Aku melakukan persiapan untuk pergi keluar daerah untuk belajar tentang bermasyarakat selama dua tahun, semua persiapan ku di bantu oleh Veil. Dia memasukkan semua barang – barang penting keperluan ku, seperti pakaian ganti dewasa ku dan beberapa barang penting lainnya. Saat membantuku dia sempat mencuri pandangan terhadapku, karena aku mengetahui akan hal itu aku mencoba mengejutkannya dengan melihat balik wajahnya. Kutatap matanya, muka nya mulai memerah dan dia mencoba mengalihkan padangannya dariku karena malu. Aku mendekatinya, ku pegang tangan kirinya dan aku memojokkan dia ke sudut kamar ku. Tangan yang kupegang mencoba memberontak namun dengan tangan ku yang satu lagi menocoba memegang dagunya. Ku pegang dagunya, lalu ku dekatkan keningku ke pipinya setelah itu aku mengarahkan mulutku ke telinga elf nya
" Aku bisa saja melakukan yang tidak – tidak terhadapmu Veil, karena tubuh baruku ini membuatku ingin mencoba beberapa hal. "
aku berbicara pelan di telinga nya yang panjang dan secara tiba – tiba badannya melemas. Dia sungguh menerima akan semua perbuatanku, aku tidak ingin kehilangan kendali dan mulai menyentuh bagian samping kiri perutnya dengan tangan kiri ku dan tangan kananku merangkul lehernya. Aku mendekatkan kepala ku ke lehernya dan mulai menyentuh telinga kanan nya yang panjang dengan lidahku secara perlahan. Dia mulai menaikkan padangannya, tangan kanannya menyentuh pipi kanan ku dan matanya mulai berkaca – kaca.
Aku menyudahi perlakuanku terhadap Veil dan mulai berdiri, lalu aku juga membantu veil berdiri. Muka veil masih memerah karena perlakuan ku, aku merasa bersalah karena sudah keterlaluan terhadap pelayanku sendiri. Aku memulai pembicaraan untuk membuatnya tenang.
" Veil maafkan aku, aku terbawa suasana karena tubuh baruku ini. Aku minta kamu dapat mengerti masalahku sebagai remaja lelaki yang sehat ."
" Tuan muda, ini salah saya. Karena saya melihat tubuh dewasa tuan muda saya tidak dapat menahan hasrat saya.Dan juga ini salahku karena tidak menolak godaan tuan "
Dia menunjukkan wajah penyesalannya kepadaku, aku merasa kejadian ini sudah menjadi berlebihan pun ingin mengalihkan pembicaraan dan menemui ayahku.
" Baiklah, aku ingin kamu melanjuti tugas mu dulu. Aku ingin menemui ayahku karena ada hal yang perlu ku diskusikan. "
" Baik tuan muda "
Aku keluar dari kamarku dan pergi menuju ruang kerja ayahku karena ada yang ingin ayahku bicarakan.
" Tok.. tok.. "
" Masuklah " aku pun memasuki pintu tersebut dan menemui ayahku
Aku berjalan menuju tempat kerja ayahku, aku pun duduk di depannya yang dihalangi oleh meja kerjanya. Aku menatap wajahnya dan menganggukkan kepalaku serta menyenderkan badanku kebangku.
