Adnan masih menunggu Binar tenang lalu mengatakan apa yang sudah diimpikannya itu. Akan tetapi, Binar tidak bisa mengatakannya karena dia belum bisa dan Adnan pun tidak memaksanya.
"Sudahlah ... isi dulu perutmu setelah itu kembali istirahat," Adnan berkata lalu mengulurkan tangannya pada Binar.
Binar menerima uluran tangan Adnan, dia pun berjalan menuju sofa. Dilihatnya sudah ada makanan yang tertata rapi di atas meja. Dia hanya duduk menatap makanan itu, tidak terniat untuk menyantapnya karena mimpi itu terasa nyata baginya.
"Sayang, kamu mau makan sendiri atau aku suapi dengan bibirku ini?" bisik Adnan pada Binar yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri sembari menggigit daun telinga sang istri dengan lembut.
Adnan pun mencium leher Binar dengan lembut, dia ingin membuat istrinya itu tidak terus melamun. Karena itu tidak pas untuk seorang Binar Chavali, yang ketakutan akan bunga tidur yang belum pasti akan menjadi kenyataan atau tidak.