju ke taman,
Elif duduk di kursi taman sambil menengadahkan kepalanya ke langit
ia melihat cincin berlian di jari manisnya, mulai kapan cincin ini di tangan ku, apakah Jnas yang memakainya saat dirinya tak sadarkan diri" gumam Elif
ia bertekat malam ini harus membicarakannya ke Jnas, ia tidak ingin menunggu waktu lama lagi, ia harus segera bicara dengan Jnas.
Elif duduk dengan gelisah di bangku taman sambil menunggu kedatangan kekasihnya Jnas terus sambil meremas-remas tangannya
saat ada suara mobil ia terlonjak kaget, ia bangkit dan menghampiri mobil itu, Elif tersenyum bahagia saat Jnas keluar dari mobil
" Elif kenapa kamu di luar, di sini sangat dingin " tanya Jnas sedikit khawatir.
" Hhmmmm.... aku hanya bosan di dalam rumah "
" baiklah ayo masuk " Jnas merangkul tubuh Elif untuk masuk ke dalam rumah
" eh tunggu... aku ingin ngomong sesuatu kepada mu "
" baiklah katakanlah Elif " kata Jnas tidak sabar, karena ia sangat khawatir Elif kedinginan.
" tidak !! jangan di sini, ke sana yuk " Elif menarik tangan Jnas untuk mengikutinya
" kita mau ke mana Elif ?"
" lihat lah Jnas, ini bunga yang aku tanam saat pertama kali kita kenalan dulu, ingat tidak ? " tanya Elif sambil menatap bunga bunga yang ada di hadapannya.
Jnas terpana saat melihat beraneka macam bunga di taman halaman belakang rumah Elif,
" wowwww sangat indah Elif "
" ya, dulu saat aku bilang aku jengah di rumah, kamu selalu menyuruh ku untuk mencari kegiatan dan menanam bunga bukan, inilah bunganya Jnas "
" ini benar benar sangat indah sayang, tapi lebih indah wajah mu "
Elif mencubit perut Jnas " iiiiiihhhhhh gombal !"
" hahaaa tapi kamu suka kan?! " goda Jnas, Elif tertawa sambil menarik hidung mancung Jnas
" Mmmmmm... Jnas aku ingin ngomong sesuatu kepada mu " wajah Elif mulai serius kembali sambil meremas remas tangannya dengan gelisah
" katakanlah Elif "
" Jnas mungkin ini aneh, tapi aku akan mengatakannya jangan tertawa dan marah ya"
" katakanlah sayang, aku mencintaimu apa pun itu aku tidak akan marah"
" Mmmmmm.. Ak-aku mau melamar mu, maukah kau menikahi ku Jnas " ucap Elif sambil membenamkan wajahnya dengan kedua tangannya.
" tidak Elif " kata Jnas
spontan wajah Elif memerah dan pucat ia mendongakkan wajahnya untuk menatap Jnas.
" Jnas apa maksud kamu mengatakan tidak?, apakah kamu tidak ingin menikahi ku ?" Elif melihat Jnas dengan air mata yang berusaha ditahannya, ada apa dengan semua ini, kenapa Jnas tidak ingin menikahinya, apa arti cincin yang ada di jari manisnya dan ungkapan ungkapan cinta Jnas selama ini, batin Elif menjerit.
Jnas meraih tangan Elif, tapi Elif menepisnya
"jangan sentuh tangan ku Jnas jika hanya memberikan ku harapan palsu "
"Elif dengarkan aku dulu sayang, ayolah jangan marah "
"Stop Jnas, aku tidak ingin mendengarkan penjelasan mu" Elif menutup kedua telinganya sambil menangis.
Jnas meraih tangan Elif dan menciumnya " Elif aku tidak ingin menikahimu karena kita sudah menikah "
" Ap-apa... kita sudah menikah ?" Elif menutup mulutnya dengan sangat terkejut
" iya kita sudah menikah Elif "ucap Jnas sambil menahan senyumannya
" kapan ??"
" di rumah sakit saat kamu sedang koma "
" uuuuuhhhh aku membenci mu, aku marah, kamu jahat, baru saja kamu membuat aku patah hati lagi Jnas " Elif memukul lengan Jnas sambil terus menangis, Jnas tertawa dan mencubit hidung Elif dengan gemas
" tenanglah, seharusnya aku yang marah kepada mu Elif "
"Apa... kenapa kamu harus marah kepada ku, kalian semua merahasiakannya dari ku, bahkan mama dan papa pun tidak mengatakannya, aku marah kepada kalian semua " wajah Elif cemberut.
" ayooo lah jangan marah, pokoknya aku yang harus marah, karena kamu telah merusak kejutan ku Elif, sebenarnya aku ingin memberikan mu kejutan malam ini, tapi kamu malah melamar ku duluan"
muka Elif memerah menahan malu saat Jnas mengatakan dirinya yang melamar Jnas.
" Maaf " ucap Elif pelan
" No no tidak boleh minta maaf, karena kamulah yang memberikan ku kejutan saat ini, jarang jarang seorang wanita melamar pria loh " goda Jnas sambil mengerlingkan sebelah matanya
" iiiiiihhhhhh Jnas kamu benaran jahat , aku membencimu " Elif terus memukuli lengan Jnas,
" dan mencintai ku kan !" seketika Jnas menarik Elif ke dalam pelukannya dan melumat bibir mungil Elif, dan menggendong tubuh Elif untuk membawanya ke dalam rumah, dan membawanya ke kamar pengantin mereka yang telah di siapkan mama Elif tampa sepengetahuan Elif.
Elif sangat bahagia dengan apa yang telah terjadi dalam hidupnya dan sangat berterima kasih kepada tuhan yang telah mempertemukan dirinya dengan Jnas, pria yang di cintainya dan karena tuhan telah mengembalikan Jnas kembali ke sisinya, ia akan berjanji akan menjadi wanita dan istri yang baik buat Jnas, ke mana pun Jnas melangkah ia akan terus bersamanya, bersama dengan pria yang sangat di cintainya yang sekarang telah resmi menjadi suaminya.
Malam ini adalah malan terindah dalam hidup Elif
BERSAMBUNG Seri ke dua.....