" kamu yakin ingin pergi keluar sendiri tanpa ditemani penjaga satupun ? apakah kamu tahu bahwa kamulah satu – satunya pewaris keluarga kita, kamu sendiri jg tidak punya pengalaman di dunia luar " jelas ayahku terhadapku
" Ayah, aku sudah membulatkan tekadku. Aku ingin pergi untuk beberapa untuk mencari pengalaman dan berlatih lebih baik agar dapat menjadi ahli waris yang cocok " jawabku meyakinkan kepada ayahku
" Baiklah, apakah kamu telah melihat «Artifac» nya ? " tekan ayahku kepadaku
" Sudah ayah, aku pasti akan menjaganya hingga tiba saatnya untuk mengeluarkannya " jelasku
" Kamu tidak perlu mengeluarkannya, pastikan itu aman. Karena bila ada orang yang mengetahuinya identitasmu akan ketahuan. Kamu hanya perlu melakukan yang bisa kamu lakukan, bila kamu gagal kirimkan saja pesan kepadaku atau mansion ini pasti akan ada yang menjemputmu atau mencarimu " jelas ayahku
" Baiklah yah, aku juga mohon undur diri dulu untuk melakukan persiapan "
Saat aku ingin keluar pintu ayahku tiba – tiba memanggilku kembali
" Lock, pastikan kamu tidak pergi ke Beast Mountain. Karna disana merupakan tempat mahluk buas tingkat 4 ke atas berada. Disana tidak ada kehidupan, hanya ada monster. Jauhilah gunung itu karena bisa saja ada iblis yang berkeliaran disana "
Jelas ayahku agar aku tidak pergi dan tidak melakukan hal yang sia – sia
" Baiklah ayah, aku pastikan akan menjauh dari sana "
Aku menutup pintu dan pergi dari ruang kerja ayahku.
Semua persiapan yang kubutuhkan sudah di bereskan oleh veil, setelah itu aku pergi keluar rumah untuk melihat persiapan dan kudaku. Kuda sudah beres semuanya juga termasuk, lalu aku berpamitan kepada ibu dan ayahku. Ibuku masih tidak merelakan aku yang pergi untuk keluar rumah padahal baru saja selesai melakukan ritual, karena hal itu juga yang membuatku berat hati untuk pergi keluar.
Selesai berpamitan aku berjanji kepada ayah dan ibuku bila aku akan pulang kembali kerumah apabila aku sudah menjadi kuat dan hebat.
Aku pergi keluar rumah dan menuju distrik utama kota damascus, disana sini berbau logam. Kota ku terkenal karena pandai besinya dan kerajinan logamnya, kota ku juga merupakan salah satu kota besar di kerajaan jadi apabila ada festival pastinya akan sangat ramai.
Aku pergi melalui jalan utama dengan kudaku untuk pergi ke gerbang penjaga dan pergi ke luar kota. Tetapi pada saat perjalanan aku diberhentikan oleh petugas keamanan kota untuk dimintai keterangan, disana petugas tersebut melakukan rutinitasnya agar dapat menjaga keamanan kota dari para penyusup dan masalah internal di kota. Saat aku ingin menunjukkan identitasku dan mengeluarkan lencana keluargaku, aku bertemu dengan pak tua zake. Dia sedang berbelanja kebutuhan ruang kerja ayahku. Untungnya aku bertemu dia, dan dia segera menjelaskannya kepada para penjaga
" Kalian hormatilah tuan muda, dia merupakan Lockhart Warnfort. Dia ingin pergi keluar kota untuk melakukan misi yang diberikan oleh ayahnya. Kalian harus minta maaf kepada anak pemilik kota ini " jelasnya terhadap penjaga
" Maafkan kami tuan muda, kami tidak mengetahui bahwa tuan muda keluar dari mansion tanpa menggunakan seorang penjaga dan pergi sendirian "
Mereka meminta maaf dan menundukkan kepala mereka dengan hormat terhadapku. Karena aku merasa risih, aku pun memaafkan mereka dan meminta tolong terhadap mereka agar mereka tidak merasa bersalah.
" Kalian tidak perlu minta maaf, kalian hanya perlu menebus kesalahan kalian .. tidak dengan cara yang kasar kok, hanya perlu mengantarkan ku sampai gerbang depan kota agar aku dapat pergi "
Jelasku terhadap mereka, mereka menyetujuinya dan menemaniku hingga depan gerbang kota. Setelah sampai aku pergi sendiri dan menyuruh mereka untuk bertugas kembali,
Akhirnya aku dapat menghirup bau segar pepohonan dan rumput rumput liar. Aku akan pergi menuju ke tempat yang sempurna untuk melatih tubuhku, aku memilih tempat yang memiliki air terjun. Aku mencari tempat tersebut disekitar dalam hutan, aku mendengar sedikit percikan air di dalam hutan, dan mulai mendekatinya karena penasaran.
