Ye Sha yang berjaga di luar, tiba-tiba setelah mendengar desahan pelan itu, melepaskan ular tinta tanpa sadar.
Ia diam-diam menggosokkan tangannya di wajahnya di luar jendela tanpa suara.
"Tuan Jun, kau harus datang ke sini secepatnya."
….
Dikelilingi danau yang jernih dan tenang, di sebuah kuil Budha kuno, darah merah segar telah menodai kedamaian dan ketenangan tempat itu.
Di dalam Kuil Budha, mayat-mayat berserakan memenuhi lantai kuil. Darah yang berwarna merah cerah menutupi permukaan lantai, dan aroma kematian menyebar di seluruh sudut tempat yang tenang dan damai itu.
Di tengah lautan darah, sosok yang tinggi dan ramping berdiri. Di lantai di bawah kaki pria itu terdapat tumpukan mayat yang menggunung, terlihat seperti gunung vulkanik yang memuntahkan lahar panas yang menyala, dan aliran darah mengalir turun dari tangan dan kaki mayat-mayat itu, membentuk sungai darah yang berwarna merah di lantai.