Seharian ini kinan sama sekali tidak keluar, dia bahkan tidak makan dari kemarin siang, "ini sudah benar-benar kelewatan, aku akan mendobrak pintu kamarnya bu" genta mulai marah dengan ulah kinan, genta juga jadi mengkhawatirkan perasaan ibu saat itu. "sudah sayang, ibu semalam sudah berbicara dengannya dan semuanya sudah baik-baik saja, ibu diminta untuk memberinya waktu sendiri dan menunggu dalam beberapa hari dia berjanji akan kembali seperti semula, tapi ibu juga tidak menyangka bahwa kinan juga bahkan tidak akan makan. kamu jangan terlalu emosi, ibu akan membujuknya lagi", ibu pulang cepat hari ini, jam 3 sore hari itu tidak boasanya ibu sudah tiba di rumah, ibu memasak di bantu oleh bibi dan genta kembali pada aktifitas di komputernya. Bau harum masakan ibu tercium hingga ke kamar kinan, dia sedari pagi hanya tertidur dengan headset terpasang di telinganya, headset pemberian adam. Dia tidak lagi menangis seperti semalam hanya saja dia terus menutup matanya meski sebenarnya dia sama sekali tidak tidur hari itu. kinan belum siap untuk memulai hari selama pikirannya tentang adam masih mengganggunya. "aku sudah benar-benar gila dan aku sudah benar-benar dirasuki rasa yang bodoh ini, aku tidak yakin bahkan adam mungkin sama sekali tidak mengingatku disana, dia sedang sibuk dengan lingkungan barunya dan gadis-gadis bule yang cantik-cantik, ayooo kinan move on, kamu yang meminta untuk tidak saling menghubungi satu sama lain agar tidak perlu repot-repot memberi kabar seperti orang bodoh setiap waktu", kinan berbicara pada dirinya sendiri, seperti orang gila dengan headset di telinganya, mata tertutup, rambutnya yang panjang dan indah hancur berantakan karena terus dibawa tidur dan tidak di ikat, baju tidur yang menempel dari kemarin malam pasti sangat bau asam dan mengganggu orang yang menciumnya. Kinan sudah benar-benar hancur saat itu. Saat ia sibuk dengan kicauannya sendiri, dia mencium bau masakan ibu dari dapur, tak terasa perutnya merespon itu, suara lapar dari perutnya kemudian membangunkannya "ya, aku belum makan dari kemarin, apa yang aku lakukan? apa aku mencoba untuk bunuh diri dengan cara kelaparan? aaaahhhh bodoh kinam, kenapa kau jadi seperti si adam yang bodoh itu" sambil membuka headset di telinganya dan memakai sandal bonekanya kinan segera meraih gagang pintu dan membukanya, tepat saat sebelum membuka kinan melihat cermin yang ada di samping pintu, "ya ampuuun siapa aku ini? rambutku, mataku, apa aku zombi? " dia kaget melihat penampilannya di cermin, segera dia menutup kembali pinti kamar dan masuk ke kamar mandi, dia langsung mandi karena setelah mencium baju tidurnya dia hampir saja muntah karena bau, "ah aku sudah benar-benar kacau dibuatnya, baiklah, lepaskan semuanya, lupakan semuanya, ayo kinan kita kembali ke semula, jauhkan pikiran tentang orang-orang yang telah melukaimu dan fokus pada keluarga dan kuliahmu sekarang" kinan berkata pada dirinya sendiri sebelum akhirnya air shower menyiram tepat di atas kepalanya, ia bermaksud melunturkan semua hal-hal tidak baik dalam pikirannya dan kembali menjadi kinan yang sebelumnya.
Setelah ia merapikan dirinya dan menjadi wangi kembali, kinan keluar dari kamarnya dan membuat genta kaget mendengar derap langkah yang sedari tadi pagi di tunggu semua orang "ah akhirnya kamu turun juga dek, apa semedimu sudah selesai?" genta menyindir kinan, ibu langsung melihat adam dan memperingatkannya untuk diam, ibu takut suasana hati kinan menjadi buruk kembali "sudah, ayo kinan, kita makan malam, kamu pasti sangat lapar, ibu membuatkanmu nasi goreng spesial malam ini, kesukaan kamu", sambil menyiapkan nasi goreng yang telah ibu buat, ibu tersenyum melihat putrinya yang memutuskan keluar dari kamarnya, rasa khawatirnya sedikit hilang. Kinan tidak berkata satu patah katapun, sudah biasa itu terjadi dan mereka melanjutkan makan malamnya. Ditengah-tengah makan malam yang hening itu, kinan berkata "kak, apa aku bisa meminta tolong padamu?" genta kaget saat kinan berbicara padanya sedangkan sedari tadi dia hanya diam saja bahkan disaat genta menyindirnya "bantu apa?, apa yang bisa kubantu?" ibu ikut memperhatikan percakapan kedua anaknya di meja makan dan menghentikan suapannya "buatkan aku sosial media, aku ingin memilikinya" kinan menyebutkan keinginannya untuk memiliki sosial media, karena selama ini dia belum pernah memilikinya, berbeda dengan anak muda lain yang sudah sibuk dengan aktifitasnya di sosial media, kinan tidak pernah tertarik untuk melakukan hal-hal semacam itu sampai akhirnya malam itu ia ingin dibuatkan akun media sosial oleh kakaknya yang sangat hitech itu. Kinan cupu kalau soal sosial media, dia bahkan belum pernah melihat facebook, intagram dan sosial media lainnya tapi dia tahu dari berita-berita online dan acara-acara televisi dan banyak teman sekelasnya yang selalu meributkan hal-hal viral di sosial media. "apa? kau ingin memiliki akun sosial media? apa kamu memiliki teman sekarang?" genta spontan berkata karena kaget adiknya yang tertutup dan tidak pernah tertarik dengan lingkungan sosial sekarang ingin memiliki akun sosmed. "genta, apa yang kamu katakan, buatkan saja, adikmu meminta bantuanmu bukan memintamu untuk mengintrogasinya" ibu sambil membesarkan matanya memarahi genta yang bertanya tentang hal yang tidak perlu. Ibu pikir itu suatu kemajuan kinan sudah mau menyentuh hal-hal yang berbau sosial. "buatkan saja genta, facebook, instagram, twitter atau apapun lah" ibu mengintruksikan kepada genta untuk segera membuatkan kinan akun sosmed. "baiklah bu, maaf kinan, oke aku akan buatkan, nanti setelah makan kita buat sama-sama, sekalian aku ajarkan kamu untuk menggunakannya" kinan hanya diam saja, dia terus melanjutkan makan malamnya meskipun ibu dan kakaknya terus berbicara.