menurutku dari segi cerita cukup menarik. tapi, untuk konsep "plug and play" dari tubuh buatannya terkesan gk "real". kalo bisa sih, ada penjelasan tentang "penyetelannya seperti apa, mekanismenya seperti apa" agar tubuh manusia bisa menggunakan tubuh buatan tersebut. operasi donor organ tubuh saja kalau tidak sesuai, bisa adanya penolakan dari si tubuh yg dioperasi. tapi entahlah, aku belum pernah baca cerita mengenai cyborg. jadi kurang paham soal tubuh buatan.
“Bagaimana jadinya kalau, hampir setengah dari populasi di dunia adalah manusia Iblis?”
Sebuah fenomena alam tiba-tiba terjadi di berbagai tempat di seluruh dunia. Beberapa gunung api aktif memuntahkan asap hitam yang sangat pekat, lalu asap itu membumbung tinggi dan menyelimuti hampir seluruh permukaan bumi. Menimbulkan kepanikan masal dan sebagian besar orang-orang mulai berperilaku aneh. Seolah dirasuki oleh roh jahat. Bola mata mereka jadi berwarna merah menyala, taring mereka juga tampak keluar dan tajam. Selain itu, wujud mereka juga berubah jadi sesosok monster yang mengerikan. Mereka memangsa setiap orang yang ada di hadapannya tanpa terkecuali. Sehingga menimbulkan kekacauan dan kehancuran di mana-mana. Dan mereka pun dijuluki sebagai manusia Iblis.
Kekacauan tersebut, memaksa setiap negara untuk mengerahkan kekuatan militer untuk menghentikan mereka. Hanya saja, mereka sangat keji dan haus darah. Mereka terus melakukan penyerangan tanpa henti meski dalam keadaan terluka. Karena, selain memiliki ketahanan tubuh yang luar biasa. Mereka juga mampu memulihkan luka yang mereka terima dengan sangat cepat. Yang membuat mereka jadi tidak terhentikan. Karena hal tersebut, kekacauan pun berlangsung selama puluhan tahun, dan mengakibatkan hampir setengah populasi manusia di seluruh dunia didominasi oleh mereka.
Sampai akhirnya para petinggi negara di dunia menerbitkan sebuah kebijakan. Yaitu, mengakui mereka sebagai ras manusia yang baru, yaitu Hybrid Human, dan memberi mereka hak seperti manusia pada umumnya. Kebijakan tersebut pun diterima dengan baik oleh sebagian besar dari mereka. Termasuk Lucy, yang sudah lelah dengan kehidupan gelapnya. Hanya saja, timbul diskriminasi di masyarakat terhadap mereka semua, yang membuat mereka kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan mau pun memiliki pasangan yang bukan sesama Hybrid Human.
Bagaimana Lucy dalam menghadapi semua itu? Rintangan apa saja yang menanti Lucy di depan sana? Dan apakah ia menemukan sesuatu yang membuat hidupnya berubah jadi lebih baik?
Mengisahkan seseorang bernama Reyn, yang kembali menjalani hidupnya setelah kehilangan sosok yang begitu berarti baginya. Yaitu, Ayahnya Reyn telah meninggal dunia. Sehingga Reyn juga kehilangan semangat, keceriaan dan perasaannya. Namun, Reyn bersyukur masih memiliki orang-orang yang membutuhkannya. Sehingga ia punya alasan untuk keluar dari masa sulitnya itu.
Seiring berjalannya waktu, Reyn menemukan semangat baru. Yang membuatnya kembali ceria. Dan mengisi hatinya dengan perasaan baru. Hanya saja, itu membuat hati yang lain terluka.
Nino bertemu dengan teman masa SMA-nya, Vira. Di acara pernikahan salah satu teman mereka. Dari sana mereka kembali saling kontak dan bertemu. Seiring waktu, Vira mengutarakan kalau dirinya ingin pacaran dengan Nino. Karena, mendengar saran teman-teman mereka untuk pacaran. Nino setuju saja dan mereka pun mengikrarkan janji mereka.
Nino adalah seorang perokok dan Vira ingin Nino berhenti merokok, demi kesehatannya sendiri. Namun, hal itu berat bagi Nino. Suatu waktu Nino merasa gelisah jika tidak merokok. Alhasil, Nino merokok tanpa sepengetahuan Vira. Hanya saja, lama-lama Vira tahu jika Nino tetap merokok tanpa ia ketahui.
Dari situ, Vira merasa gagal dalam mengubah kebiasaan Nino. Nino pun meminta kepada Vira untuk putus saja. Karena, menganggap usaha Vira tidak ada artinya. Namun, Vira marah dan pergi dari Nino. Mereka tak lagi melakukan kontak untuk beberapa waktu. Dan hal itu membuat Nino merasa hampa.
Apakah mereka akan kembali bersatu atau tidak?
Langsung saja baca kisah lengkapnya.
See this! I just gifted the story: Ice cola
Lucy's F(r)iend
Fantasy · EjeS