Bagian dalam gua itu benar-benar gelap gulita. ketika Gu Xi Jiu berjalan menembus kegelapan sejauh kira-kira sepuluh meter, dia tiba-tiba menginjak dan jatuh terperosok ke dalam lubang hampa.
Aneh, padahal seluruh permukaan tanah ini rata! Bagaimana mungkin bisa ada jebakan!?
Dia berguling ke bawah lubang itu dan dengan sigap bangkit kembali.
Dia mencoba mengatur tubuhnya selama jatuh berguling-guling, dan meskipun dia tidak terluka, kain katun yang membungkus tubuhnya menjadi robek.
Telanjang, dia melarikan diri lagi!
Gu Xi Jiu memaki-maki, namun pada saat yang sama dia merasa beruntung. Untung dia sendirian, kalau tidak, dia akan merasa sangat malu.
Dia menggelengkan kepalanya dan mencoba memulihkan penglihatannya yang normal. Dia mengamati sekelilingnya, dan tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku!
Gua itu tidak gelap seperti sebelumnya, dan batu-batu di dinding memancarkan sinar biru kemilau. Dia bisa dengan samar-samar menggambarkan pemandangan di dalam gua.
Ada paviliun antik di dalam gua dan seseorang yang duduk di sana!
Karena jarak dan pencahayaan yang terbatas, Gu Xi Jiu tidak dapat melihat orang itu dengan jelas. Dia tidak bisa melihat sosoknya tetapi hanya sebagai bayangan samar-samar. Orang itu memiliki rambut putih dan mengenakan pakaian serba putih pula.
Siapa itu? Pahlawan yang Tersembunyi di Gunung? Atau monster?
Gu Xi Jiu tanpa sadar bersembunyi di balik sebuah batu besar. Dia menahan napasnya dan mengamati orang yang terduduk di paviliun itu.
Orang itu tetap duduk lama di sana dan sama sekali tidak bergerak.
Apakah pria atau perempuan itu sudah mati? Ataukah dia sedang bermeditasi?
Gi Xi Jiu menunggu untuk beberapa saat, lalu dengan hati-hati berjalan menuju paviliun tersebut.
Dia semakin dekat ….
Gu Xi Jiu akhirnya bisa melihat sosok di dalam paviliun itu dengan jelas. Dia tertegun, dan kemudian perlahan-lahan mencoba untuk menyentuh orang itu. Dia lalu menghela napas lega.
Sosok itu keras dan dingin. Gu Xi Jiu menyadari kalau ternyata sosok itu bukan manusia, melainkan patung batu giok!
Dia berjalan mengitari patung itu dan menghela napas tanpa bersuara.
Berdasarkan isi novel silat, The Demi-Gods and the Semi Devils
Namun, ketika mengamati patung di depannya, Gu Xi Jiu tidak menganggapnya terlalu di besar-besarkan lagi. Patung yang luar biasa itu memang ada. Satu-satunya perbedaan adalah sekarang dia menyaksikan patung laki-laki dan bukan perempuan.
Patung batu giok itu terlihat sangat indah, sampai-sampai Gu Xi Jiu kehilangan kata-kata untuk melukiskannya.
Pahatan patung itu tampak begitu asli, dan hampir setiap detail telah dilakukan dengan sempurna―bahkan bulu matanya telah diukir dengan cermat hingga sempurna. Patung itu tampak persis seperti manusia sungguhan!
Patung giok itu duduk dengan begitu indah di sana, seindah bulan dan seanggun bunga teratai.
Walaupun cuma benda mati, seluruh bagian dari patung itu cukup memikat untuk membuat semua yang melihat patung itu menyembahnya. Tidak seorang pun berani melakukan hal yang dapat menyinggung patung itu.
Gu Xi Jiu belum pernah melihat patung yang tampak begitu hidup dan nyata. Dia sampai merasa bahwa patung itu akan hidup kembali jika seseorang membangkitkannya.
Dia tidak dapat menahan diri, dia ingin menyentuh wajah patung itu lagi. Patung itu keras dan dingin―dan permukaan batu giok itu halus sekali! Memang, itu hanya sebuah patung, bukan manusia sungguhan ....
Ada jubah putih yang menyelubungi patung itu. Jubah itu sehalus sutra dan setipis kain katun, dengan beberapa jahitan yang timbul. Tampak motif beberapa awan putih yang bergerak di atas rusa kecil putih di bawah cahaya biru yang bersinar.
….
Tokoh utama pria adalah iblis, jangan tertipu oleh penampilan luarnya! Tee hee ....