Setiap hari, setiap saat, dia memikirkannya.
Namun, dia menahan sikap impulsifnya hanya demi seorang anak berengsek yang tidak tahu berterima kasih.
Dia terkejut akan dirinya sendiri karena mampu menahannya sampai selama ini.
Tentu saja, pria di seberang ini juga melakukan hal yang sama.
"Kamu menolak Qiao Yi," Lu Tingxiao berkata dengan penuh percaya diri.
Bukan saja dia sudah memperkirakan kalau Qiao Yi akan mampir, dia juga menduga kalau Yun Shen akan menolak tawaran Qiao Yi.
Yun Shen terdengar kesal. "Hanya karena aku menolaknya, maka aku harus menerimamu? Aku khawatir dengan nalarmu, kak!"
"Kamu tahu benar tentang kebenaran akan kejadian itu," kata Lu Tingxiao dengan tiba-tiba.
Pupil mata Yun Shen menciut. "Jadi kenapa? Semua orang yang terlibat pantas mati! Termasuk Keluarga Lu!"
"Pada saat masalah ini beres, aku akan meninggalkan Perusahaan Lu," lanjut Lu Tingxiao.