Hari semakin siang, keysa dan ibu masih takjub bahkan dengan isi di dalam rumah yang kinan tempati selama di jakarta nanti.
Sangat rapih, desain dalamnya sangat detail dengan tema minimalis modern. Sangat cocok untuk anak muda seperti kinan.
Kinan beristirahat sambil terus mengotak-atik ponselnya dan menyalakan TV yang juga sudah disediakan di dalam rumah, itu juga menjadi bagian dari salah satu ketakjuban keysa terhadap semua fasilitas yang ada di rumah itu.
Bayu sudah pergi ke rumah yang dia sewa untuknya yang juga tidak jauh dari rumah kinan.
Adam di rumahnya sedang menunggu orang yang dikatakan ayahnya akan menjemputnya hari itu dan akan membawanya ke jakarta.
Adam sebenarnya sangat ingin berangkat bersama kinan ke jakarta. Namun kinan tidak menginginkannya karena dia sudah memiliki rencana dari jauh-jauh hari akan berangkat bersama keluarganya dan juga bayu.
Kinan tidak mengetahui rencana adam yang juga akan pergi ke jakarta untuk bekerja, dia hanya tahu bahwa adam ke jakarta hanya karena ingin mengantar kinan ke sana.
Adam sendiri belum yakin akan menuruti keinginan ayahnya soal semua ini sampai akhirnya tadi pagi karena dia tidak suka dengan kata-kata ayahnya yang terus menyepelekannya maka adam menyetujui penugasannya di kantor yang didirikan ayahnya bersama rekannya di jakarta.
Maka dari itu dia belum memberitahu kinan soal pekerjaannya nanti di jakarta.
Adam terus berbagi pesan kabar dengan kinan, dia berpikir akan memberikan kejutan kepada pacarnya itu nanti setelah tiba di jakarta.
Adam telah mendapatkan alamat rumah baru kinan di sana dan dengan berbekal itu dia akan menemui kinan sesaat setelah semua urusannya selesai di kantornya nanti.
"Adam, bangun nak, kamu harus berangkat sekarang".
Ibu membangunkan adam dari luar pintu kamarnya dengan mengetuk secara perlahan karena khawatir akan merubah suasana hatinya yang tadi pagi sudah setuju dengan perintah ayahnya.
Fakta di dalam kamar adam bukan sedang tidur melainkan sedang berbicara dengan kinan lewat pesan ponsel.
"Ia bu, nanti aku turun. Aku bersiap sebentar".
Ibu senang mendapati jawaban yang sangat santai dari putranya.
"Dia terdengar baik-baik saja, semoga semuanya akan terus seperti ini".
Sambil berlalu meninggalkan kamar adam ibu berbicara pada dirinya sendiri.
Tak lama adam turun dengan sebuah tas ransel di punggungnya.
"Bu aku berangkat, jaga diri baik-baik di runah. Jangan terlalu sering berdebat dengan ayah atau ibu akan sengsara nanti, lebih baik ibu shopping dan habiskan semua uang ayah itu jauh lebih menyehatkan. Ibu tidak perlu lagi mengkhawatirkan aku, ingat aku adalah putramu yang dewasa dan bertanggungjawab".
Sambil mendaratkan ciuman di kening sang ibu, adam berpamitan dengan semua pesan cintanya yang sangat menyentuh hati ibunya.
"Ah kamu ini bisa saja, ibu jadi terharu sekarang. Perasaan ibu seperti akan melepasmu saat dulu kamu kuliah di Australi. Padahal sekarang kamu hanya akan pergi ke jakarta".
Ibu berbicara dengan terus mengusap air matanya yang tiba-tiba menetes begitu saja saat mendengar putranya berpamitan dengan kata-katanya yang manis.
"Anak ibu benar-benar lelaki yang bisa membuat setiap hati wanita di luar sana meleleh jika mendengarmu mengatakan kata-kata manis seperti tadi itu, Kamu sudah sangat tampan sayang, tidak perlu memberi penderitaan pada semua wanita di luar sana dengan harus mendengar kata-kata itu darimu, mereka akan sangat kerepotan menahan rasa kagum mereka padamu".
.....(Ibu dan anak memang sama saja, sama-sam lebay)...
Adam kembali mencium kening ibunya dan memeluknya dengan hangat kemudian sambil memberikan senyumannya pada sang ibu sebagai hadiah perpisahan adam berjalan menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumahnya untuk membawanya ke Jakarta.
Dalam perjalan adam mengirim foto selfie kepada kinan, dan tersenyum sendiri di dalam mobil.
"Maaf pak, apa ada yang salah???".
Ajudan yang dikirim ayahnya untuk menjemputnya merasa tidak nyaman karena tuannya tersenyum sendiri di saat dia dan supir hanya diam saja dari tadi.
Dia khawatir ada yang membuat tuan muda itu tidak nyaman atau ada hal lain.
"Ah tidak, kamu fokus saja dengan laporanmu pada ayahku. Bilang padanya aku sedang duduk manis di mobil sekarang denganmu, agar dia puas disana".
Adam menjawab sekenanya, dia tidak suka ada dalam situasi seperti di dalam mobil itu. Dimana dia seperti tuan muda yang tidak bisa disentuh oleh kesalahan, dengan bawahan yang sangat takut membuat kesalahan di depan tuannya.
Adam tipe lelaki santai dan ceroboh, tidak seperti tuan muda-tuan muda lain yang sangat angkuh, dan sombong di depan bawahannya. Dia tidak pernah memperdulikan perbedaan status semacam itu. Kehidupan santai dan bebas telah membentuknya menjadi lelaki kaya raya yang tidak membeda-bedakan status sosial orang lain.