Alena masuk ke dalam rumah sambil menangis, para pelayan hanya mengangguk sambil membungkukkan badannya. Arani mengikuti Alena dengan wajah yang muram. " Yang Mulia jangan menangis lagi." Kata Arani melihat mata Alena yang sudah bengkak.
"Aku takut.. Aku takut.." kata Alena sambil terisak - isak. Arani menghela nafasnya yang terasa sesak. Takut sekarang percuma saja, harusnya Alena memikirkan ketakutan itu sebelum kejadian tapi sekarang mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Penyesalan memang selalu datang terlambat karena kalau di depan bukan penyesalan tetapi pendaftaran.
Dear Reader...
Terima kasih tetap setia membaca Novel CSP, dan tetap bersabar dengan novel yang babnya banyak.
Semoga Reader memahami untuk menjadi novel Indonesia bisa berada pada peringkat yang bagus sehingga menjadi tuan rumah di negeri sendiri maka banyaknya bab harus bisa menyaingi novel terjemahan.
Jadi mohon maaf jika nanti ada Reader yang kurang berkenan dengan banyaknya bab pada beberapa Novel Kami.
Kesediaan Anda untuk membeli coin berbayar dalam membuka bab yang terkunci juga akan membuat para Author di Indonesia bisa tetap bertahan untuk menulis.
Author do'akan semoga Reader semua dimurahkan rezekinya dan selalu sehat sehingga dapat tetap mengikuti novel hasil karya Author Indonesia.
Happy Reading, Keep Healthy. I LOVE YOU ALL..