" Kssss........ Ksss.... " percikan air terjun yang turun dari sebuah gunung, di dalam hutan ini ternyata memiliki air terjun, sebelum berlatih aku mencari ikan di aliran sungai untuk ku makan. Aku mendapatkan dua ekor ikan yang sedang, aku mencari ranting – ranting kayu dan dedaunan kering untuk dibakar. Aku menusuk ikannya dengan rerantingan kayu yang tajam dan membakarnya, aku membakar hingga 20 menit dan setelah selesai membakar ikan tersebut aku makan satu ekor dan sisanya aku sisihkan untuk malam hari.
Aku mulai melatih fisik ku, aku menuju air terjun untuk melakuka beberapa metode pelatihan. Aku melatih fisikkku dan mentalku di bawah derasnya air terjun yang mengalir ke aliran sungai.
Aku melakukan metode tersebut selama 4 hari dan setelah selesai tubuhku menjadi agak ringan dari biasanya, setelah itu aku pergi menyusuri pinggiran hutan yang curam. Dibawahnya terdapat aliran sungai yang sangat deras, cuaca saat ini sangat tidak mendukung karena tiba – tiba terjadi hujan badai saat aku sedang melewati tebing pinggiran hutan yang curam.
Kaki kuda ku berjalan perlahan namun pasti agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan, namun nasib berkata lain. Saat aku berjalan pelan tiba – tiba ada petir yang menyambar pohon di atas tebing dan mengakibatkan longsor, aku mencoba menghindar dengan kudaku dengan cara kembali ke belakang. Namun tidak sempat dan aku terjebak dalam longsor tersebut.
Kuda sudah tidak dapat menopang berat badanku lagi karena dia mencoba bertahan, karena itu aku loncat ke salah satu pohon yang jatuh ke sungai tersebut agar aku dapat bertahan. Namun saat aku malah menaiki pohon yang salah karena pohon ini benar – benar akan jatuh ke aliran sungai bawah jurang, dan juga pohon ini tidak dapat dikendalikan.
Aku berpegangan denggan pohon tersebut agar saat aku turun ke bawah sampai dengan keadaan sadar, namun aku tidak dapat menahan posisi karena tepat diatasku tiba – tiba datang sebuah pohon besar. Pohon tersebut menimpa kepalaku meski tidak keras, hal itu menyebabkan ku kehilangan kesadaran.
Aku kehilangan kesadaran dan jatuh dengan keadaan pingsan.
" Krngggggg... Krmwngggg " suara aliran sungai yang tertahan oleh bebatuan.
Aku tersadar karena bunyi tersebut, aku tersangkut di bebatuan yang ada di aliran sungai, setelah aku tersadar aku mencari daratan untuk beristirahat dan melihat situasi keadaan.
"Austec Vlaus B'leum Knotz Zwei " » Heal«
Meskipun mantra heal ku tidak sebagus milik ibuku, tetapi ini dapat mengurangi rasa nyeri yang ada di setiap belakang badanku dan menghilangkan luka memar yang ada ditubuhku akibat benturan dengan bebatuan di sungai.
Aku melihat situasi disini, di tengah hutan aku melihat sebuah gunung yang sangatlah tinggi dan diatas gunung tersebut tertutup banyak awan, ku teliti penglihatanku juga ternyada di atas gunung tersebut banyak wyven mahluk yang hampir menyerupai naga di atas ana berkeliaran kesana kemari di atas gunung.
Aku melihat banyak sekali tumbuhan – tumbuhan dan tanaman yang tidak pernah ku jumpai dibuku yang pernah di ajarkan vein, dan juga aku melihat beberapa monster berukuran kecil yang pernah kudengar dari pak tua zake, itu adalah goblin. Goblin merupakan monster yg lemah namun dia bereproduksi dengan cepat dan jumlah nya bermasalah, itulah yang kudengar dari pak tua zake, namun goblin ini berbeda pada umumnya karena berbadan hampir semperti manusia dan berwarna hitam tidak hijau.
