Dan suasana pun hening. Yang ada hanyalah suara desis pemanggang dari barbeku yang sedang disiapkan itu.
Xi Xiaye hanya menatap Mu Lingshi. Dia mampu merasakan kesedihan yang kembali melandanya dari wajahnya. Kemudian dia mendekat dan mengelus tangan adik iparnya. "Maafkan aku. Aku seharusnya tidak membawa-bawa hal itu."
Akan tetapi Mu Lingshi tersenyum mendengarnya sambil menggeleng, dan diangkatnya gelas minumnya. Dengan satu anggukan, diturunkannya kembali gelasnya.
"Ah, tak apa 'Kak. Itu 'kan hanya masa lalu. Setiap kali disebut-sebut, aku palingan hanya teringat sesaat. Itupun hanya sesekali saja," jawabnya tenang dengan wajah memerah. Dengan luka di wajahnya, dia memang terlihat menyeramkan. Untuk beberapa alasan pancaran matanya terlihat lemah dan kesepian, dan Xi Xiaye mengerti bagaimana perasaan adik iparnya saat itu.