Gu Xi Jiu berteleportasi dan kembali ke tempat asalnya.
Awan gelap yang menggelegar menyelimuti seluruh langit, menyelubungi daratan dari sinar matahari. Gemuruh guntur mengiringi kilatan petir. Angin kencang berembus, menyapu ladang dengan gerakan bergoyang-goyang. Dedaunan menari-nari di udara, berputar-putar dan meliuk-liuk tertiup angin.
Api unggun padam tertiup angin, dan hanya pohon bambu itu yang berdiri dengan bergeming.
Gu Xi Jiu harus tetap tenang setiap saat agar racun di tubuhnya tidak menyebar. Dia harus menghindari gejolak emosional yang berubah-ubah dengan segala cara. Namun, dia hampir tidak bisa tetap tenang setelah apa yang terjadi. Suasana hatinya bahkan lebih jelek dari badai besar. Dia bisa merasakan aliran darah tiba-tiba tersangkut di tenggorokannya.