Arani tampak mengernyitkan dahinya ketika seorang penjaga melaporkan kepadanya bahwa Tuan Faruk tidak ada di ruangannya. Arani yang sedang melayani Jonathan sarapan langsung berdiri tegak.
"Ada apa? Kau jangan tegang begitu? Ingat kau sedang mengandung" Kata Jonathan sambil ikut berdiri dan mengusap punggung Arani.
"Tuan Faruk hilang dari ruangannya. Dia memanfaatkan ketiadaan Aku dan Yang Mulia Pangeran Nizam" Kata Arani sambil bergegas memakai jas-nya dan menyelipkan pistol dipinggangnya.
Jonathan tahu kalau Arani adalah seorang jenderal tetapi setiap kali Ia melihat Arani membawa senjata tetap saja Ia merasa tidak nyaman. Arani seperti sedang menantang bahaya ketika membawa senjata itu.
"Apakah memang perlu selalu membawa senjata? Apakah tidak berlebih-lebihan? Ini kan di dalam istana, Aku pikir situasi nya tidak terlalu berbahaya" kata Jonathan sambil menatap pinggang istrinya. Senjata itu dekat dengan perut Arani di mana ada anaknya di situ.