Jeha menangis tanpa memperdulikan wanita di depannya, dia benar-benar tidak perduli apapun kata orang karena hidup membawa penyesalan dan rasa bersalah itu sangat menyakitkan.
Kali ini Jeha merasa membenci dirinya berkali-kali lipat. Karena untuk kali ketiganya, teman baiknya mengorbankan diri untuk melindunginya.
Jika dulu Mayleen merelakan punggungnya, dan sahabatnya di Amerika merelakan kepalanya untuk di tembak sekarang teman sekaligus musuh romatisnya merelakan perutnya juga demi melindunginya.
Lion hanya menanggapi perkataan Jeha dengan senyuman, dia baru mengerti apa arti dari persahabatan sejati yang selalu dikatakan Nana padanya, bahkan Nana mengajarkannya apa arti dari sahabat itu sendiri.
Persahabatan yang tulus, bukan karena sekedar butuh atau karena harta, melainkan tidak hanya ada saat senang saja, tetapi saat susah juga.