"Bagaimana dengan latihan menarimu?" Nizam berkata sambil menghapus keringat Alena yang meleleh di pelipisnya.
"Kau pasti akan kagum kepadaku. Kata Putri Rheina, Aku adalah murid yang hebat" Mata Alena berbinar - binar. Ia lalu menggerak - gerakkan tubuhnya di depan Nizam. Nizam yang sedang duduk di tepi tidur menatap tubuh istrinya yang bergerak - gerak. Tetapi Nizam tahu kalau gerakan itu bukan gerakan tarian tetapi hanya ekspresi istrinya yang sedang berbahagia.
"Menarilah! Aku ingin melihat sudah sejauh mana kau mempelajari tariannya" Kata Nizam.
"Baiklah.. Nah perhatikan Yang Mulia. Kau pasti akan mati karena terpesona" Kata Alena sambil kemudian mengambil posisi untuk menari tetapi kemudian dia terdiam.
"Mengapa kau terdiam, ayolah menari. Aku ingin melihat istri Yang Mulia Pangeran Nizam menari dengan indah"
"Tapi tidak ada musiknya. Aku tidak bisa menari tanpa di iringi musik"