Sandaran kursi goyang itu sedingin hatinya. Perlahan Gu Xi Jiu duduk di kursi goyang yang biasa diduduki oleh Di Fu Yi dan mulai memeluk sandarannya seolah-olah dia sedang mencari aroma tubuhnya. Tentu saja dia harus menghadapi kekecewaan lain.
Di Fu Yi dulunya adalah orang yang bersemangat dan menarik, tetapi tidak ada satu pun yang tersisa tentang dirinya di dunia saat ia pergi untuk selamanya. Gu Xi Jiu adalah satu-satunya orang yang mengingatnya, dan yang lebih buruk lagi, dia tidak pernah bisa bertemu dengan Di Fu Yi lagi.
Gu Xi Jiu berbaring dan memandang ke langit berbintang, menatap bintang terbesar. Perlahan, penglihatannya menjadi kabur, dan dia menyadari bahwa itu adalah air mata yang menggenang di matanya saat dia mengusapnya. Dengan dingin, dia memandangi tangannya. Dia menutupi matanya, tetapi air mata masih menembus celah di antara jari-jarinya.