Télécharger l’application
65.62% MENGEJAR BAHAGIA DENGAN ORANG YANG RUMIT / Chapter 21: Rahasia Amira 1

Chapitre 21: Rahasia Amira 1

Pagi selanjutny....

"Zahra bangun..."Amira menepuk pipi Zahra dengan lembut.

Zahra mengedipkan matanya beberapa kali,

"Apakah aku terlambat bangun?"Zahra belum sepenuhnya menyatu dengan kesadarannya.

"Tidak...,aku harus pergi sekarang,karena ada beberapa hal yang harus aku sekesaikan bersama teman-temanku,ini berhubungan dengan persiapan acara wisuda."Amira terlihat buru-buru.

"Sepagi ini?"Zahra melirik jam didinding.

"Teman sekampusku sudah menunggu didepan,kamu menyusul nanti bersama Alex,okey..."Amira pamit,lalu bergegas keluar rumah.

Zahra memutuskan untuk mengantarkan Amira sampai ke depan,ketika Zahra sampai Amira sudah masuk ke sebuah mobil mewah didepan rumah,namun Zahra sempat heran ketika sekilas dia melihat seorang pria didalam mobil duduk dikursi pengemudi tetapi sepertinya tidak seumuran dengan Amira.Zahra mencoba memastikannya dan melihat dengan seksama,namun sayang mobil itu sudah jauh dari pandangannya.Siapa pria itu?Apakah ada mahasiswa dikampus Amira seperti itu?Ah mungkin dia dosen Amira,Amira pernah bercerita bahwa dia diangkat menjadi asdos.Setelah menjawab beberapa pertanyaan dihatinya,Zahra memutuskan kembali masuk kekamarnya.Namun tiba-tuba zahra ingat kata-kata Amira sebelum dia keluar dari rumah tadi,Teman sekampusnya sudah memunggunya didepan.Benarkah itu teman sekampusnya?Apakah Amira sedang menutupi sesuatu dari Zahra?Zahra merasakan sesuatu tentang Amira.

Zahra masuk ke kamar dan memcari ponselnya,setelah itu melakukan satu panggilan

Zahra:"Halo Alex...."

Alex:"Zahra....ada apa,apa yang terjadi?

Zahra:"Mmmm....aku memerlukan bantuanmu sekarang,bisakah?"

Alex:"tentu saja,apa itu?"

Zahra:"Bisakah kamu mengantarku ke kampus Amira?"

Alex:"Selagi ini?bukankah acaranya di pukul 10.00 nanti.

Zahra:"Nanti aku cerita,setelah kita bertemu."

Alex:"Baiklah,20 menit aku akan sampai dirumahmu.

Zahra:"Baiklah."

Zahra menutup teleponnya kemudian berlari kekamar mandi,untuk mandi.Dia terlihat sangat buru-buru dan mandi dengan terburu-buru juga.

20 menit sesuai janji Alex,dia sudah sampai,dan Zahra juga sudah siap.

"Ayo..."Zahra terburu-buru masuk dalam mobil sebelum Alex sempat keluar untuk membukakan pintu mobil untuknya.

"Ada apa?"Alex bertanya sambil mulai melajukan mobilnya.

"Aku merasakan sesuatu terjadi pada Amira,dia pergi ke kampus pagi-pagi sekali,bersama temannya,tapi....."Zahra menghentikan kata-katanya kemudian melirik Alex.

"Tapi....? Apa....?"Alex tetap fokus mengemudikan mobilnya.

"Aku rasa itu bukan teman sekampusnya."Zahra melihat Alex.

"Lalu...?"Alex agak bingung dengan apa yang dibicarakan Zahra.

"Pria itu tidak seumuran dengan Amira,dia terlihat jauh lebih tua,seperti...lebih pantas dipanggil sebagai ayahnya."Zahra masih terlihat penasaran .

"Hemmmm..."Alex nampak seperti memikirkan sesuatu.

"Mungkinkah itu dosennya?"Zahra bertanya pada Alex untuk memghilangkan rasa khawatirnya terhadap Amira.

"Kalaupun itu dosennya,meminta untuk bertemu dengannya di jam yang sepagi ini,pastinya antara Amira dan Dia sudah pasti ada hubungan yang lebih dari sekedar dosen dan mahasiswanya."Alex melirik Zahra.

