Lin Fan diliputi kegembiraan. Melihat anak yang baru lahir yang bahkan belum membuka matanya, Lin Fan berseri-seri cerah.
Dengan selembar bulu putih salju dan tanduk yang belum tumbuh di dahinya, memang terlihat seperti anak singa.
Lin Fan merentangkan kaki belakangnya dengan lembut untuk memeriksa jenis kelaminnya.
Betapa hebatnya jika itu jantan. Bagaimanapun, sebagian besar jantan memiliki kekuatan bertarung yang lebih kuat dibandingkan dengan betina. Namun sayang, itu adalah anak singa betina.
Lin Fan tidak tahu berapa lama dia berada di sini, juga dia tidak tahu apakah sesama murid Sekte Kemuliaannya telah pergi. Karena itu, dia menyelipkan anak singa itu ke dalam ranselnya dan keluar dari gua.
Di depan makam Lin Fan berlutut seorang murid yang menangis seperti orang gila yang mengeluarkan darah.