"Arima-kun bukankah kau terlalu kasar kepada kouichi."kata Retsu yang berada di samping Arima.
Mereka sekarang berada di dalam mobil, menuju kuil Kyuchoji, mengantar Arima ke-kuil.
Karena sudah di putuskan, untuk sementara Arima akan menempati Kuil Yakumo, selama beberapa saat.
Arima sedang menyandarkan kepalanya ke samping, sambil memperhatikan gedung-gedung tinggi di luar jendela mobil.
"Bukan berarti aku tidak menyukainya, tapi ada beberapa orang yang meragukan kemampuanku, dan jika aku mengulur-ulur waktu untuk menunjukan kemampuanku, beberapa orang satu demi satu akan mengeluarkan ketidak setujuan dengan posisiku yang sekarang, Jiji.. untuk sekarang aku harus mempertahankan posisi ini, bagaimanapun situasinya."Kata Arima.
Retsu menghela nafas sambil melihat ke arah Arima, dengan rambut putihnya dan sosok muda yang tampan memiliki aura agung.
"Aku akan mempercayaimu Arima-kun, terlepas dari apa rencana yang akan kau buat kedepannya."kata Retsu, sedikit tersenyum.
Arima yang mendengar ini juga tersenyum, lalu merubah sedikit ekspresi nya ke dalam keseriusan.
"Aku hanya akan berbicara sekali jiji.. Ada yang sedang memperhatikan Jepang dengan niat yang tidak baik."Kata Arima dengan serius.
Retsu yang mendengar ini tidak bisa tenang kembali, dan melihat ke arah Arima dengan serius.
"Apakah kamu punya bukti?."Kata Kudo Retsu.
Arima menggelengkan kepalanya dan hanya membalas.
"Firasatku.."Kata Arima dengan santainya.
Retsu tidak percaya dengan apa yang Arima katakan "firasat"?! Tapi, siapa Kishou Arima, dia adalah puncak dari eksistensi perang dunia ke-3 yang melalui ribuan perang.
Retsu yang mendengar peringatan dari Arima memasang ekspresi serius, setelah beberapa saat mengangguk.
"Aku tidak akan menurunkan ketajaman ku, tapi kau tidak boleh terlalu berharap kepada lelaki tua sepertiku Arima-kun."Kata Retsu dengan humornya.
"Heh!. Maka dari itu jiji.. Kau harus memberikanya kepada kaum muda sepertiku, untuk mengurus urusan yang merepotkan."kata Arima membalas lelucon Retsu.
"Benar, harusnya kaum muda itu semangat dan sehat sepertimu."Kata Retsu dengan ekspresi sedih.
"Ada apa jiji?.."Arima yang tidak akan melewatkan ekspresi yang di buat oleh Retsu sedikit penasaran.
"Haha tidak.. aku hanya mengingat cucuku saja, dia adalah penyihir yang hebat dan kejeniusan intelektual, tapi dia lahir dengan tubuh yang lemah, aku masih belum menemukan cara agar bisa menyembuhkannya."kata Retsu.
"Hemm... Maa.. kau masih memiliki umur, jadi berusahalah mencarinya."kata Arima dengan tenang.
Tapi dipikirannya sebuah rencana baru mulai tersusun dengan [perhitungan Mutlak].
Mata Arima memiliki sedikit fluktuasi ketika mendengar cucu dari Kudo Retsu...
__________
-ke Esokan harinya.
Pagi datang.Tatsuya sedang melakukan rutinitas biasa, Sparing bersama dengan Arima di lapangan kuil Kyuchoji.
Seperti biasa Tatsuya tidak bisa melancarkan serangan kepada Arima.
Selama Tatsuya ingin melancarkan serangan kepada Arima, Arima merespon bahkan sebelum Tatsuya menyerang, Arima melihat semua gerakan Tatsuya menggunakan, kemampuannya untuk melihat gerakan masa depan dan mengobservasi gerakan Tatsuya.
Miyuki yang berada di samping, masih saja dikejutkan dengan gerakan Arima yang tidak tersentuh oleh kecepatan Tatsuya.
POV MIYUKI.
'dia adalah pria yang sudah membantu oni-sama dengan pelajaran Taijutsunya, tapi meski itu oni-sama Kishou-sama masih tidak tersentuh.'
Miyuki mengagumi sosok Arima, apalagi setelah apa yang hobinya katakan.
Kemarin malam.
Bibinya menelepon ke rumah, Miyuki dan Tatsuya yang melihat situasi yang jarang terjadi ini menjadi serius.
"Tatsuya-kun, Miyuki-chan, kalian mengenal Kishou Arima yang sedang tinggal di kuil Kyuchoji bukan?."Kata Maya sambil menyenderkan kepalanya pada tangannya.
Miyuki dan Tatsuya mengangguk, Tatsuya menjawab."Benar oba-ue, kita memiliki kedekatan dengan beliau."
Maya yang mendengar ini mulai tertarik."ceritakan lebih lanjut."
