Waktu telah merusak perkamen berwarna kuning muda dalam buku tersebut. Selain ada banyak kata-kata hasil tulisan tangan yang telah pudar karena termakan usia, halaman-halaman perkamen itu juga saling menempel antara satu sama lain. Beberapa catatan kaki ternoda oleh bekas-bekas pembusukan.
Buku tersebut ditulis dalam format naskah kuno dengan tulisan yang berantakan dan sulit dipahami. Seolah seorang anak berusia tiga tahun bisa membuat tulisan yang lebih baik dari buku itu.
Xavier sudah tidak suka membaca dan menulis sejak masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Namun 'nasib baik' karena memiliki seorang ayah dengan gelar doktor dalam bidang sejarah membuatnya harus memahami berbagai gaya penulisan kuno sejak dia masih kecil. Naskah yang ada di buku ini merupakan bidang keahliannya yang telah diajarkan dengan serius oleh ayahnya tersebut.
Xavier berhasil membaca bagian-bagian buku yang masih bisa dibaca.