Andra tidak tahu pergi kemana istrinya, pria itu juga tak terlalu peduli. Yang terpenting baginya, Andine harus kembali tepat waktu sebelum malam tiba di hotel tempat mereka menginap.
Jarum jam yang melingkar di pergelangan tangan Andra menunjuk ke angka tiga, hari sudah hampir menuju sore. Dan ia kini sedang pergi menuju sebuah kafe, ingin menikmati minuman berkafein sebagai salah satu cara untuk melepas lelah, juga beban di dalam pikiran. Setidaknya, dengan ini ia bisa merilekskan diri.
Andra baru saja menyesap es kopi pesanannya, ia tertegun saat mendengar dering panggilan pada ponselnya. Pria itu segera mengambil benda elektronik itu dan melihat siapa yang sedang menghubunginya.
Saat melihat layar dari benda pipih itu, kedua mata Andine lantas membulat dengan penuh keterkejutan. Pasalnya, yang sedang menghubunginya saat ini adalah, mamanya.