Dalam diam sarah mulai merancang kata kata yang ingin ia tanyakan kepada bosnya, kenap ia di panggil kemari.''apa aku akan di pecat?"batin sarah.
Kemudian ia mulai membuka mulutnya hendak bertanya namun pria di kursi yang telah menyadari kehadiran sarah sedari tadi memutar kursinya berbalik ke arah sarah.
Seorang pria muda dengan setelah jas abu dan kemeja putih serta dasi garis abu hitam terlihat maskulin dengan senyum mengembang di bibirnya dan terlihat lesung di kedua pipinya.
Sarah yang melihat pria di kursi sentak kaget hingga menjatuhkan kardus yang sedari tadi di dekapnya tanpa sadar"kau''. Hanya kata itu yang mampu sarah ucapkan sebelum ia melangkah mundur perlahan.
Rajendra yang melihat sarah melangkah menjauh dan hampir medekati pintu segera beranjak dari tempat duduknya dan berlari menghampiri sarah. Dengan segera rajendra meraih tangan sarah sebelum berhasil meraih gagang pintu dan mendekap erat tubuh sarah.
"lepaskan'' berontak sarah berusaha melepaskan dekapan rajendra dan dibalas rajendra yang semakin mengeratkan pelukannya.
"apa yang kau lakukan, lepaskan aku atau aku akan teriak '' ancam sarah yang tak diindahkan oleh rajendra.
"aku sangat merindukanmu sarah" ucap rajendra lirih di telinga sarah.
Degg…
Jantung sarah berdetak kencang mendengar ucapan rajendra dan merasakan nafas hangat di telinganya yang membuat sarah mematung.
Merasakan sarah berhenti memberontak rajendra melepas pelukannya perlahan dan
plakkk sebuah tamparan mendarat dipipi kiri rajendra.
"berani sekali kamu pikir aku wanita macam apa? Sungut sarah dengan mengeraskan dagu menahan amarah.
Rajendra hanya membatu merasakan perih di pipi nya dan rasa kaget bagaikan sambaran petir di siang bolong.
Dia tak pernah menyangka bahwa wanita lemah lembut yang ia kenal bertahun tahun lalu telah berubah menjadi perempuan yang tegas dan galak. Kemudian rajendra mengusap pipi yang terlihat memerah "kau telah banyak berubah rupanya" gumam rajendra dengan sedikit menaikan sudut bibirnya.
"maafkan aku sarah aku gak bermaksud buat kamu marah, aku hanyaa".
''apa yang kamu lakukan disini?'' tanya sarah dengan memotong ucapan rajendra.
'' maaf, apa bu meli belum memberitahukan pada mu?" tanya rajendra yang hanya di balas gelengan kepala sarah.
''ohh .. duduklah"
"tidak sebelum kau menjawab pertanyaan ku'' dengan posisi masih berdiri sarah enggan menuruti perintah pria di hadapan nya itu.
''baiklah aku akan menjelskannya padammu"kemudian rajendra menjelsakan dengan sabar tentang bagaimana dia telah membeli perusahaan tempat sarah bekerja dan menjadi CEO serta niat nya yang ingin menjadikan sarah sebagai sekertarisnya, dengan posisi masih berdiri.
Sarah hanya terdiam mendengarkan penjelasan yang panjang lebar.
"bagaimana kalau aku menolak?.
''duduklah dulu tidakkah kau pegal berdiri sedari tadi " pinta rajendra yang tak mengindahkan pertanyaan sarah , kemudian dia duduk di sofa berwarna abu tua yang terdapat di ruangan tersebut.
Beitupun dengan sarah, dia tak menghiraukan pinta rajendra dan masih tetap diam di tempat ia berdiri sedari peratama rajendra memluknya.
''bagaimana kabar putraku?".
Deggg deggg… jantung sarah berdegup kencang mendengar pertanyaan tiba tiba rajendra.