📞"apa kau memborong isi supermarket?"
📞"aku hanya membeli keperluan biasa untuk satu minggu, aku malas jika harus keluar tiap hari untuk berbelanja"
📞"kau memang merepotkan dari dulu"
📞"terimakasih pujiannya" jawab meri sambil tertawa pelan
Andre menghampiri meri yang berjongkok sambil memandangi plastik belanjaan yang ada di depannya.
Andre masih menggunakan pakaian kantor yang di siapkan oleh meri tadi pagi. Setiap langkahnya terlihat begitu berkarisma membuat mata para wanita muda maupun lanjut usia menatapnya dengan begitu dalam. Seorang SPG yang berdiri di samping meri bahkan menghalanginya untuk sekedar bertanya apa yang bisa dia bantu.
"ckck, modus" batin meri
"maaf, saya datang menjemput istri saya" jawab andre datar dan segera menunduk mengambil dua buah plastik besar berisi belanjaan yang berada di hadapan meri.
Andre juga mengambil tas ransel meri dari punggung gadis itu dan menyampirkannya di bahu. Melihat pemandangan semua mata yang iri pada posisinya membuat meri merasa di atas awan. Meri menatap angkuh kepada semua penonton pertunjukan itu serta melambaikan tangan kepada rasyel yang juga melihatnya.
Suatu kebanggan tersendiri melihat milikmu begitu di inginkan orang lain namun dia tetap bertahan di sisi mu. Sesuatu yang berharga tentu banyak peminatnya. Itulah yang selama ini di tanamkan meri di benaknya saat melihat andre di gemari gadis cantik saat di Los Angeles. Beberapa di antara mereka bahkan meminta bantuan kepadanya agar bisa mendekati andre. Itu karena mereka berfikir meri adalah sahabat baik andre dan tidak memiliki perasaan apapun padanya.
Mereka begitu naif saat meminta meri menjadi biro jodoh mereka. Mereka tidak berfikir bahwa biro jodoh tidak mungkin menjomblo selamanya. Meri wanita normal yang juga menyukai pria tampan dan cerdas seperti andre. Hal yang membedakan wanita penggemar andre dan dirinya adalah dua hal.
Pertama, sekalipun meri begitu menyukai andre, meri hanya akan bersikap biasa sebagai teman untuk menjaganya tetap berada disisi nya. Kedua, dewi cinta berpihak padanya hingga perasaannya tidak miris dengan bertepuk sebelah tangan. Justru saat itu, andre yang terkesan mengemis cinta kepadanya. Para wanita asing memang tidak tahu cara bermain tarik dan ulur.
Wanita di belahan bumi barat terkesan lebih berani dan to the point. Mereka tidak akan repot-repot memendam perasaan mereka hanya sekedar untuk menunggu. Mereka lebih memilih menyatakan perasaan mereka secara terang-terangan. Dan wanita seperti itu sudah pasti bukan tipe andre.
Andre menyukai meri yang bersikap berani, tapi bukan berani dalam hal menyatakan cinta kepada lawan jenis. Keberaniannya mengungkapkan pendapat dalam menghadapi masalah membuat andre yang saat itu berada di tahun kedua kuliahnya menjadi begitu tergila-gila.
Meri mengikuti andre dari belakang, dia kagum dengan sosok di hadapannya itu yang tidak malu mengangkat plastik belanjaan wanitanya bahkan menyampirkan tas ransel di bahunya yang sangat jelas terlihat bahwa itu bukan tas pria. Dia begitu imut saat memakainya.
Mereka menuju basement tempat andre memarkirkan kendaraannya, padahal rencananya adalah andre menjemputnya di luar gedung. Diluar dugaan ternyata wanitanya itu begitu bersemangat menghabiskan setiap dolar uang yang dia miliki.
Mereka berhenti di sebuah mobil VW dengan warna metalik yang memancarkan kemewahan. Andre membuka pintu bagian belakang penumpang dan memasukkan semua belanjaan meri di kursi belakang. Dia kemudian berputar untuk membukakan meri pintu mobil bagian depan.
"terimakasih" ujar meri kemudian duduk di kursi penumpang bagian depan dengan andre duduk di sampingnya sebagai juru mudi.
