Putri tidak ingin mengganggu kesibukan kedua kakaknya, Dimas terlihat menunggu di depan ruangannya. "Dimas, kamu belum makan kan?" Tanya Putri, dan Dimas hanya mengangguk dengan pelan.
Sebuah langkah berat menghampiri mereka. Tubuh pria yang tidak terlalu tinggi dengan rambutnya yang panjang dan dikuncir satu, menatap tersenyum. "Siang Pak Deni, ada yang bisa saya bantu?" Sapa Putri dengan ramah.
"Enggak, enggak ada kok. Cuman Steve mau mengajak kamu makan siang bersama. Apa kamu lagi ada kesibukan Putri?" Tanya Deni, dengan senyum kecilnya. Putri memandang Dimas, dan kembali memandang Deni.
"Mmm.. enggak sibuk sih. Okey, kalau gitu. Kita makan siang bersama ya." Jawab Putri dengan cepat.
Sebuah restoran cepat saji yang tidak jauh dari tempat kerja, menjadi pilihan makan siang mereka. Deni dan Dimas memutuskan untuk duduk terpisah dengan Steve dan Putri. Dan terlihat sekali kecanggungan diantara mereka berdua.
Terimakasih untuk yang sudah membaca sampai bab ini.
Jangan lupa untuk dukung saya. caranya.
1. Vote dengan Power Stone.
2. Berikan Review anda.
3. Beritkan Rate bintang lima untuk bab yang sudah dibaca
4. Share Cerita ini pada teman dan keluarga ya.
Terimakasih :)
Find me on IG Sita_eh