Sesosok misterius berjalan menuju ibukota. Dia memiliki rambut dan berjanggut putih. Jubahnya compang camping. Banyak orang yang berlari ketakutan melihatnya.
Sebagian pula, orang yang tau siapa dia segera menaruh hormat padanya.
Sementara itu, tabib istana segera berlari menuju kamar Xing Xing. Wajah Xing Xing sudah pucat.
"Syukurlah paduka, kalian akan di karuniai pangeran kembar. Mereka memiliki denyut nadi yang kencang. Pangeran begitu lincah dan sehat di dalam kandungan paduka ratu." wajah gembira menghiasi wajah tabib istana.
"Lalu darah apa yang muncul? Lalu mengapa Xing Xing menjadi pucat?" tanya Wei Su lega sekaligus bingung
"Paduka Ratu hanya kelelahan. Paduka raja berserta pangeran terlalu aktif menyebabkan Paduka Ratu kelelahan. Sepertinya pintu masuk milik paduka ratu telah tersobek oleh milik paduka raja. Sebelumnya paduka raja mungkin belum memasukannya terlalu dalam."
"Apakah itu buruk bagi Xing Xing?" Malu dan kawatir terlihat jelas di wajah Wei Su.
"Tidak paduka. Itu akan mempermudah jalannya keluar kedua pangeran. Kalian dapat melakukannya tapi jangan membuat paduka ratu kelelahan. Saya akan membuatkan ramuan untuk kesehatan paduka ratu dan janinnya."
Hari telah menjadi gelap. Wei Su baru saja bangun dari tidurnya. Wei Su segera melepas kulumannya pada gundukan Xing Xing.
Xing Xing masih terlelap. Namun, melihat Xing Xing saja sudah membuat dia kembali bergairah. Dia masih marah dan ingin melampiaskan semua gairah dan amarahnya pada Xing Xing.
Namun, saat ini Xing Xing masih butuh istirahat. Wei Su memutuskan kembali ke kamar Ling Xue. Kamar Ling Xue kosong. Wei Su segera memerintahkan pasukannya untuk mencari Ling Xue dan putrinya. Kemarahan jelas terpancar dari wajah Wei Su. Kemana wanita bodoh itu membawa putrinya. Wanita hanya membawa masalah saja, pikirnya.
Wei Su memerintahkan membawa anggur merah serta membawa para gadis persembahan hasil perang yang di menangkan Wei Su.
Puluhan gadis cantik datang ke kamar pribadinya. Gadis gadis itu terikat satu sama lain saat mereka tiba. Wajah mereka telah di dandani sedemikian rupa dan di berikan jubah yang bagus.
Mereka telah dididik dengan baik untuk melayani Wei Su atau para penjabat istana lainnya. Mereka dari berbagai macam kalangan. Bahkan ada yang dulunya putri raja.
Wei Su tidak peduli. Yang terbaik dan masih perawan akan menjadi miliknya. Sisanya akan menjadi selir bahkan pelayan nafsu para penjabatnya.
Tentu saja Xing Xing tidak mengetahuinya. Xing Xing pasti akan menolaknya bila ia tau. Xing Xing telah berubah. Namun, Wei Su tidak.
"Buka jubah kalian! Menarilah erotis di depanku! Buatlah aku menginginkan kalian!"
Mereka langsung melepaskan jubah mereka dan menari erotis di depan Wei Su.
Sudah menjadi rahasia umum, rajanya sekarang adalah pemain wanita. Para gadis yang berusaha memberontak, akan di perawani oleh Wei Su dan akan di buang menjadi pelayan nafsu para prajuritnya sampai mati. Jika mereka beruntung dan terpilih maka mereka akan bernasip baik seperti Ling Xue. Dia menjadi selir raja bahkan melahirkan putrinya.
Gadis gadis itu hanya diam ketika mereka menari sesekali tubuh merka jamah secara bergantian oleh Wei Su.
Wei Su meminum anggurnya dan melihat pemandangan di depannya dengan wajah puas.
Seorang di antaranya menari dengan berani mendekati Wei Su. Dia semakin berani dan berani mempertunjukan tubuhnya pada Wei Su.