"aku merasa tersanjung melihatmu begitu di gilai wanita" meri memecah kesunyian dengan mengungkit apa yang terjadi di supermarket tadi.
"itulah mengapa kau seharusnya dari awal menikahi ku" jawab andre datar dan fokus pada kemudi.
"aku merasa akan banyak saingan mulai saat ini"
"dan sainganku bertambah satu setelah kau bebaskan dia dari hukuman" sindir andre
Meri terkejut dengan balasan andre, dia berfikir andre akan menyombongkan dirinya lagi. Tapi ternyata mengungkit masalah jackob lagi. Andre sudah mengatakan tidak ingin membahas peristiwa itu lagi, tapi menganggap jackob sebagai saingan itu hal yang berbeda. Meri hanya diam dan memilih tidak menanggapi dengan menatap lurus jalan raya.
Mereka tiba di apartemen setelah 20 menit menembus jalan raya yang begitu padat karena arus pulang kerja. Andre kembali memimpin jalan menuju apartemen dengan belanjaan dan tas meri di punggungnya. Meri berusaha mengambil tas ranselnya karena menurutnya tak perlu berpura-pura manis lagi.
"apa kau pikir aku melakukannya karena mau terlihat manis di depan mereka" ucap andre saat meri akan merebut ransel itu dari punggung andre. Tapi mendengar perkataan yang begitu dingin dan tatapan yang begitu tajam, meri memilih diam dan mengikutinya sampai ke apartemen mereka.
Meri mendiamkan andre selama dia tiba di apartemen. Meri segera masuk ke kamar untuk mandi dan mengganti pakaian. Dia sudah bersiap untuk masak saat andre menahannya.
"kau tidak perlu memasak, kita akan makan diluar" ajak andre
"aku lelah seharian membersihkan rumah dan berbelanja" balas meri yang artinya dia menolak untuk keluar.
"justru itu aku mengajakmu makan di luar. Kau sudah cukup lelah jadi tidak usah memasak"
"aku malas keluar dan ingin makan di rumah" protes meri masih enggan untuk berbicara sopan kepada andre. Dia merasa sakit hati dengan ucapan dan tatapan andre saat di lift tadi.
Andre menarik meri keluar dari dapur dan membawanya duduk bersama di sofa. "kalau begitu kau diam di sini, biarkan aku yang memasak"
Setelah mengatakan hal itu, andre melangkah masuk ke dapur dan mulai memasak. Meri hanya menyaksikan dari jauh, seorang pria yang penuh pengertian ketika kekasihnya kelelahan.
Meri semakin merasa di berikan suatu anugerah yang begitu indah. Tak perduli betapa sulit yang sudah ia lalui untuk bisa melihat pemandangan menakjubkan ini. Baginya, semua perjuangan yang dia lakukan impas hanya dengan melihat andre memasak untuknya.
Saat tengah asyik menyaksikan kejadian langka itu, telfon meri berdering namun dengan nada sambung berbeda. Itu nada ketika telfon masuk melalui aplikasi WhatsApp.
📞"halo bu"
📞"meri, mengapa tidak menelfon ibu?"
📞"maaf bu, aku terlalu sibuk di sini untuk mempersiapkan diri melanjutkan study"
📞"kakakmu rido akan berangkat ke omaha bersama randy, ada bisnis di sana. Sementara rafa akan kembali ke Los Angeles. Ibu jadi kesepian kalian pergi satu per satu" keluh ibu meri
📞"ibu, kak rido dan kak randy tidak akan lama di omaha itu hanya perjalanan bisnis kan. Saat dia kembali nanti, mintalah dia untuk segera menikah agar ibu ada teman di rumah" ujar meri memberikan saran.
📞"kau benar. Aku akan membicarakannya setelah dia pulang. Jaga dirimu, ibu mau mengantar mereka ke bandara"
📞"baik bu, ibu juga jaga kesehatan"
Andre mendengar perbincangan meri bersama ibunya di telfon. Dia juga mendengar meri setengah berbohong. Saat ini dia bukan sibuk mempersiapkan diri untuk melanjutkan kuliahnya tapi untuk mempersiapkan pernikahannya. Andre merasa tak nyaman mendengar meri yang harus berbohong untuk bisa bersama dengannya.
