Setelah perayaan kecil-kecilan kemarin itu, Bimo jadi lebih aktif padaku, maksudnya jadi lebih jelas menunjukkan sayangnya, juga lebih sering kirim SMS meskipun untuk menanyakan hal sepele dan tak penting, atau hanya untuk cerita kalau dia baru saja ngumpulin bangkai semut pelaku pengeroyokan kue lapis yang seharusnya jadi takjil buka puasanya. Aku cuma bisa terpingkal tiap baca pesannya yang absurd.
Bulan Ramadhan berjalan cepat tanpa bisa di cegah, ini sudah dekat lebaran dan sekolah sudah libur dari mulai 3 hari yang lalu. Aku masih harus photoshoot untuk katalog edisi pasca lebaran, karena akan dikebut produksi dalam beberapa hari ini.
Ayah, mamah, dan Irin juga sudah mengepak barang yang diperlukan, hari ini mereka akan bertolak ke Sumatera, ke kampung halaman mamah karena Uwak yang merupakan kakak dari ibunya mamah sudah seringkali telepon untuk pulang. Aku jadi ikut panggil uwak karena mamah memanggilnya begitu.