Télécharger l’application
28% 100 HARI CINTA / Chapter 7: 7. Tidak Ada Kabar

Chapitre 7: 7. Tidak Ada Kabar

Malam itu, saat jam pulang Adit berniat untuk menghubungi Rara, tetapi tiba tiba dia merasakan sakit di kepalanya...

Adit : "A...aduh!"

Riki : "Dit, Lo kenapa?"

Adit : "Ki, g... gue..."

Riki : "Ya ampun! Lo.. kambuh lagi?"

Adit menggelengkan kepalanya sambil menahan sakit...

Riki : "Ayo, kita harus segera ke rumah sakit"

Adit : "Nggak Ki, gue... Gue gak mau repotin Ibu terus"

Riki : "Ya ampun Dit, uang bisa di cari kok, Lo gak usah takut"

Adit : "Gue mohon Ki, untuk sekarang gue masih kuat kok"

Riki : "Duhhh, nanti kalo Lo kenapa napa gimana? Gue pasti bakal ngerasa bersalah banget"

Adit : "Gue masi kuat kok, kalo gue udah gak tahan gue bilang sama Lo"

Riki : "Y...ya udah kalo gitu, gue anter Lo pulang ya?"

Adit mengangguk...

Adit pun mengirimkan pesan pada Rara.

"RA, SORRY, KEKNYA MALAM INI KITA GAK BISA KETEMU, AKU ADA KEPENTINGAN MENDADAK NIH!"

Rara pun langsung membalas...

"OKE GAK PAPA, LAIN KALI AJA DIT"

Sesampainya di rumah Adit...

Adit : "Thanks ya Ki, udah anter gue pulang"

Riki : "Iya, sana masuk"

Adit : "Lo gak ke dalem dulu?"

Riki : "Nggak deh, gue langsung pulang aja"

Adit : "Oke"

Riki pun pergi, tiba tiba Ibu datang menghampiri...

Ibu : "Dit, kamu kenapa? Dimana motor kamu?"

Adit : "Aku simpen motor di kafe Bu, aman kok"

Ibu : "Ya ampun, muka kamu pucat sekali Nak, kamu... Kambuh lagi?"

Adit : "Kambuh apa sii Bu, aku gak papa kok"

Ibu : "Ya udah ayo masuk dulu"

Di kamar ...

Ibu : "Dit, jangan bohong sama ibu, kamu kambuh lagi kan?"

Adit : "Aku gak papa Bu, cuma sakit kepala dikit aja kok"

Ibu : "Ayo, kita harus ke rumah sakit"

Adit : "Nggak Bu!"

Ibu : "Jangan keras kepala"

Adit : "Bu, aku mohon... Jangan bawa aku ke rumah sakit, aku tahu saat ini ibu gak punya uang"

Ibu terdiam...

Adit : "Aku masih bisa tahan kok, aku cuma ngerasa pusing aja, jadi... Ibu jangan repot repot bawa aku ke rumah sakit, ya?"

Ibu : "Nggak Nak, ibu gak mau terjadi sesuatu sama kamu, cuma kamu satu satunya harapan dan satu satunya harta yang ibu punya:("

Adit : "Bu, aku janji... Aku gak akan kenapa napa"

Ibu : "Tapi Nak..."

Adit : "Sssttt... Sudah, sekarang aku mau nasi goreng buatan Ibu, boleh kan?" Ujarnya sambil mengusap air mata Ibu

Ibu tersenyum dan mengangguk...

***

Singgah cerita, setelah beberapa hari Rara dan Adit tidak bertemu, Adit juga tidak bisa dihubungi oleh Rara.

Rara : "Duh, kok Adit gak aktif terus ya? Aku ngerasa kangen banget sama dia:)"

Mama : "Ra, kamu ngapain disini? Gak kerja?"

Rara : "Hari ini dan besok aku ambil cuti, Mah"

Mama : "Kenapa?"

Rara : "Ya aku pengen istirahat panjang, emangnya gak boleh ya?"

Mama : "Boleh boleh aja, asal jangan keseringan, nanti kerjaan kamu numpuk" ujarnya lalu pergi

Rara : "Mama kebiasaan deh, keknya gak suka banget kalo liat aku gak kerja, nyebelin banget!" Ujarnya lalu pergi menaiki mobilnya tanpa arah dan tujuan

Di perjalanan...

Rara : "Ini sebenernya aku mau kemana ya? Duhhh, kok aku jadi bingung sendiri sii:) hmmm, ke kafe aja deh nemuin Adit"

Sesampainya di kafe...

Rara : "Hai" sapanya kepada Riki

Riki : "Eh, Hai"

Rara : "Eummm, kok ganti partner?"

Riki : "Oh, Lo nyari Adit ya?"

Rara : "Iya, kenapa hari ini dia gak ada?"

Riki : "Dia... Dia gak masuk"

Rara : "Loh, kenapa?"

Riki : "Udah beberapa hari dia sakit, jadi gak bisa masuk kerja"

Rara : "Apa?! Sakit? Ya ampun!" Ujarnya lalu langsung pergi

Saat itu Rara merasa sangat cemas pada Adit, dia juga kesal karena Adit tidak memberitahu soal keadaannya.

Sesampainya di rumah Adit...

Rara : "Permisi..."

Ibu : "Iya?"

Rara : "Eh, Bu" ujarnya sambil mencium tangan Ibu

Ibu : "Kamu... Siapa ya?"

Rara : "Aku temannya Adit Bu, aku boleh ketemu sama Adit?"

Ibu : "Oh, boleh, ayo masuk Nak"

Merekapun masuk, Rara melihat Adit yang baru keluar dari kamar mandi...

Rara : "Hai.."

Adit : "K..kamu?"

Rara : "Kenapa? Kaget ya?"

Adit : "Kamu ngapain disini Ra?"

Rara : "Jenguk kamu lah"

Adit : "Jenguk? Aku... Gak papa kok"

Rara : "Gak usah boong deh, aku tahu kamu lagi sakit"

Adit : "Aku sehat sehat aja, siapa yang bilang aku sakit?"

Rara : "Temen kamu yang di kafe"

Adit : "Duh Riki, kenapa dia harus bilang ke Rara" ujarnya dalam hati

Rara : "Udahlah gak usah nyembunyiin apa apa, kamu emang lagi sakit kan? Aku bisa liat dari wajah kamu, pucet banget tahu gak"

Adit : "Aku... Cuma sakit biasa kok, kamu gak usah khawatir"

Rara : "Kok kamu gak ngasi tahu aku kalo kamu sakit? Aku khawatir karna kamu gak ada kabar beberapa hari ini:("

Adit : "Emangnya... Aku ada hak buat semua itu ya? Hehe"

Rara : "Eummm... Kok nanya gitu sii, kamu kan temen aku"

Adit : "Iya maaf"

Rara : "Dit, kamu gak peka banget sii jadi cowok, kamu gak bisa liat apa kalo aku tuh suka banget sama kamu!" Ujarnya dalam hati

Tiba tiba ibu datang membawakan dua cangkir teh manis hangat...

Ibu : "Ini, silahkan diminum, cuacanya sedang dingin, jadi ibu buatkan teh manis hangat"

Rara : "Ya ampun, makasi ya buu"

Ibu : "Iya sama sama" ujarnya lalu pergi membiarkan Adit dan Rara bicara berdua


next chapter
Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C7
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous