Po Yu sedang leyeh-leyeh di singgasananya, jari-jarinya yang begitu putih, perlahan mengetuk sandaran tangan, tatapannya tertuju pada 3 tubuh di bawah dia. Kemudian seisi ruangan terpengaruh kekuatan hukum asal, 3 tubuh itu kemudian pecah dan menjadi debu.
"Anak brengsek, dia harusnya mati, tapi tidak boleh, dia adalah sasaran empuk." Po Yu bergumam sendiri.
Tiba-tiba suara langkah kaki terdengar dari luar.
"Guru!"
"Guru!"
Teriakan panik terdengar dari luar istana.
"Masuk." perintah Po Yu.
Nampak sosok pemimpin yang mengenakan baju besi berwarna ungu, pemuda tampan, pupil matanya berwarna hijau, di dahinya ada ukiran.
Ekspresi pemuda itu begitu sedih sekaligus penuh amarah. Dia kemudian berlutut dan berkata, "Guru...tolong selamatkan planet Mo Cha, kampung halamanku!"