Goblin pada umumnya berwarna hijau tetapi ini berwarna hitam yang artinya ini bukan goblin biasa, terlebih lagi aku yakin ini merupakan hob goblin. Aku keluarkan pedang ku dari sarungnya, ku hitung goblin tersebut sebanyak 4 goblin dan aku mencari cara untuk memancingnya kemari. Aku memunculkan tangan kiriku yang berbalut kain dari balik pohon untuk menarik perhatian goblin, di balik pohon tersebut aku sudah bersiap – siap untuk menebas kepala goblin tersebut.
Aku berniat meyergap kumpulan goblin tersebut, mereka mendekat kepadaku. Aku menyiapkan ancang – ancang untuk melakukan skill, namun niatku gagal. Sekumpulan hob goblin tersebut sudah menyiapkan pedang dan salah satu dari mereka menyerangku, aku menganyukan titik berat pedangku kearah pedangnya dan dengan cepat melemahkan tenagaku untuk menarik pedang untuk serangan balasan. Skill ini disebut » Counter Attack « dan sangat berguna dalam berduel, namun yang ku lawan adalah 4 ekor hob goblin yang tingkatannya diatasku.
Aku terkena sayatan dangkal pada punggung ku, dan satu lubang tusukan di paha kiriku. Aku masih berhadapan dengan 4 ekor dari mereka, aku memikirkan cara yang tepat untuk kabur dari situasi ini. Aku sekarat karena hampir kehabisan darah dan pikiranku selintas mengingat suatu mantra sihir yang diajarkan oleh ibuku
" Aus soss greig " » Light Torch «
Skill tersebut dapat mengalihkan pandangan kumpulan hob goblin dan aku segera lagi dari mereka dengan cepat, aku berlari pincang karena kaki luka di kaki kiriku. Aku menyobekkan setengah bahan baju di lenganku dan mengikat luka di kaki kiriku, aku mencari tempat berlindung di sekelilingku namun yang kulihat hanyalan hutan – hutan yang sangat lebat dan disana sini memancarkan aura yang menyeramkan. Aku berjalan sekitar 30 meter ke utara dari tempat ku bertemu hob goblin tadi dan tidak menemukan tempat apapun untuk beristirahat, aku menyenderkan punggungku ke pohon besar di dekatku.
Aku mengambil nafas dan menarik kesimpulan bahwa aku sedang tidak berada di tempat yang normal, berarti semua hal yang pernah di ajarkan oleh pak tua zake, veil, ibu, dan ayah tidak sepenuhnya berguna namun aku dapat membuat keputusan dengan informasi dari mereka secara tepat untuk keberlangsungan hidupku.
Semua perbekalan yang disiapkan veil hilang secara percuma di dalam tas yang ada dikudaku, baju gantiku dan beberapa peralatan sihir khusus untuk menambah atribut cahayaku juga ikut terbuang sia – sia. Aku sudah memikirkan tempat yang paling tidak masuk akal dari dunia ini, pasti ini merupakan pinggiran hutan dari Beast Mountain.
Aku pernah belajar dengan ayahku bahwa di pinggiran pegunungan beast mountain banyak tumbuhan dan mahluk yang tidak ada pada umumnya, peneliti yang pergi kesana tidak dapat menjelaskan apapun karena mereka selalu diserang oleh mahluk – mahluk yang menjaga beast mountain, oleh sebab itu juga yang menyebabkan beast mountain merupakan tempat yang terisolasi dari dunia luar dan menyimpan banyak misteri, disana juga banyak mahluk – mahluk yang tidak ada di dunia, mahluk mitos, mahluk legenda, bahkan dikatakan ada ancient dragon atau naga kuno disekitaran beast mountain.
" Bila aku ada di pinggiran hutan ini sudah tidak dapat berbuat apa – apa bagaimana jika aku masuk kedalam sana lebih jauh ? " gumam ku
Ketika aku bergumam aku juga teringat janjiku terhadap ayahku dan ibuku untuk kembali dengan selamat.
" Aku harus kembali dengan selamat dan menjadi lebih kuat "
" Aku akan berjuang hidup di tempat yang sangat keras ini "
Aku pingsan dan tidak sadarkan diri karena kelaparan dan kehabisan darah.
" Hsssh... Hshhh.. " bunyi dedaunan yang tertiup oleh angin.
Aku terbangun dari tidurku, aku melihat sekelilingku namun masih tidak ada yang dapat ku mengerti. Saat aku melihat dedaunan di atas pohon tiba – tiba aku mendengar suara yang sangat asing membuat ku penasaran, aku mendekatinya dengan perlahan – perlahan agar tidak ada yang curiga.
Aku sampai ditempat tersebut dan melihat ada seekor burung yang sangat besar, sangat besar mungkin berukuran 10 kali lebih besar dari pada burung elang pada umumnya. Burung tersebut sedang memakan sesuatu mahluk yang berwarna hitam, ukurannya seperti manusia dewasa. Aku mendekatinya dan melihat dengan dekat, namun yang kulihat bukanlan manusia melainkan hob goblin yang sedang dimakan.
Hob goblin ini yang mencoba membunuhku, dia dimakan oleh burung elang besar ini yang artinya di sini berlaku hukum rimba. Badanku mulai mengurus karena tidak makan selama 2 hari ini, aku juga lemas dan tidak dapat berbuat banyak hal. Aku meninggalkan elang tersebut dan mencari makanan, aku menemukan sebuah tanaman kecil yang memiliki buah berwarna merah, bentuknya seperti anggur namun berwarna merah. Karena perut ku sudah kosong tanpa pikir panjang aku langsung memakannya dan buah tersebut masuk kedalam perutku, setelah itu aku berdiri sejenak
" Hee... " perutku sangat sakit ini sangat panas, perut ku panas aku butuh air dimana air, aku tidak dapat mencari air lagi, dan aku jatuh pingsan kembali.
Saat aku terbangun badanku sangatlah lemas dan letih, aku mencari makanan namun tidak dapat ku jumpai. Yang kulihat hanyalah bekas bangkai hob goblin hitam tersebut yang merupakan sisa makanan burung elang besar tersebut. Aku mendekatinya, dan mulai memikirkan berbagai macam spekulasi untuk selamat
" Semua tumbuhan yang ada di hutan ini mungkin saja beracun, tetapi bangkai hewan atau mahluk buas pasti tidak beracun "
" Memakan atau dimakan, dan yang terkuatlah yang berkuasa. Aku harus memakan ini agar dapat bertahan hidup dan bertambah kuat "
" Aku harus bertambah kuat agar tidak tertimpa nasib sial seperti ini selama berturut – turut "
Aku mendekati bangkai sisa yang hanya bagian dada kiri dan lengan hob goblin tersebut. Aku mencium baunya dan ini sangatlah tidak bebau seperti bangkai mahluk di luar hutan ini. Aku mencoba gigitan pertama, rasanya seperti daging sapi yang tidak di goreng maupun dibakar, ini sangatlah hambar.
" Aku ingin memasaknya bila mempunyai tenaga karena ini mungkin bagus untuk keselamatanku "
Aku mencoba gigitan kedua rasanya mulai berubah agak kasar dan agak keras. Aku mencoba gigitan selanjutnya dan rasanya sangatlah menjijikan. Aku memuntahkannya, perutku masih mencerna hasil gigitan pertamaku, setiap gigitan pertama selesai ku cerna aku memakan daging tersebut kembali. Aku terus mengulangi bagian tersebut hingga semua dagingnya habis.
Aku akhirnya dapat mengisi perut ku setelah 2 hari tidak memakan apapun, luka di kaki kiri ku sudah membaik dan aku sudah dapat berjalan dengan baik. Aku mengambil sebuah jubah kecil dari sisa bangkai tersebut, jubah ini kecil hanya dapat melindungi leher dan punggungku sedikit saja.