"Aku rasa Amira bukan orang yang seperti itu."Zahra semakin khawatir setelah mendengar ucapan Alex.

"Coba hubungi Amira dan tanya keberadaannya sekarang."Alex mempunyai rencana.

"Baik..."Zahra mengambil ponselnya dan menelepon Amira.

Amira:"Ada apa Zahra?"

Zahra:"Apa kamu sudah sampai?"

Amira:"Sudah baru saja,sekarang sedang meeting bersama teman,kebetulan aku salah satu panitia di acara wisuda nanti.

Zahra:"Oh.....(Zahra melirik Alex dan memberi isyarat pada Alex untuk memberinya ide)

Amira:"Datanglah ke kampus bersama Alex nanti pukul 9.45.

Zahra:"Baik."

Amira menutup panggilan telepon dari Zahra.

"Sekarang bagaimana?"Zahra bertanya pada Alex.

"Aku akan melacaknya,kita kempusnya dulu untuk memastikan kebenaran kata-katanya."Alex nampak serius.

"Heh....panitia apa?,acara wisuda diselenggarakan oleh pihak kampus,bagaimana mungkin mahasiswa yang akan mengenakan baju toga dan menerimah gelarnya bisa menjadi panitia?"Kata-kata Alex semakin membiat Zahra yakin bahwa Amira sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

Mereka sudah sampai didepan kampus Amira,saat itu pukul 05.48,disana terlihat sepi.

"Dia tidak ada dikampus ini,tapi Amira sedang berada ditempat ini."Alex menunjukan hasil pencariannya di Ponselnya pada Zahra.

Zahra sangat terkejut saat melihatnya,itu nama sebuah hotel lengkap dengan alamatnya.

"Kita kesana sekarang,"Alex segera memutar mobilnya dan berlalu dari tempat itu.

"Sedang apa Amira sepagi ini di tempat itu?"Zahra bertanya pada dirinya sendiri.

30 menit mereka sampai di sebuah tempat diseberang jalan raya,didepannya sebuah hotel kecil tidak ternama.

"Kita akan menunggu disini."Alex berkata pada Zahra.Setelah 30 menit menunggu belum ada tanda-tanda kemunculan Amira dari dalam hotel kecil tersebut.

"Apakah Amira benar ada ditempat ini?"Zahra mulai ragu.

"Percayalah,informasi yang aku dapatkan tidak akan meleset."Alex memegang tangan Zahra.

"Zahra...."Alex memanggilnya dengan lembut.

Zahra hanya menolehkan pandangannya ke Alex tanpa menjawab panggilannya.

"Kamu dan Amira belum lama saling mengenal,mengapa kamu sangat perduli padanya?"Sepertinya Alex menuntut perasaan yang sama pada Zahra,seperti kepeduliannya pada Amira.

"Alm pak Yamin sangat berjasa padaku,dia orang pertama yang menolongku saat aku sampai dikota ini,dia menganggapku seperti anaknya sendiri,maka aku menganggap Amira seperti saudara kandungku sendiri,walaupun sekarang pak Yamin sudah tiada"Zahra menjawab sejujurnya,dan kata-katanya sangatlah masuk akal dan bisa diterimah Alex.

Tiba-tiba Alex melihat sebuah mobil masuk ke areal parkiran hotel tersebut,Alex mengenali mobil tersebut.Ketika seseorang keluar dari mobil tersebut,sosok itu juga sangat tidak asing dimata Alex,entah dari arah mana tiba-tiba Amira datang dan mendekat kepada orang yang keluar dari mobil itu.Amira memeluknya kemudian menciuminya dipipi kanan kiri orang tersebut.

"Apakah itu dosennya?"Zahra tidak pernah melihat Amira seakrab ini dengan orang lain sebelumnya.

Raut wajah Alex terlihat dingin,bahkan dia tidak menjawab pertanyaan Zahra.

Mereka berdua menyaksikan kemesraan yang dilakukan Amira dan pria tersebut.Terlihat jelas pria tersebut sangat memanjakan Amira,berkali-kali dia memberikan ciuman di kening Amira,dan sesekali mengecup bibir Amira.Entah apa yang sedang dibicarakan Amira dan pria tersebut,yang pastinraut wajahnya terlihat sangat bahagia.

Tidak berapa lama Amira dan pria tersebut masuk kedalam mobil dan meninggalkan tempat itu.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C21
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous