***
Pagi itu, Ibu membangunkan Adit yang masih tidur pulas, padahal saat itu sudah waktunya Adit berangkat kerja.
Ibu : "Dit, bangun Nak, sudah siang"
Adit tetap diam...
Ibu : "Nak, bangun, udah siang" ujarnya sekali lagi
Adit masih saja belum bangun...
Ibu : "Ya ampun!" Ibu langsung mengecek badan Adit, badannya begitu banyak mengeluarkan keringat dingin, ibu langsung menelpon Rara untuk membantunya membawa Adit ke rumah sakit.
***
Di rumah sakit...
Rara : "Dit, tidurnya jangan terlalu pulas dong, aku mau ngobrol sama kamu. Kamu tahu gak? Pas malem aku gak bisa tidur, aku terus kepikiran kamu, dan aku juga terus mengingat moment moment kita di taman, aku gak pernah merasa sebahagia ini dalam hidup aku, kamu bener bener spesial banget buat aku Dit, kamu harus sembuh! Kamu harus kuat, aku gak tahu gimana nanti kalo tanpa kamu:("
Tiba tiba tangan Adit langsung menggenggam tangan Rara...
Rara : "Adit? Kamu udah sadar?"
Adit tersenyum dengan mata tertutup...
Rara : "Dit, buka mata kamu"
Adit : "Iya iya, aku buka mata" ujarnya bicara dengan suara dan nada yang masih sangat lemas
Rara : "Dit, akhirnya kamu sadar"
Adit : "Hmm, rumah sakit lagi ya? :)"
Rara : "Iya dong, kan biar sembuh"
Adit : "Aku sudah bosan Ra"
Rara : "Kok gitu?"
Adit : "Aku sudah muak mencium bau rumah sakit:) kapan aku berhenti mendatangi tempat ini?"
Rara : "Sabar dong, kamu harus semangat buat sembuh, gak boleh kek gini, oke?"
Adit : "Terkadang, aku selalu mengeluh pada Tuhan, kenapa dia selalu membuatku seperti ini di hari bahagiaku?"
Rara : "Karena Tuhan tahu kamu bisa lewati semuanya Dit"
Adit : "Tapi aku tidak selalu bisa Ra:)"
Rara : "Kamu bisa!" Ujarnya yang terus menyemangati Adit
Adit : "Hidupku benar benar tidak beruntung"
Rara : "Hmm, jadi pertemuan kita kamu anggap tidak beruntung?"
Adit : "Ini bukan tentang pertemuan kita Ra, ini hanya tentang hidupku"
Rara : "Ada apa sebenarnya Dit? Keknya kamu bukan lagi ngeluh soal penyakit kamu"
Adit : "Dalam hidupku ada hal yang lebih menyakitkan dari sakit kanker Ra"
Rara : "Maksud kamu?"
Adit : "Saat aku mengetahui kebenaran ini, aku benar benar merasa putus asa, aku melemah, dan aku merasa kecewa pada Tuhan:)"
Rara : "Kenapa begitu Dit?"
Adit : "Aku... Aku hanyalah anak buangan yang sama sekali tidak diharapkan:("
Rara : "A..apa?!"
Adit : "Iya Ra, aku bukan anak kandung ibuku"
Rara : "T..terus... Dimana orang tua kandung kamu?"
Adit : "Aku gak tahu, aku harap aku tidak akan pernah bertemu mereka:)"
Rara : "Dit, tenang... Kamu bisa ceritakan semuanya sama aku, jangan pendam luka kamu sendirian, kamu bisa berbagi semuanya sama aku"
Adit : "Hidupku benar benar dipenuhi dengan air mata kesedihan, aku kasihan pada diriku sendiri"
Rara : "Ssssttt, kamu gak boleh ngomong kek gitu"
Adit : "Tapi itu bener Ra"
Rara terdiam...