Chapitre 245: Perusak Suasa, Pengganggu Kecil

Hati Maheza berbunga sebagaimana musim semi di negeri gingseng ketik mendengar pernyataan Syifa. Maheza melepas pelukan nya dan menatap lembut wajah polos Syifa yang memang jarang menggunakan make up itu.

'Dia wanita yang paling cantik yang pernah aku lihat dan dia adalah istriku sekaligus Ibu dari putraku'. Batin Maheza.

"Kenapa kamu menatapku begitu?" tanya Syifa sambil menatap heran wajah Maheza. Mata Maheza berbinar indah menatap wajah Syifa. Dia tidak menjawab pertanyaan Syifa, juga tidak mengatakan apapun selain memandangi Syifa dengan rakus seraya mengingat tahun- tahun dia dan Syifa menjadi musuh bebuyutan. Syifa pun membiarkan Maheza memandangan nya sepuas hati nya.

Tiba-tiba, Maheza menjulurkan tangan kanan nya untuk menyentuh pipi kanan Syifa dan membelainya dengan lembut.

"Terimakasih karena kamu sudah mau menerimaku! Terimakasih sudah mau menjadi Ibu buat putra kita yang pintar." ucap Maheza dengan tulus.