Suara lolongan dan raungan bergema di wilayah tersebut. Sejumlah besar siluman berperingkat tinggi yang berkumpul di sekitar sebuah altar pusat berdiri di tanah Suku Blackblood, melantunkan pujian-pujian untuk Malar. Kelompok demi kelompok tawanan berperingkat tinggi dibantai di depan altar tersebut dan darah segar mereka menetes ke dalam kolam darah yang terdapat di tengah altar itu.
Pengalaman yang sebelumnya memberi tahu para pendeta ini bahwa sebuah pengorbanan darah berskala besar akan menenangkan sang Dewa Pemburu. Bahkan dewa itu akan memberikan berkah ilahi yang besar kepada mereka.
Namun sekarang, kemarahan Malar tidak berkurang sama sekali. Setiap pengorbanan darah yang dilakukan hanya membuatnya menjadi semakin ganas seperti awan panas dari gunung berapi yang mendidih di puncak gunung.