kulirik gadis yang duduk di sampingku sesekali sambil menyetir. wajah clara tampak suram, padahal beberapa menit yang lalu dia masih memasang senyum di wajahnya. entah apa yang dipikirkannya. seharusnya sudah tidak ada masalah, dia sudah minta maaf pada arin dan sudah tahu yang sebenarnya, seharusnya audah selesai kan? kenapa dia masih murung saja?
"aku pernah bilang gak kalo aku gak suka liat orang murung?" ujarku, clara menatapku.
"maaf, aku cuma... aku gak bisa bayangin berada di posisi arin saat ini" ujar clara, dia tampak sedih. aku diam, menunggunya kembali berbicara.
"besarin anaknya sendiri, tanpa kehadiran suami. itu kan berat banget. maksudku... sosok laki-laki itu penting buat dia dan juga abel, baik sosoknya sebagai suami ataupun ayah, aku..."
"sst..." kutempelkan jari telunjukku di bibir clara, membuatnya berhenti berbicara.