Di aula utama Kuil Serigala Surgawi, suasananya sangat mencekik. Duduk di singgasana bukan lagi Dewa Kuil Serigala Surgawi yang asli tetapi seorang pria kokoh yang tampaknya berusia sekitar tiga puluh lima tahun. Meskipun usianya tidak bisa dianggap tua tetapi aura penindasan yang dia pancarkan membuat semua tetua Kuil Serigala Surgawi bersimbah keringat dingin. Ekspresinya sangat suram, sudut alisnya yang tebal telah menunjukkan kekecewaannya yang terbesar yang dia rasakan pada saat itu.
Di kedua sisi aula utama, para tetua dari Kuil Serigala Surgawi gemetar saat mereka berdiri terpaku di tempatnya, bahkan tidak berani bernapas dengan keras.
"Siapa yang bisa memberitahuku, tentang apa semua ini?" Pria dengan ekspresi cekung menyipitkan matanya saat dia menyapu pandangan cerdiknya ke semua tetua, suaranya yang suram bergema di seluruh aula.