Xia Ling merasa bahwa tangannya dipegang oleh tangan kecil yang lembut.
Ia melihat ke bawah, dan melihat wajah Shaohui dalam cahaya redup.
Anak kecil itu mendongak dan berkata dengan gelisah, "Bu, aku tidak ingin naik ke atas panggung."
"Ada apa?" Xia Ling berlutut dan bertanya dengan lembut.
Suara Shaohui sangat lembut. "Aku tidak ingin memanggil orang itu... kakek buyut."
Hati Xia Ling terasa sakit. Ia yang paling mengenal anaknya. Anaknya selalu terlihat riang dan tidak keberatan saat para pelayan menyinggung perasaannya. Penderitaan macam apa yang dialaminya sehingga ia sepenuhnya menolak seseorang?
Ia kemudian berkata, "Kalau begitu, jangan panggil dia kakek buyut."
Mata Shaohui berbinar. "Apakah tidak apa-apa?"
"Kapan aku pernah berbohong padamu?" Xia Ling tersenyum dan membelai kepala anaknya dengan simpati. "Tenang saja, bahkan jika dunia hancur berantakan, ibumu akan berada di sini untukmu."