Descargar la aplicación
18.18% Your voice / Chapter 2: ONE

Capítulo 2: ONE

Langit enggan memperlihatkan keindahan warnanya pada hari ini, dedaunan melepaskan pengangannya pada sang tangkai, seolah mereka memperlihatkan simpati pada seorang gadis yang terduduk dikursi taman sendiri, hanya angin yang memeluk tubuh mungil sang gadis.

Sang gadis tidak beranjak meski langit sudah memberi tanda akan turunnya hujan, dia merogoh tas yang selalu digendongnya, tas yang menjadi saksi bisu perjalanan hidup sang gadis, dia mengeluarkan secarik kertas dari sana dan membuangnya tanpa melihat kertas itu, seolah sudah menghafal setiap huruf dikertas itu.

Seorang pria menghampiri gadis itu dengan panik karena rintik hujan mulai turun nampak acuh meski mengenai sang gadis,

Pria itu menyentuh bahu sang gadis dengan ringan, sebelum pria itu bicara sang gadis bangun dari duduk nyamannya dan mulai menuju sebuah Mobil.

Ditempat lain..

"Ahh sungguh pagi yang sangat menyenangkan, aku harus segera pulang dan bersiap hibernasi" ucap danial dengan senang setelah sampai dibandara, dan diangguki oleh wildan

"yang benar saja kawan kalian mau langsung tidur?, dunia itu asik Jadi ayo nikmati sepuasnya, lihat banyak pramugari segar yang lewat ayo cari yang enak diliatnya" fahri berkata dengan tawa riang dan mata yang terbuka lebar seolah mencari santapan.

"lo gila!! yang benar saja gue udah punya anak istri yang menunggu buat dikasih makan, lo juga harus persiapan lamaran kan? " respon wildan dengan memutar bola matanya

Fahri gelagapan pasalnya pacar yang akan dilamar itu sepupunya wildan,

"ah maksud gue ituuu eumm danial kan belom punya gandengan buat dibawa pulang Jadi siapa tau mau nyari pramugari gitu masa nyari pramugara" ucap fahri mencoba menjelaskan dengan nada bercanda yang dibuat buat

"sayang sekali fah aku belum tertarik dan bunda pun belum menagih menantu, kamu saja yang mencari untuk calon istri yang kedua" danial tertawa puas setelah berkata begitu karena fahri langsung dipelototi oleh wildan yang langsung berjalan menjauh sambil berkata

"kalo lo nyari gara gara, lamaran lo ke sepupu gue, bakal ditolak!! "

Fahri panik dan langsung mengejar wildan sambil membujuknya

"Yah wil jangan dong nanti citra gue jelek kalo gagal lamaran"

"masa bodo gak gue pikirin, kan lo emang udah jelek mukanya, kalo cuma nambah jelek citra kan kagak rugi banyak" balas wildan dengan teganya

"kan babang wildan sayang sama dede fahri masa mau jahatin dede fahri sih" fahri membuat wajah dibuat sememelas mungkin dan tangan Memeluk wildan dari samping

Wildan berusaha melepaskan tangan fahri "danial lo nemu dimana sih yang kaya gini, geli gue ditempelin"

Danial menyusul mereka, dan mendengar ucapan wildan hanya bisa tertawa .

Mereka bertiga tidak memperhatikan Sekitar sehingga tidak menyadari ada seorang wanita cantik yang menghampiri mereka dengan langkah ringan

"mas dani mau pulang? " tanya wanita itu tiba tiba

"Iya saya mau pulang, anda siapa? Tanya danial dengan wajah bingung

"ah eum saya gita yang waktu itu menawarkan tumpangan"jelas wanita yang memperkenalkan diri sebagai gita itu dengan wajah merah karena malu, sementara danial mengerutkan kening nampak berpikir, setelah beberapa detik berpikir danial dengan enteng dan wajah tanpa dosa berpikir

"maaf saya tidak ingat"

Wildan dan fahri yang mendengar itu tertawa tanpa ditahan karena bagi mereka hal itu tidak aneh karena danial benar benar pelupa, dan itu adalah kejadian yang sering terjadi.

"Gimana kalo kenalan lagi, saya gita febrianti" ucap wanita itu sambil mengulurkan tangan dan wajah yang dibuat semanis mungkin,

Fahri menyambut tangan itu "gue fahri, ini wildan dan satu lagi yang sudah pasti lo kenal danial anggabuana " fahri menunjuk wildan dan danial dengan senyum mengejek kepada wanita itu,

"eum kalo gitu saya duluan, permisi" wanita itu lari dengan tergesa menyeret kopernya

"mas dani ko kejam sama dede, dede kan sapa dengan secantik mungkin malah dijawab dengan enteng gak tau"ejek fahri dengan Nada dibuat semanja dan semanis mungkin

"dede kaya gak tau aja mas dani mu ini, dia kan udah tua Jadi pelupa" wildan pun menambahkan, lalu mereka berdua pun tertawa kembali dengan kencang

"itu kan bukan kemauan aku, bener lupa juga gimana dari pada pura pura kenal"jujur danial sambil memegang dan sedikit menarik narik telinganya

"salut gue sama itu cewe, kaya gak tau aja seorang danial anggabuana gimana, padahalnya rumor lo pelupa itu tersebar luas" sahut fahri

"udah ah kita pulang buruan keburu hujan"wildan menengahi sambil menarik kopernya

Mereka bertiga pun pulang dengan taksi berbeda.


next chapter
Load failed, please RETRY

Estado de energía semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Piedra de Poder

Desbloqueo caps por lotes

Tabla de contenidos

Opciones de visualización

Fondo

Fuente

Tamaño

Gestión de comentarios de capítulos

Escribe una reseña Estado de lectura: C2
No se puede publicar. Por favor, inténtelo de nuevo
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de las actualizaciones
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Antecedentes del mundo

La puntuación total 0.0

¡Reseña publicada con éxito! Leer más reseñas
Votar con Piedra de Poder
Rank NO.-- Clasificación PS
Stone -- Piedra de Poder
Denunciar contenido inapropiado
sugerencia de error

Reportar abuso

Comentarios de párrafo

Iniciar sesión