Luka ku sudah sedikit sembuh dan aku bisa berjalan sedikit, aku mulai berjalan menyisiri kedalaman hutan untuk mencari jalan keluar. Aku juga menemukan banyak sekali buah – buahan kecil yang ku temui saat berjalan, aku mengambilnya beberapa dan menaruhnya dikantungku. Saat ku memakan buah kecil yang berwarna ungu semua badanku merasa lumpuh, aku langsung ambruk dan terkapar di semak semak kecil.
Aku mencoba menggerakan badanku namun tidak dapat kulakukan, aku menunggu selama 5 menit dan akhirnya badanku kembali normal. Aku berdiri lagi dan berjalan kembali mencari tempat teduh yang dapat ku tinggali untuk beberapa waktu, saat di perjalanan aku memakan buah kecil tersebut sebanyak 5 kali dan lumpuh 5 kali. Dan karena aku sering memakannya efek pelumpuhnya berkurang menjadi 2 menit, aku juga menemukan berbakai tanaman dan buah buahan lagi.
Aku mencoba memakan buah berwarna kuning seperti lemon ini, karena aku mengira itu lemon aku malah memakannya tanpa pikir panjang, semua badanku bergetar tidak henti. Semua badanku seperti digerakkan oleh sesuatu, aku mencari buah ungu kembali dalam saku ku dan memakannya. Akhirnya aku berhenti dan lumpuh untuk waktu yang sangat lama.
Matahari sudah terbenam dan aku mulai mencari dengan cepat. Aku akhirnya menemui sebuah goa, didalam gpa tersebut tidak dihuni. Hanya angin di dalam goa sangatlah dingin, tetapi ini lebih baik dari pada tidur diluar dan menanti bahaya mendekat.
Aku tidur di dalam goa, ke esokan harinya aku mencari makanan dan tidak menemukan apapun. Hanya tanaman dan buah – buahan beracun yang sudah pernah kurasakan sebelumnya. Tetapi demi bertahan hidup aku memakan itu semua agar aku tidak kehilangan tenaga.
" Anehnya setiap aku memakan semua makanan beracun ini, aku tidak pernah tewas.
Bahkan setiap aku memakannya semakin sering efeknya semakin menghilang "
Karena hal itulah aku tidak khawatir akan keselamatanku, yang penting bagiku hanyalan tenaga dan tidak kelaparan untuk hari esok. Di esok harinya aku melihat bangkai singa yang baru saja dibunuh, aku terpikir untuk memakannya dan aku membawa bangkai tersebut ke dekat goa tempat ku tinggal. Disana aku menguliti dagingnya dari kulitnya, dagingnya ku makan. Proses pencernaan perutku sama seperti saat memakan daging hob goblin yaitu bila aku memakan secara terburu – buru dan tidak menunggu selesai perutku mencerna rasa gigitan selanjutnya akan sangatlah menjijikan.
Selesai memakan aku memikirkan untuk apa kulit singa ini, karena aku bingung lebih baik kulit ini kujemur di depan goa agar kering dan dapat ku gunakan kedepannya bila kubutuhkan. Hari menjelang sore, aku mulai mencari tumbuhan – tumbuhan beracun kembali agar dapat ku konsumsi saat malam hari di dalam goa agar dapat menahan rasa lapar ku.
Aku sudah mengulangi hal tersebut selama 5 bulan, aku hanya memakan buah yang kutemukan. Dulu nya itu beracun namun sekarang tidak berefek apapun terhadapku, aku juga memakan banyak daging mahluk buas yang kutemukan disekitar goa. Aku sudah memakan daging serigala perak, hob goblin, singa ekor kalajengking, dan memakan babi liar. Dari semua hal yang ku makan yang paling enak adalah singa ekor kalajengking, meski itu beracun itu dapat di makan bila racun dari ekornya dapat di urusi.
