Arani masih lenyeh - lenyeh tiduran ditempat tidur. Ia baru sembuh dari demamnya. Ia menatap Jonathan yang sudah rapih mengenakan kemeja dan celana jens hitam. Jonathan tampak mengemas beberapa buku ke dalam tasnya. Ia juga memasukan notebook dan peralatan menulis.
"Apakah Kau akan ke kampus ?" Tanya Arani sambil sedikit menggeliatkan tubuhnya. Selimut yang dikenakannya melorot hingga menyisakan pemandangan dadanya di sebalik gaun tidurnya. Jonathan sesaat terpesona, Ia menelan ludahnya sendiri. Sejak malam mengerikan itu Ia belum pernah menyentuh Arani lagi. Ia takut melukai istrinya lagi.
Jonathan menganggukan kepalanya, " Aku ada janji dengan dosen pembimbingku, Apakah Kau tidak apa - apa kalau kutinggalkan. Bagaimana dengan demammu?" Kata Jonathan sambil menghampiri Arani. Arani merangkulkan tangannya ke leher suaminya sambil tersenyum malu - malu.
Dear Para Reader yang terhormat
Suatu konflik sangat perlu untuk mendukung jalan cerita semakin menarik dan tidak datar.
Cerita ini tidak bermaksud untuk merendahkan kaum wanita dari sudut manapun.
Semoga tetap Happy Reading Ya.. dan tetap setia membaca novel ini.