Hari ini begitu istimewa. Semua persiapan sudah jadi. Kamar Xing Xing di hiasa oleh jutaan mawar putih.
"Putrakuuuu! Putraku yang nakalllllll!Kamu merebut ibumu dariku. Kamu benar benar nakalllllll." seorang dengan jubah kebesaran perangnya menciumi dan menggoda seorang bayi tampan yang memiliki wajah yang mirip seperti Xing Xing dalam gendongannya.
Mendengar itu, Xing Xing bangun dari tidurnya yang nyenyak. Tubuhnya masih terasa lemas tapi tetap berusaha bangun menghampiri asal suara yang tidak jauh dari tempatnya tertidur.
"Jangan berkata seperti itu nanti pangeran kita akan sedih."
Jiang Ming menaruh putranya di pangkuan Xing Xing dan memeluk mereka dengan erat.
"Aku terlalu bahagia. Aku takut ini hanya mimpi. "
Jiang mengecup dahi Xing Xing kemudian hidung dan mulut Xing Xing secara perlahan. Jiang Ming kembali memeluk erat Xing Xing dan putra mereka.
Kelahiran putra mereka memang menambah kebahagiaan hari ini.
"Tidurlah lagi kami akan di sampingmu. Fisikmu masih sangat lemah."
Feng Jiang Ming membantu Xing Xing dan bayinya tertidur di dalam pelukannya.
Xing Xing tidur dengan nyenyaknya. Xing Xing terbangun dengan keadaan bingung. Xing Xing mecari keberadaan Jiang Ming. Tiba tiba sesuatu dalam yang tidak beres terjadi pada perutnya.
Perutnya di tendang oleh anak dalam kandungannya. Anaknya membantu menyadarkan Xing Xing bahwa itu adalah mimpi. Anaknya masih ada dalam kandungannya.
"Terima kasih anakku kamu mengingatkan ibu. Apa kamu ingin menghibur ibu anakku?" Xing Xing dengan halus mengelus perutnya yang telah membesar dan bersadar di tepi ranjang.
Xing Xing akhirnya menangis tersedu sedu. Xing Xing tak kuat lagi menahan semuanya sendiri. Sebenarnya Xing Xing mengutarakan keinginannya untuk mengatasi perompak karena ingin pergi dari istana.
Dengan kepergiaannya ia ingin menarik Jiang Ming keluar istana dan pergi bersama Jiang Ming.
Xing Xing tau segalanya. Mata mata telah melaporkan semua hal detail tentang identitas perompak itu. Perompak itu di pimpin oleh mantan jendral dari kerajaan Jiang Ming dan semua perompak itu adalah prajurit kerajaan Jiang Ming.
Untung saja Wei Su tak mendengar itu. Itu akan menjadi huru hara bila Wei Su mendengarnya.
Dengan kepergiaan Jiang Ming, itu menandakan dua hal. Pertama Jiang Ming berjuang untuk mati demi dirinya. Atau yang kedua yaitu Jiang Ming akan berdiri melawannya.
Hal itu yang membuat Xing Xing tak mengerti sampai saat ini. Dia benar benar takut kehilangan Jiang Ming. Bahkan dia begitu bahagia saat Jiang Ming mengajaknya menikah.
Xing Xing tidak bisa menahan Jiang Ming pergi. Xing Xing tidak ada kepercayaan diri untuk menahannya begitu pula Xing Xing juga tidak igin anaknya menjadi batu sandungan bagi keinginan Jiang Ming. Bukan karena dia tidak cinta tapi Jiang Ming sendiri yang harus memilih.
Antara berdiri di sampingnya atau berseberangan dengannya.