Télécharger l’application
5.5% Memory Of Love / Chapter 6: Kembali Semula

Chapitre 6: Kembali Semula

Beberapa hari telah berlalu Salsabila mulai melupakan kejadian yang memalukan tersebut, ia telah beraktifitas dengan tenang iapun selalu menghindar jika harus bertemu dengan Edwin, lain halnya dengan Edwin yang justru terlihat semakin intens mencoba mendekati gadis itu.

Jam istirahat telah tiba hari ini Salsabila berencana pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku, ia ditemani Fani dan teman laki-lakinya bernama Khafiz berjalan santai, sampai di perpustakaan mereka mencari buku yang dibutuhkan dan menemukan tempat membaca yang sesuai keinginan mereka.

Edwin berjalan membawa cup jus mangga ke kelas Salsabila, sampai didepan pintu ia tidak melihat sosok bila ia memutuskan untuk menunggu, banyak gadis yang memandang Edwin dengan tatapan kagum akan ketampanannya dan mencoba menyapa sang bintang basket.

" Pagi kak, kak Edwin nungguin siapa sih?".

" Oh....gue nyari si bila, lo lihat?" jawab Edwin dingin.

" Bila ya....tadi aku lihat dia ke perpustakaan sama Khafiz." teman sekelas bila menjawab, dengan dibumbui kalimat pancingan.

" Khafiz?"

" iya kak.....Bila itu deket bgt sama Khafiz, setahu aku satu-satunya cowok yg deket sama bila ya Khafiz" jawabnya provokatif.

Edwin melirik gadis itu dengan dingin kemufian pergi menuju perpustakaan

Tiba di perpustakaan ia menebarkan pandangan dan menemukan bila yang sedang duduk sangat dekat dengan Khafiz karena mereka memang sedang mengerjakan tugas kelompok, dada Edwin merasakan sesak perutnya mulas melihat pemandangan itu, ia membuang bungkusan ditangannya dan menendang pintu, seketika semua pandangan tertuju pada sumber suara dan melihat sesosok tinggi sedang berlalu.

Diruang komputer tampak Salsabila sedang fokus mengerjakan tugasnya hingga tanpa sadar jam sedah menunjukan pukul 16.30 setelah menypan file dan mengirimkan pada gurunya ia bergegas untuk pulang.

45 menit sudah ia menunggu bus, namun tak kunjung datang ditengah ia terlihat panik sambil sesekali melihat jam tangannya, kebetulan saat itu Edwin juga baru pulang latihan basket, dan sudah berada diatas motor ninjanya senyumnya mengembang tatkala melihat bila tengah duduk sendiri di halte bus dan dengan segera ia mendekatinya.

" Bila belum pulang?"

Mendengar sapaan seorang laki-laki Bila terkejut dan menoleh sambil menatap dengan sinis " udah tau pake nanya lagi"

" Jutek amat " senyum jahil Edwin mengembang " aku anter pulang aja yuk, udah sore, kayaknya ga ada bus lagi deh."

" Terimakasih kakak " bila menolak dengan lembut " nanti juga busnya dateng, lebih baik kakak pulang aja deh kayaknya, trimakasih atas tawarannya.

Mendengar kata-kata Bila, Edwin memutuskan untuk meninggalkannya, namun bukan untuk pulang ia menunggu Bila disebuah warung jus disebrang jalan agar Bila tak terganggu.

Waktu semakin sore, suasanapun telah berganti petang, namun belum ada kendaraan yang lewat adzan Maghrib hampir berkumandang, Bila semakin resah ia tampak muram, Edwinpun kembali menghampirinya.

" Tuh benerankan udah ga ada bus lewat, udah ayuk ku anter!" tegas Edwin hingga mengagetkan Bila.

"Kak Edwin masih disini? " selidik Bila

" Iya lah, aku ga tega lihat kamu sendirian takutnya ada om-om lewat terus kamu diculik lagi." goda Edwin sambil menaikan alisnya.

Salsabila hanya memandang kesal, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan, mengikuti saran Edwin dengan konsekwensi ayahnya semakin curiga, atau menunggu entah sampai kapan.

" Udah ayuk.....aku ga akan minta imbalan, atau bawa kamu kabur kok." pernyataan Edwin semakin jahil.

" Emmmmm...." Bila tampak bingung harus menjawab apa " ayah lagi dijalan kok mo jemput " tolak Bila.

" Sampai kapan kamu mau nunggu, aku kasih waktu 5 menit. "

Bila menelpon ayahnya.

📱"Ayah....kok belum sampai?"

📱"Oalah nduk....ayah lagi pergi ke luar kota, Hpnya ketinggalan, ibu lupa ngasih tau km, kamu ngojek aja nduk, ibu lupa ngasih tau kamu" jawab ibu panjang lebar

📱"Oh nggih buk" Bila menutup ponselnya dengan wajah kecewa.

" Gimana?"

"......" Salsabila tidak tau harus berkata apa

" Ok....aku pergi, karna kamu ga jawab." jawab Edwin smbil menghidupkan mesin motornya.

" Kak....tunggu" tiba-tiba Salsabila menyahut dengan gugup

Edwin memandang bila sudut mulutnya terangkat " nunggu apa"

"...." Bila dibuat bingung harus berkata pa

" Tuh diem lagi, mo ku antet ga?"

" Mau kak.....tolong ya!" jawab Salsabila lirih

" Ya udah naik" Edwin memberikan isyarat.

Salsabila segera naik kemotor Edwin, yang segera melajukan motornya, sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam.

Sesampainya di depan rumah Salsabila Edwin memarkirkan motornya, Salsabila turun

" Makasih kak, silahkan mampir dulu!" ucap Salsabila berbasa basi.

" Seriyus?" Edwin menggoda

Salsabila hanya tersenyum simpul.

" Bila masuk!" sahut ibu dari dalam sambil mendekatinya " eh Bila kamu dianter siapa?".

Edwin turun dari motornya dan menyalami ibu Salsabila.

" Saya buk, sy pernah main ke rumah Bila lho buk." Edwin mengingatkan ibu.

" Oh iya....ibu ingat, masuk dulu nak!".

" Trimakasih buk lain waktu saja, kalu pas Bila ga capek" sindir edwin.

Edwin kembali berpamitan segera menghidupkan motor kemudian berlalu dari hadapan Bila.

😘😘😘😘😘

Selamat membaca kakak.....mohon dukungannya dengan klik nintang.

terimakasih.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C6
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous