Télécharger l’application
3.71% Masa Muda Yang Tak Muda / Chapter 9: Apa lagi sekarang??? (flashback)

Chapitre 9: Apa lagi sekarang??? (flashback)

Air mata kembali membasahi pipi Kinan dan ke empat kakaknya, setelah sekian lama berusaha untuk tetap tersenyum, ayah kembali membuat mereka semua sedih, kelima bersaudara itu sudah benar-benar dibuat kecewa oleh ayahnya.

"Aku sudah bilang, ayah tidak perlu kita pikirkan lagi, bajingan itu bahkan tidak lagi mengingat kita, ini baru beberapa bulan ayah berpisah dari kita, tapi dia sudah dengan mudah lupa pada kita, bahkan pada Kinan yang paling dia sayang di rumah, aku tidak akan sudi lagi medengar kata ayah di rumah ini, kamu dengar itu Kinan??? ayah tidak lagi sayang pada kamu dan juga kepada semua kakakmu ini".

Genta akhirnya mengeluarkan semua perasaan yang ia pendam selama ini,l, dia sudah terlalu banyak diam dengan masalah keluarganya, dia berusaha tidak peduli dengan ayah, ibu, dan saudara-saudaranya, dia hanya berusaha tidak ikut meratapi nasib yang sangat menyedihkan yang menimpa kehidupan keluarganya.

"Perlakuan ayah sekarang sudah benar-benar keterlaluan, dia bahkan tidak menyadari anak-anaknya pergi dari rumah" Genta berlalu ke luar rumah dan membanting pintu dengan keras dan menuju ke Taman dekat rumah, dia biasa menghabiskan waktu di lapangan basket yang ada di sekitar rumahnya.

Ibu memeluk semua anak gadisnya, dan membiarkan anak laki-lakinya pergi sejenak untuk menjernihkan kembali pikirannya. "Kalian anak ibu yang paling ibu cintai, mulai sekarang kita akan hidup lebih bahagia lagi, lupakan semua masalah ibu dan ayah, kalian harus tetap fokus pada sekolah kalian" ibu berusaha membuat putri-putrinya tenang dan meminta mereka untuk kembali ke kamar masing-masing dan tidur. 

Kemudian ibu perlahan keluar rumah untuk menjemput Genta pulang, sampai di taman, ibu melihat Genta sedang bermain bola basket sendirian di sana, karena hari sudah lumayan larut, di taman tidak begitu banyak orang. "Anak ibu masih marah? apa bisa kita pulang sekarang? ibu sudah sangat lelah dan ingin segera istirahat, hari ini toko kue kita benar-benar ramai, lain kali kamu harus ikut bantu ibu di toko", ibu membujuk Genta agar mau pulang dan bertingkah seperti tidak terjadi apa-apa, kemudian tanpa kata-kata Genta berjalan menuju ibu dan memeluknya, "maafkan Genta bu, tadi Genta marah-marah di depan ibu dan kakak, Kinan pasti sedih dengan kata-kataku tadi", Genta sambil menahan air matanya mencoba meminta maaf pada ibunya, dan kemudian sang ibu meraih tangan Genta dan mengajaknya pulang.

Masalah di rumah sudah semakin bisa ibu atasi, anak-anaknya tumbuh dengan biasa walaupun kinan tidak begitu terlihat cetia seperti anak-anak di usianya, Perceraian orang tua memang akan menyisakan luka yang dalam.

Hingga di saat semua terasa mulai normal dan baik-baik saja suatu tragedi kembali menimpa keluarga Kinan.

Saat liburan semester sekolah, Kinan, Genta, kayla, Kiran dan ibu memutuskan untuk ke Surabaya menemui Ka Keysa di kampusnya, mereka semua berencana memberikan kejutan untuk Keysa karena dia akan segera melakukan sidang akhirnya dan semua anggota keluarga ingin memberikan dukungan secara langsung kesana. 

Bersama Pak Didi kita semua berangkat menggunakan mobil, dan Kecelakaan itu terjadi tepat di sekitaran kampus Keysa, hanya tinggal beberapa saat lagi mereka semua akan berkumpul dan berlibur disana, tapi kejadian nahas itu benar-benar terjadi. 

Sebuah mobil Pick up yang kehilangan kendali menabrak mobil mereka yang akan berbelok ke arah kampus, dan yaaa,,,, kecelakaan itu tidak bisa dihindari, hantaman keras datang pada mobil mereka dan menghempaskan tubuh-tubuh penumpang di dalamnya, mobil berguling beberapa kali sampai akhirnya terjadi ledakan kecil pada mobil itu yang mengakibatkan kesulitan evakuasi korban yang ada di dalamnya. 

Keysa yang sedari awal ada di dalam kampus, mendengar keributan jauh di luar kelasnya, semua orang berlarian ke luar kampus, keysa melihat dari lantai 3 kelasnya melalui jendela, hampir semua mahasiswa di kampus berhamburan keluar, itu membuatnya ikut penasaran, dia tidak ikut berlari keluar, dia hanya mengecek Group Whatsapp komunitas seninya, menanyakan apa yang sedang terjadi.

