Gai Cang memegang sebuah tombak ilahi di tangannya, dan cahaya suci yang tak ada habisnya mengalir ke bawah. Pada saat itu juga, satu sosok yang terlihat seperti dewa muncul di atas langit, dan sosok itu tampak sangat menyilaukan dan telah beresonansi dengan langit dan bumi, seolah-olah sosok itu adalah penguasa dari area ini.
Gai Cang, yang telah berdiri dari kursi singgasana emasnya, kini melangkah di udara, dengan tombak ilahi yang diarahkan ke Istana Divine, seperti tombak para dewa. Cahaya suci keemasan yang tak terbatas muncul di udara dan melesat melintasi langit saat suara gemuruh yang mengerikan bergema di udara. Pada saat ini, Istana Divine Shangxiao seperti sedang menghadapi hari kiamat, dan tombak ini terlihat seperti hukuman dari para dewa.