"Silahkan saja!" Sahut Shin sembari memalingkan wajahnya dari Jeha karena ia benar-benar canggung dan malu terlebih ketika mengingat bagaimana ia meninggalkan Jeha sendirian di Greja.
Mendengar perkataan Shin yang mempersilahkannya untuk jujur. Jeha tampak menarik nafas dalam. Ia fikir ini adalah waktu yang tepat untuk bicara terus terang dengan Shin agar kecanggungan diantara mereka tidak terasa lagi.
"Sejujurnya selama dua bulan, aku masih mengingat semua kenangan-kenangan tentangmu yang tak bisa aku tepis dari fikiranku. Rasa rindu pun akhirnya menyekapku dan enggan meninggalkanku lalu memilih tinggal di dasar jiwaku. Aku katakan ini bukan berarti ingin memaksamu kembali. Karena aku sadar ini semua hanya tentang masa laluku yang masih memasungku sehingga aku belum bisa memberikanmu hatiku sepenuhnya. Namun, aku berharap kita masih bisa bersama untuk musim semi setiap tahunnya bersama." Kata Jeha dengan lirih.