"Ada kecelakaan beruntun di depan kampus, bahkan terjadi kebakaran kecil pada salah satu mobil yang ikut jadi korban", salah satu anggota group menginfokan apa yang sedang terjadi di luar kampus, dan Keysa merasa tidak enak hati, mungkin itu sebuah firasat, ia sangat ingin menghubugi ibunya, sambil berlari ke luar kampus untuk ikut dengan temannya melihat kejadian, Keysa sambil tetap mencoba menelepon ibunya, tapi tidak ada jawaban, kemudian dia mencoba menelepon semua adiknya satu persatu tapi tetap tidak ada jawaban, karena perjalan ke depan kampus lumayan memakan waktu karena kelas Keysa jauh dari depan gerbang, sambil berlari entah kenapa air mata Keysa jatuh begitu saja.

"Apa yang terjadi padaku, kenapa perasaan ini sangat menyakitkan, ada apa ini", tanpa mengetahui apa yang terjadi dia mencemaskan semua anggota keluarganya yang tidak bisa dihubungi.

Tepat di depan matanya sekarang, setelah ia menyela kerumunan orang di depan kampus, disana sudah sangat ramai sesak, ambulan sudah tiba, ada juga pemadam kebakaran, polisi pengamanan dimana-mana, sebuah mobil yang tadinya terbakar sudah mulai padam, tapi plat nomor itu, masih sangat jelas tanpa tersentuh kerusakan sedikitpun.

 "Apa ini? apa semua ini?" hati Keysa mulai menyangkal semua yang terpangpang nyata di depan matanya, jantungnya melemah dan dengan langkah kecil dia mendekati mobil yang sedikit hangus itu, dan ya,,, dia melihat satu korban yang di evakuasi keluar dari dalam mobil itu, dengan susah payah tim penyelamat mengeluarkan korban itu dari dalam mobil yang hangus terbakar, "KINAN, KINAN, KINAN,,,," Keysa berlari kencang mendekati korban yang di angkat menggunakan tanduj, "dia adikku, apa ini, lepaskan aku, itu adikku, aaaaahhhhh" keysa berteriak, dia di tahan oleh tim penjagaan karena di kahawatirkan mobil akan meledak lagi, semua orang di larang  ke area kecelakaan, dan akhirnya Keysa jatub pingsan. Tim kesehatan segera membawa Keysa masuk ke dalam mobil ambulance yang terparkir dan berusaha membuat dia sadar. "Ibu, Kinan" Keysa terbangun dan berteriak memanggil ibu dan adiknya yang tadi terlihat olehnya. 

"Dimana adik-adikku, ibuku, mereka semua keluargaku biarkan aku menemui mereka, aku keluarga korban kecelakaan itu" Keysa menjelaskan bahwa ia keluarga korban, disana ada temannya Keysa bernama Noni, dia menemani keysa di ambulance karena tadi melihat dia pingsan. "noni, mereka keluargaku, cepat bawa aku kesana, ada apa ini? kenapa mereka semua ada di sini" ,noni menangis di samping Keysa karena sudah mengetahui apa yang sedang terjadi tanpa menjawab permintaan Keysa yang ingin di bawa menemui keluarganya, "Key sabar dulu, mereka lagi di evakuasi dan akan di bawa ke RS, kamu sabar saja kita akan segera ke sana dengan ambulance ini" noni memeluk erat keysa agar lebih tenang. 

Mobil ambulance korban sudah menuju rumah sakit dan Keysa mengikuti dari belakang bersama ambulance.

Sesampainya di rumah sakit Keysa kembali melihat Kinan, dia berlari menuju kinan yang terbaring di kasur di depan rumah sakit karena baru di turunkan dari ambulance, kinan masih memiliki kesadaran walaupun ia berlumuran darah dimana-mana,,, "kak, mana ibu kak? genta, Keyla, Kiran mana kak? mereka semua bersama ku di mobil, pak didi juga ikut" kinan menanyakan semua keluarganya, dan kemudian ia hilang kesadaran, "KINAAAAN,,,, dokter cepat selamatkan adikku", kinan di bawa oleh tim kesehatan dan masuk ruang operasi, keysa berlari-lari di dalam rumah sakit mencari anggota keluarganya yang lain.

Karena ini kecelakaan beruntun dan memakan banyak korban, semua korban di bagi-bagi ke beberapa rumah sakit terdekat, saat keysa sibuk mencari-cari anggota keluarganya yang lain, dia menemukan satu korban kecelakaan yang di bawa menggunakan kursi roda, dari belakang ia tahu "Ibu,,,,,, ibuuuu apa kau baik-baik saja, bu,,,,, kinan sangat berlumuran darah tadi bu, dia sangat lemah, aku takut terjadi apa-apa pada kinan?" keysa berlari mendekati ibunya yang di dorong oleh perawat menggunakan kursi roda, kondisi ibu tidak terlihat separah kinan, ibu hanya mengalami luka bakar pada lengan dan kakinya itupun tidak seberapa parah, dan ada lecet-lecet pada bagian mukanya, ibu masih terlihat sangat baik, "ibu baik-baik saja nak, apa kamu sudah melihat adik-adikmu yang lain?".

" syukurlah ibu baik-baik saja, aku akan mencari yang lain di rumah sakit sekitar sini mereka pasti di bawa ke rumah sakit yang lain, korban tidak di bawa ke satu rumah sakit bu".keysa bergegas pergi mencari adiknya yang lain, hatinya sedikit lebih tenang melihat sang ibu terlihat baik-baik saja.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C9
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous