Keesokan paginya seorang pemuda dengan wajah yang lebih segar dari sebelumnya diantar oleh asistennya untuk kembali ke apartemennya dengan perasaan yang sesaat masih terasa bayang bayang kejadian yang tak ia inginkan terjadi di luar kendali nya.
Manik nya tampak sayu, dan seluruh badannya masih terasa lemas.
Semua ingatan ingatan tak terduga itu seakan seperti kaset yang terus berputar secara terus menerus di otak nya.
Bayangan ia menembak, dan akhirnya di tepis oleh seorang pemuda yang akhirnya pemuda itu tetap terkena dampak dari tembakannya, bahkan suara jeritan isak tangis dari lawan mainnya juga terekam di kepalanya.
'Oh apa yang harus aku lakukan ?' benak pemuda itu merasa tertekan.
Sungguh ia tak pernah mengiginkan hal hal seperti itu terjadi, bahkan tak pernah ia terfikir bahwa pelaksanaan produksi tersebut dapat ceroboh seperti itu.