Aroma masakan seketika memenuhi hidung meri, sepertinya kekasihnya itu memang benar-benar ahli dalam memasak. Jika benar, maka dia tidak akan mendapatkan masalah saat setelah menikah. Dia akan belajar masak dari suaminya.
Meri masuk ke dapur dan membantu menata peralatan makan di meja karena itu sudah menjadi keahliannya. Sejak kecil, hanya itu yang bisa dia kerjakan ketika ibunya sibuk menyiapkan makanan.
Andre awalnya akan menolak bantuan meri, tapi kemudian berubah pikiran karena wanitanya itu mungkin saja bosan hanya bisa melihatnya memasak tanpa membantu apapun.
Andre hanya membuat omlet di temani sambal bawang kesukaan meri serta salad sayuran sebagai makanan pendamping. Menu simpel namun terasa istimewa karena orang yang membuatnya adalah koki istimewa.
Mereka makan dengan tenang tanpa ada percakapan. Saat setelah makan, meri membantu andre mengangkat piring kotor namun tak mencucinya. Dia meminta andre mencontohkan kepadanya lalu dia akan menyelesaikan yang lainnya.
Meri adalah seorang yang cepat tanggap serta mudah memahami sesuatu terlebih lagi jika itu hanya hal mudah. Hanya dengan melihat seseorang mengerjakannya dia akan segera tahu cara melakukannya.
Meri mencuci piring dengan dilapisi kaos tangan karet. Andre tak ingin tangan meri terluka karena pecahan ataupun hanya kedinginan. Dia terlalu menyayangi segala hal yang berkaitan dengan wanitanya itu.
Meri menyelesaikan cucian piring kotor dengan cepat. Melihat andre sedang nonton, meri memutuskan akan tidur lebih dulu karena masih enggan berbicara dengan kekasihnya itu. Dia ingin andre menyadari kesalahannya terlebih dahulu.
Saat pintu kamar di buka, andre berbalik badan dan segera memanggil meri untuk menemaninya. Tentu saja meri tidak akan menolak karena penolakannya akan membangunkan singa lapar itu.
Dia menghampiri andre dan duduk tak terlalu jauh dari andre, tapi bagi pria itu jarak seperti itu adalah hal tak lazim. Andre menarik meri ke atas pangkuannya dan tak ada lagi yang bisa dilakukan meri selain melingkarkan tangannya di leher andre.
"aku mau kau terbuka jika ada hal yang tidak kau sukai dariku. Jangan mendiamkanku atau bersikap kasar padaku. Sebagai pasangan, itu tidaklah baik" ujar andre kepada wanita yang sekarang berada dalam pelukannya.
"aku hanya tidak suka mendengarmu berbicara dengan suara yang kasar dan tatapan yang seperti tadi" protes meri.
"aku minta maaf, tidak akan ku ulangi lagi" andre mencium singkat bibir meri. "tapi aku juga tidak suka mendengar mu berbohong kepada ibu atau keluargamu karena ku"
"aku terpaksa" bela meri
"terlepas dari itu terpaksa atau tidak, kebohongan tetaplah kebohongan. Berusahalah sebisa mungkin untuk tidak melakukannya lagi. Kau bisa mengalihkan topik jika itu terjadi lagi"
"baiklah, tidak akan ku ulangi lagi" meri mencium bibir andre singkat.
Sesuatu yang aneh namun manis secara tidak sengaja mereka ciptakan. Mereka mengucapkan janji dan mengikatnya bukan dengan simpul jari kelingkingnya melainkan ciuman singkat yang begitu mengesankan.
Andre mengangkat meri ke kamar dan membaringkannya dengan sangat hati-hati.
"tidurlah, aku harus memeriksa beberapa laporan. Ada paket yang sedang ku tunggu. Jadi tidurlah lebih dulu" andre menyelimuti meri dan mencium dahi wanitanya itu sebelum beranjak meninggalkan meri sendiri di kamar.
Perlakuan andre yang begitu perhatian dan penuh kasih sayang membuat hati meri semakin penuh dengan kebahagiaan. Rasanya hidupnya saat ini hanya akan dipenuhi dengan andre dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Hari yang indah dengan good night kiss yang begitu mesra menutup perjalanan meri hari itu.