Tatsuya dan Miyuki saling melihat satu sama lain, lalu mengangguk, dan menceritakan hari-hari ketika Tatsuya, Miyuki dan Arima menghabiskan waktu sebulan terakhir.
Maya yang mendengar Tatsuya di latih oleh Arima sangat terkejut mendengarnya.
"Tatsuya-kun, Miyuki-chan, bersikaplah sesopan mungkin pada pria itu, dia adalah sosok yang tidak bisa di guncang bahkan dengan keluarga Yotsuba pada saat ini.?"Kata Yotsuba sambil tersenyum.
Tatsuya mengerutkan keningnya, karena dia sudah mengandalkan beberapa kemampuan keluarga agar bisa menjadi penjaga dari Miyuki.
Bahkan ketika militer meminta Tatsuya sebagai prajurit, nama dari keluarga Yotsuba langsung membuat militer melangkah ke belakang.
"Oba-ue apakah Kishou-sama adalah musuh dari keluarga?."
Miyuki takut akan apa yang Miyuki katakan barusan, karena Kishou sudah membantu saudaranya untuk berkembang lebih jauh dengan cepat.
"Bukan begitu Miyuki, hanya saja berusahalah tidak menyinggung beliau, dan dia adalah teman baik dari kakek kalian, jadi akrablah sebisa mungkin, dan Tatsuya-kun, pelajarilah sebanyak mungkin, apa yang bisa kau pelajari dari beliau, karena beliau adalah sosok yang sangat ahli dalam pertempuran."kata Maya menyampaikan perasaan baik dari wajahnya.
Miyuki dan Tatsuya terkejut, dengan informasi Arima yang di katakan oleh Bibi mereka, mereka tidak akan meragukan perkataan yang keluar dari kepala keluarga Yotsuba sendiri.
"Dimengerti."Kata Tatsuya sambil membungkuk.
"Mengerti."Kata Miyuki sambil ikut menundukkan kepalanya.
"Baiklah karena itu, selamat tinggal."kata Maya sambil tersenyum kepada keponakan mereka.
Layarpun matu, Miyuki dan Tatsuya saling melihat.
Lalu mereka saling berdiskusi dengan informasi yang mereka peroleh dari Maya dan menyimpulkan langkah mereka kedepannya merubah sikapnya tentang Arima dan lainnya.
POV berakhir.
Tatsuya yang masih bertukar pukulan dengan Arima di tengah lapangan.
Tatsuya mengarahkan pukulan cepat ke arah Arima, melihat ini Arima tersenyum, Tatsuya sadar akan senyum yang terpasang di wajah Arima.
Tapi lengan Tatsuya yang sudah meninggal posisinya, menuju wajah Arima segera di tahan dengan mudah oleh lengan Arima.
Arima menangkap tinju dari Tatsuya mengangkat kakinya mengarahkan kaki ke-ketiak Tatsuya.
"Tak!."
Lengan Tatsuya lemas dan dia ambruk ke tanah dengan kesakitan.
"Yah... Mempunyai lawan yang cepat beradaptasi memang menyenangkan."kata Arima sambil tersenyum melihat Tatsuya memegang lengannya kesakitan.
Arima membantu Tatsuya bangun dan membawanya mendekati tempat Miyuki berdiri.
Miyuki yang memasang ekspresi wajah khawatir kepada Tatsuya segera melihat ke adaan saudaranya dan banyak lagi.
Ketika kita sedang bersantai mengobrol seperti hari biasanya Arima mendapati dengan [observasi HAKI] ada sebuah mobil yang berhenti di depan kuil Kyuchoji
Dari mobil itu keluar dua orang pria Yang satu terlihat seperti pemuda yang sudah memasuki universitas, tapi berpakaian hijau militer dan satunya lagi, memakai jas bisnis resmi.
Mereka berdua berjalan memasuki kuil, setelah mereka melihat ke arah Arima terus mendekati kelompok Arima yang sedang beristirahat di bawah pohon.
Tatsuya dan Miyuki melirik ke orang tersebut, sedangkan Arima hanya meminum minumannya seakan sudah menyadari keberadaan mereka dari pintu masuk.
"Mohon maafkan saya, Kishou-sama karena telah mengganggu waktu istirahatmu, saya agen pemerintah pertahanan Shibari Kurata."Shibari menundukkan tubuhnya dengan sopan.
"Dan pemuda ini adalah Apa yang anda minta dari universitas Militer untuk menjadi asisten anda."katanya sambil menunjuk ke arah pemuda itu.
Arima melirik ke arah pemuda tersebut dan senyum tiba-tiba terpasang di wajahnya yang tampan.
"Halo, senang bertemu dengan mu."kata Arima dengan ramahnya.
Pria itu memberi hormat militer kepada Arima dan berbicara.
"Senang bertemu dengan anda, Jendral nama saya Ayanokoji Kiyotaka."kata Ayanokoji dengan wajah santai dan mata pingsannya, memandang ke arah Arima.
_________________________________