Aku sudah memakan daging itu selama 5 bulan tanpa keluar dari hutan ini, aku penasaran dengan di dalam hutan dan di luar hutan. Aku bersiap – siap untuk pergi memasuki hutan yang lebih dalam. Kali ini aku tidak akan kerepotan karena selama 5 bulan terakhir selain bertahan hidup, aku juga melakukan latihan semacam push up, shit up, dan berbagai latihan fisik lainnya untuk memperbaiki tubuhku agar aku dapat bertahan hidup bila di serang mahluk buas.
Aku pergi keluar dari goa yang sudah kutinggali selama 5 bulan itu, aku pergi membawa buah – buahan yang biasanya kupetik. Selama perjalanan aku memakan buah – buahan ini untuk mengisi perut ku, dalam perjalanan aku melihat seekor macan ekor kalajengkin. Aku berniat membunuhnya sekaligus mencoba beberapa kemungkinan yang ada.
Aku menghampiri macan tersebut, aku mengeluarkan pedang ku dari sarungnya. Sudah lama aku tidak bertarung serius antara hidup dan mati ini. Ekor macan tersebut mengeluarkan bisa beracun, ekor tersebut dengan cepat menuju badanku. Aku dengan cepat menghindar dan mencoba menyerang perutnya dan titik vital lainnya, namun kaki singa tersebut mencoba menghalangiku,
Aku maju kedepan dengan cepat dan mengayun kan pedangku ke arah perut singa tersebut. Seranganku berhasil namun ekor kalajengkin nya masih mengincarku, dengan cepat aku menghindar namun tidak sepenuhnya menghindar. Tangan kiriku menahan serangannya dan kena bisa racunnya, karena kesal tangan kananku dan pedangku mengayun dengan cepat untuk menebas ekor tersebut.
Singa ekor kalajengkingnya dapat ku kalahkan karena aku mengandalkan fisikku, sejujurnya aku masih kekurangan pengalaman dalam pertempuran sesungguhnya. Bila aku mempunyai pengalaman mungkin tangan kiriku tidak akan ku korbankan seperti ini. Setelah bergumam aku mencoba sedikit menjauh dari singa tersebut dan aku menyobek sedikit bajuku untuk menutupi racunnya, aku juga mempunyai ide gila. Aku mempunyai buah ungu yang beracun, dan aku mengancurkannya hingga halus lalu aku mengoleskannya ke lukaku.
Hasilnya sangat tidak memuaskan, hal ini membuat tanganku terasa seperti terbakar, sangat panas dan aku jatuh pingsan. Aku tersadar dan keadaan sudah agak lebih baik, saat ku lihat tangan kiriku semua racunnya sudah menghilang sepenuhnya dan badanku jadi lebih ringan dari biasanya. Setelah itu aku bangun dan mencari jalan untuk pergi kedalam hutan lebih dalam lagi.
Aku memang masih kekurangan pengalaman, namun aku akan menebus semua kekuranganku saat ini juga dan meneruskan petualangan di dalam hutan ini.
Semua persiapan ku sudah selesai, daging singa tersebut juga sudah masuk kedalam tubuhku, jadi aku tidak perlu mengeluh tntang kekosongan perut ini. Aku masuk kedalam hutan lebih dalam dan terus masuk untuk mencari kebenaran dari dalam hutan ini.
Di dalam perjalanan aku, aku menemukan berbagai jenis tanaman yang kumakan untuk memenuhi perutku dan juga menemukan aliran sungai. Di aliran sungai tersebut aku meminum airnya dan membersihkan bekas luka – luka ku.
Aku melepaskan baju ku satu persatu, dan melepaskan jubah kecilku karena aku berniat untuk berendam dan membersihkan seluruh tubuhku yang kotor ini.
Aku selesai membasuh semua badanku hingga bersih kembali, sudah lama rasanya badanku bersih seperti ini, aku penasaran dengan aliran sungai ini. Aku berniat untuk mencari tahu hal itu, sebelum itu aku memakai baju dan merapihkan semua pakaian ku sebelum berangkat
Setelah selesai aku berjalan di tepi batuan untuk mencari tahu apa yang terdapat di ujung aliran sungai ini.